Mengapa Jalan Tol Dibuat Berkelok, Padahal Bisa Lurus?

Ilustrasi/kompas.com
Rata-rata jalan tol memiliki alur berkelok-kelok, meski sebenarnya bisa dibuat lurus. Jalan tol di perkotaan mungkin tidak terlalu mengundang tanda tanya, karena kita mungkin berpikir memang seperti itu lahannya. Tapi ada jalan tol yang melewati lahan lurus, bahkan dengan jalan melayang, dan jalan tol itu tampak jelas dibuat berkelok, kadang hingga setengah lingkar. Kenapa begitu?

Alasan kenapa jalan tol dibuat berbelok atau melingkar—padahal bisa dibuat lurus—mungkin terdengar tak terduga, yaitu untuk menyelamatkan nyawa kita!

Jika kita berkendara puluhan kilometer di jalan tol yang lurus, dan kecepatan mobil tidak berubah (stabil), kita akan cepat jenuh dan lelah. Seiring itu, kurangnya aktivitas seperti mengerem dan memutar setir—karena jalan tol terus lurus—akan membuat kita mudah mengantuk.

Ketika itu terjadi, konsentrasi kita akan menurun, dan terus menurun. Itulah kenapa banyak orang yang sampai “tertidur” saat menyetir di jalan tol. Karena “gitu-gitu aja”—luruuuuuss, kecepatan stabil, minim injak rem, hampir tak pernah mutar setir. Apalagi kalau sendirian, hingga tidak ada teman bercakap.

Bisa membayangkan bahaya yang mengintai? Saat pengendara lelah, jenuh, dan mengantuk, tingkat kewaspadaan akan menurun. Ketika terjadi sesuatu yang membutuhkan refleks atau gerak cepat, pengendara akan terlambat menyadari, karena konsentrasi di titik rendah.

Jalan tol sengaja dibuat berkelok, kadang bahkan sampai melingkar—meski sebenarnya bisa dibuat lurus—salah satunya untuk menjaga kewaspadaan pengendara, agar sopir selalu waspada menghadapi jalan, dan tidak mudah jenuh, juga menghindarkan kantuk karena bosan. 

Alasan penting lain jalan tol dibuat berkelok padahal bisa dibuat lurus, berkaitan dengan otak kita. Jika kita terus menerus melihat benda-jarak-jauh dalam waktu lama, otak kita akan memvisualisasikan benda-jarak-dekat sebagai benda-jarak-jauh. Coba saja di rumah (tanpa mobil).

Duduklah di tempat yang memungkinkanmu melihat suatu benda yang cukup jauh. Terus pandangi benda itu sampai lama. Setelah otakmu terpengaruh, kamu akan melihat benda-benda di dekatmu seperti ada di kejauhan. Di jalan tol, fenomena seperti itu sangat berbahaya. 

Bayangkan kamu berkendara di jalan tol yang luruuuuuus terus. Kamu akan melihat mobil-mobil di depanmu sebagai benda-jarak-jauh. Lama-lama, otakmu akan memvisualisasikan mobil yang ada di dekatmu seperti berada di tempat jauh. Apa akibat yang bisa terjadi? Ya, kamu akan menabrak!

Itulah pentingnya jalan melingkar di tol. Pertama, untuk menjaga tingkat kewaspadaan pengendara. Kedua, untuk menurunkan kecepatan kendaraan. Dengan adanya jalan melingkar atau berkelok, kita—lebih khusus otak kita—akan terus “sadar” dan waspada selama berkendara.
 
Di beberapa jalan tol, jalan menuju ke luar bahkan sengaja dibuat melingkar. Tujuannya jelas, untuk mengurangi kecepatan mobil, agar selamat saat keluar dari jalan tol. 

Apakah uraian ini bisa dibuktikan secara empiris? Sangat bisa. Caranya mudah, lihatlah Tol Cipali!

Tol Cipali merupakan jalan tol yang memiliki jalur lurus terpanjang di Indonesia—minim tikungan, tidak berbelok-belok, tidak ada jalan setengah lingkar, bahkan nyaris tidak ada blindspot! Apakah ini terdengar seperti jalan tol yang menyenangkan? Salah!

Hanya dalam satu bulan sejak Tol Cipali diresmikan, kecelakaan di sana langsung mencapai 56 kasus, dengan korban tewas akibat kecelakaan mencapai 12 orang! Itu bahkan masih [terus] terjadi sampai sekarang. (Kalian bisa searching ‘kecelakaan Tol Cipali’, dan hasilnya mencengangkan.) 

Mengapa kecelakaan sering terjadi di Tol Cipali? Jawabannya merujuk pada penjelasan tadi. Dan itulah fungsi jalan berkelok di tol! 

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Umum 4335862231187860465

Posting Komentar

  1. FYI, teman SMA ku juga meninggal karena kecelakaan di tol Cipali ini, tahun 2018 lalu

    BalasHapus

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item