Kasus Hilangnya Koloni Roanoke di Benua Amerika

Ilustrasi/sciencemag.org
Sir Walter Raleigh adalah penulis, penyair, pejabat istana, dan penjelajah berkebangsaan Inggris. Dalam sejarah, ia memiliki peran penting dalam merintis jalan bagi kolonisasi Britania Raya di Amerika Utara, pada akhir abad ke-16.

Pada tahun 1584, Sir Walter Raleigh membiayai pelayaran dua kapten kapal untuk menemukan pulau baru di kawasan Benua Amerika. Pencarian itu lalu menemukan Pulau Roanoke. Satu tahun kemudian, Sir Walter Raleigh mengirim tujuh kapal laut di bawah komando Sir Richard Grenville, untuk mendirikan koloni di pulau yang ditemukan tersebut. 

Tiga tahun setelah itu, pada 1587, koloni yang tinggal di Pulau Roanoke telah berjumlah berkali lipat dari sejak kedatangan pertama kali. Pasalnya, banyak yang ikut datang dan menetap di sana. Total ada 121 orang yang bermukim di sana. Kemudian, melalui kesepakatan bersama, mereka memilih John White untuk menjadi gubernur di Roanoke.

Kehidupan koloni di pulau itu berlangsung tenteram, dan John White pun menjalankan kepemimpinan dengan baik. Namun kemudian musim dingin datang lebih cepat, dan koloni di Roanoke tidak sempat mempersiapkan bahan makanan. Akibatnya, persediaan makanan mereka menipis, sementara mereka terancam tidak memiliki makanan selama musim dingin.

Menghadapi kenyataan itu, John White dan beberapa orang dari koloni Roanoke lalu memutuskan untuk kembali ke Inggris, dengan maksud untuk mengambil persediaan makanan dari sana. Mereka pun berangkat ke Inggris menggunakan kapal laut, meninggalkan koloni. 

John White dan beberapa orang yang bersamanya selamat sampai di Inggris, dan mereka juga memperoleh persediaan makanan seperti yang dibutuhkan. Namun, pada waktu itu, Inggris sedang berperang dengan Spanyol. Peperangan yang terjadi kemudian memaksa John White untuk menetap sementara di Inggris, karena belum bisa melakukan perjalanan kembali ke Roanoke.

Sekitar satu tahun kemudian, John White bisa kembali ke Roanoke, dengan membawa persediaan makanan untuk mereka, termasuk untuk istri dan anak perempuannya yang ia tinggalkan di sana. Namun, ketika John White tiba kembali di Roanoke, ia menghadapi sesuatu yang mencengangkan. Para penduduk di pulau itu lenyap, tak ada satu pun yang tertinggal, dan pulau itu tampak seperti pulau tak berpenghuni.

John White dan beberapa orang yang bersamanya pun bertanya-tanya, ke mana lenyapnya 121 orang yang semula tinggal di sana? Benteng dan rumah-rumah masih berdiri tegak. Tapi tidak ada satu orang pun yang tersisa. Juga tidak ada mayat, dan tak ada bekas atau sisa-sisa pertempuran.

Sebelum John White pergi meninggalkan koloni di Roanoke, mereka telah sama-sama bersepakat. Jika sewaktu-waktu muncul masalah atau bahaya, penduduk di koloni harus menuliskan tanda silang, sebagai petunjuk adanya bahaya. Tapi sekarang John White tidak mendapati tanda itu satu pun.

Satu-satunya “petunjuk” yang ditemukan John White hanya torehan pada kulit pohon di dekat benteng, yang membentuk kata “Croatan”. Sementara itu, di pohon lain, terdapat torehan “Cro”.

John White pun bertanya-tanya, apa yang telah terjadi? Ke mana perginya koloni yang ia tinggalkan? Sampai bertahun-tahun kemudian, John White maupun orang-orang lain tidak mampu menemukan jawaban atas pertanyaan itu. Sampai akhir hayatnya, John White tidak pernah lagi bertemu istri dan anak perempuannya.

Ketika misteri itu disampaikan ke Inggris, berbagai spekulasi pun berkembang. Sebagian pihak menyatakan bahwa mungkin koloni di Roanoke telah diserang oleh Indian merah. Namun, tak adanya bukti kekerasan di tempat itu menepiskan asumsi tersebut.

Spekulasi lain menyatakan, koloni di Roanoke telah pindah ke pulau Croatan, dan spekulasi itu bisa jadi menjawab mengapa ada torehan “Croatan” di pohon yang ditinggalkan. Lalu, saat mereka sedang berlayar ke Croatan, muncul cuaca buruk dan kapal mereka tenggelam di lautan. Spekulasi ini bisa jadi benar, tapi sulit dibuktikan.

Ada pula spekulasi yang menyatakan bahwa koloni di Roanoke telah diserang pasukan Spanyol yang kemudian menangkap seluruh orang dari koloni, sehingga mereka bisa dibilang lenyap tanpa tertinggal satu pun. Sekali lagi, spekulasi ini juga sulit dibuktikan.

Dari sekian banyak spekulasi, ada satu yang paling menarik dan cukup dipercaya, yang menyatakan bahwa koloni Roanoke saat itu tengah ketakutan akan serangan suku Indian nomaden, kemudian mereka berlindung pada suku Indian Croatan yang ramah. Lalu, pada satu titik, koloni tersebut akhirnya menetap secara berdampingan dengan penduduk Indian Croatan. 

Teori itu diperkuat dengan temuan pada tahun 1719, atau lebih dari satu abad setelah hilangnya koloni Roanoke yang misterius. 

Seorang pemburu kulit putih datang ke Robinson County, North Carolina, yang hanya berjarak 100 mil dari Roanoke. Ia menemukan suku Indian yang tak biasa; mereka berkulit cerah dan bisa berbicara menggunakan bahasa Inggris. Sensus penduduk pada 1790 di Robinson County pun mengungkapkan fakta lain, bahwa 54 dari 95 nama keluarga mereka sama seperti nama-nama keluarga dari koloni Roanoke. 

Sampai tahun 1934, di Robinson County telah tinggal 12.000 orang Indian. Mereka umumnya memiliki ciri lain dari Indian kebanyakan; berkulit putih dan beberapa dari mereka bahkan memiliki mata berwarna biru dan abu-abu. Mereka pun berbicara menggunakan bahasa Inggris lama, khususnya kalimat yang jarang terdengar sejak masa Shakespheare.

Jadi, apakah memang koloni Roanoke pindah dan menetap di tempat Indian Croatan? Meski teori ini dianggap paling masuk akal, tapi lagi-lagi masih sulit dibuktikan.

Related

Misteri 5939423956359280143

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item