Kasus Penemuan Tengkorak yang Membingungkan
https://www.belajarsampaimati.com/2021/06/kasus-penemuan-tengkorak-yang.html
Ilustrasi/asikinaja.com |
Dengan teknologi yang ada sekarang, kita bisa membayangkan—melalui rekonstruksi—seperti apa rupa seseorang, dengan menggunakan tengkoraknya. Karena itulah, kita bisa melihat seperti apa rupa Firaun, misalnya, dengan melakukan rekonstruksi terhadap tengkoraknya. Teknologi ini pula yang digunakan saat ada penemuan-penemuan tengkorak aneh, atau tengkorak yang terpendam di tanah sejak ribuan tahun lalu.
Sayangnya, teknologi canggih itu rupanya belum bisa menjawab misteri tengkorak yang ditemukan di Danish Sealand.
Pada Juli 2007, beberapa pekerja melakukan penggalian dengan tujuan untuk mengganti pipa yang terpendam di dalam tanah. Mereka bekerja di daerah Olstykke, yang masuk wilayah pulau Danish Sealand, Denmark. Pada waktu mereka menggali tanah untuk mengganti pipa di dalamnya itulah, mereka menemukan sebuah tengkorak yang terpendam di sana.
Semula, penemuan tengkorak itu dianggap hal biasa, karena peristiwa itu bisa terjadi di mana pun, dan bisa dibilang tidak ada istimewanya. Karenanya, pada waktu itu, penemuan tengkorak itu hanya sekadar menghiasi beberapa media lokal sebagai berita yang juga dikonsumsi masyarakat lokal.
Pada 2010, kisah penemuan tengkorak itu kembali mengemuka, setelah beberapa peneliti dari Veterinary Medicine tertarik melakukan penelitian kembali, dan teka-teki tengkorak itu mulai terlihat. Awalnya, mereka—sebagaimana orang-orang lain umumnya—mengira tengkorak itu milik manusia yang hidup di masa lalu. Tapi tampaknya tidak sesederhana itu.
Ketika para peneliti melakukan riset terhadap tengkorak tersebut, termasuk melakukan rekonstruksi untuk melihat seperti apa rupa pemilik tengkorak, mereka tercengang. Wujud yang mereka hasilkan dari tengkorak itu tidak menyerupai manusia sebagaimana umumnya, dan sejak itu istilah Tengkorak Sealand mulai populer.
Berdasarkan penuturan para pekerja yang dulu menemukan tengkorak tersebut, mereka menemukan tengkorak itu di bawah tanah, di atas saluran pipa yang akan diganti. Penemunya mengatakan, ia sempat mengira yang ia temukan adalah tulang kuda. Karena ia dan teman-temannya waktu itu tengah mengganti pipa di tempat seorang jagal kuda, ia pun tidak heran ketika menemukan tengkorak itu.
Namun, setelah ia membersihkan tengkorak tersebut, ia baru menyadari bahwa tengkorak itu mirip tengkorak manusia, jadi ia dan teman-temannya melakukan pencarian atas tulang-tulang lainnya, dengan maksud agar “makam” si pemilik tengkorak dan kerangka itu bisa dipindahkan ke tempat lain. Tapi mereka tidak menemukan tulang atau kerangka apa pun, hanya tengkorak itu saja.
Dalam pencarian waktu itu, yang mereka temukan justru tulang belulang hewan, kapak batu, dan peralatan dari zaman Neolitik. Tidak satu pun tulang yang berkaitan dengan tengkorak tersebut ditemukan di area itu.
Belakangan, tengkorak misterius itu dibawa ke Niels Bohr Institute di Copenhagen. Hasil penelitian menyimpulkan, tengkorak tersebut berasal dari tahun 1200 dan 1280 sebelum Masehi.
Tengkorak tersebut ditemukan di atas pipa tua, yang mengindikasikan bahwa tengkorak dikubur setelah tahun 1900, dan hal itu juga menjadi petunjuk mengapa bagian tulang yang lain tidak ditemukan, karena mungkin dikubur di tempat lain.
Yang membingungkan dari tengkorak itu adalah bentuknya yang tidak mirip tengkorak manusia, tapi juga bukan tengkorak hewan. Tengkorak Sealand berukuran 1,5 kali lebih besar dari tengkorak Homo sapiens, terutama pada bagian mata yang sangat besar. Permukaan tengkoraknya yang halus menunjukkan bahwa makhluk ini telah beradaptasi pada lingkungan yang dingin, dan matanya yang besar mungkin menunjukkan bahwa makhluk ini adalah makhluk malam.
Sebagian orang berpendapat bahwa tengkorak tersebut mungkin milik sejenis primata yang hidup pada masa lampau. Hal itu bisa dilihat pada bagian gigi yang mirip susunan gigi primata. Namun, pendapat itu diragukan, karena ciri-cirinya tidak sesuai dengan jenis-jenis primata yang telah dikenal.
Yang paling menarik adalah ketika tengkorak itu direkonstruksi hingga menampakkan wujud utuhnya, dengan wajah dan kepala secara utuh. Yang tampak bukan wajah manusia atau rupa hewan, melainkan lebih mirip gambaran alien! Dengan kepala yang besar, dan sepasang mata yang besar.
Jadi, mungkinkah tengkorak itu milik makhluk asing—entah apa—yang dulu pernah hidup di bumi hingga saat kematiannya? Pertanyaan itu tampaknya tak terjawab. Setidaknya, belum.