Mengapa Bumbu-bumbu Mi Instan Dipisah dalam Kemasannya?

Ilustrasi/inibaru.id

Kalau kita membeli mi instan, kita akan mendapati satu paket mi instan dan bumbu-bumbunya yang terpisah. Bumbu mi instan itu termasuk bumbu berupa bubuk, cabai, saus, kecap, juga minyak. Kadang pula ada tambahan bawang goreng, dan lain-lain. 

Ketika kita memasak mi instan, semua bumbu itu akan disatukan dengan mi. Biasanya kita rebus mi di wajan atau panci, sementara bumbu-bumbunya kita tuangkan di piring. Setelah mi matang, kita satukan mi dengan bumbu-bumbu di piring. Jadi, kenapa bumbu-bumbu itu harus dipisahkan, kalau pada akhirnya semua bumbu dan mi akan disatukan? 

Terpisahnya mi instan dengan bumbu-bumbunya karena dua alasan penting. 

Pertama, pabrik yang memproduksi mi instan belum tentu sama dengan pabrik yang memproduksi bumbu-bumbunya. Kalau kita mengunjungi pabrik mi instan, kemungkinan besar kita hanya akan mendapati pabrik yang memproduksi mi. Sementara bumbu-bumbunya diproduksi di pabrik lain. Masih satu perusahaan dengan produsen mi tersebut, tapi pabriknya di tempat lain, dan bisa jadi berjauhan.

Karena latar belakang itulah, mi dan bumbu-bumbunya dipisah. Ketika mi selesai diproduksi, pabrik akan mengirimnya ke tempat pengemasan, begitu pula pabrik yang memproduksi bumbu-bumbunya. Di tempat pengemasan, keduanya—mi instan dan bumbu-bumbunya—baru disatukan dalam satu kemasan, yang lalu kita beli.

Kedua, dalam produksi makanan, khususnya mi, apa pun yang tercampur ke dalam produk mi akan dianggap cemaran, meski setetes bumbu dari mi itu sendiri. Cemaran itu akan mengurangi usia penyimpanan mi, dari 6 sampai 8 bulan, jadi beberapa hari, sebelum mi berubah tengik dan tidak layak dimakan.

Di luar dua alasan tadi, bisa jadi ada alasan-alasan lain kenapa mi instan dan bumbu-bumbunya dipisah. Tapi dua alasan itulah yang menjadi latar penting kenapa kita mendapati kemasan mi instan seperti yang kita kenal.

Hmm... ada yang mau menambahkan?