Dari Mana Sebenarnya Asal Usul Star Jelly di Bumi?
https://www.belajarsampaimati.com/2021/05/dari-mana-sebenarnya-asal-usul-star.html
Ilustrasi/tribunnews.com |
Salah satu misteri aneh terkait fenomena alam adalah Star Jelly, benda aneh mirip agar-agar, yang sering muncul di berbagai tempat. Selama berabad-abad, orang-orang meyakini bahwa Star Jelly adalah benda yang dibawa oleh meteor yang jatuh ke bumi.
Star Jelly adalah substansi berbentuk gelatin, dan fenomena ini telah muncul sejak tahun 1641, serta menjadi salah satu misteri yang paling membingungkan dalam sejarah sains. Seperti yang disebut tadi, masyarakat meyakini bahwa benda aneh yang disebut Star Jelly itu dibawa meteor yang jatuh ke bumi.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Scientific American tahun 1846, deskripsi mengenai hujan meteor juga dihubungkan dengan penemuan jelly misterius ini. Artikel itu menyebut, “Sepertinya, ukuran meteor lebih besar dari matahari, dan ia membuat langit menjadi terang seperti siang hari. Ketika meteor itu jatuh, sejumlah penduduk segera mencari lokasinya, dan menemukan sekumpulan jelly dengan diameter 1,2 meter.”
Dari banyak artikel yang mengulas fenomena ini, kita seperti diberi tahu bahwa sejak berabad-abad lampau orang telah menghubungkan Star Jelly dengan meteor atau bintang jatuh. Keyakinan itu pun terbawa hingga sekarang.
Pembahasan yang lebih modern mengenai Star Jelly muncul di sebuah artikel yang terbit pada 1979 di Fate Magazine. Di situ disebut bahwa Star Jelly adalah substansi ekstraterestrial yang terdiri dari cellular organic matter, yang eksis sebagai prestellar molecular clouds yang melintasi luar angkasa.
Kalimat penjelasan itu mungkin terdengar membingungkan, dan bisa jadi kita tidak paham arti kalimat atau istilah-istilah rumit itu. Tetapi, setidaknya, Fate Magazine telah menimbulkan kembali fantasi-fantasi mengenai makhluk ekstraterestrial. Beberapa pakar UFO bahkan menyatakan bahwa jelly tersebut merupakan sisa-sisa hewan luar angkasa.
Selama berabad-abad, ada banyak sekali laporan ditemukannya gumpalan-gumpalan gelatin di tanah, sehari setelah penampakan meteor jatuh atau hujan meteor. Misalnya yang terjadi pada tahun 1950, sebuah gumpalan besar ditemukan oleh polisi di Philadelphia. Polisi mendeskripsikan gumpalan itu sebagai “jelly dengan bentuk seperti piringan, dengan diameter 1,8 meter. Tebalnya sekitar 30 cm di tengah, dan sekitar 5 cm di tepinya.”
Yang aneh, ketika jelly itu disentuh, bagian yang disentuh segera berubah menjadi buih dan lenyap di udara, tanpa meninggalkan bau sedikit pun. Pada malam sebelumnya, sebelum penemuan jelly aneh itu, penduduk sekitar melaporkan adanya meteor terang yang lewat di daerah itu.
Pada 1994, para penduduk di Oakville, Washington, melaporkan adanya “hujan gelatin” terjadi di wilayah mereka. Peristiwa itu bahkan disinggung dalam salah satu seri Unsolved Mystery, acara televisi yang membahas berbagai fenomena misterius.
Pada 3 November 1996, sebuah meteor besar terlihat melewati langit Kempton, Australia. Keesokan paginya, para penduduk menemukan jelly bening di halaman rumah dan trotoar kota.
Laporan penemuan paling baru terjadi pada tahun 2009, saat penduduk di perbukitan Skotlandia menemukan gumpalan-gumpalan jelly di sekitar bukit.
Dari mana sebenarnya asal usul jelly aneh itu? Benarkah ia muncul dari meteor yang jatuh ke bumi?
The Massachusetts Department of Environment Quality Engineering pernah meneliti jelly aneh itu, dan menyimpulkan bahwa substansi tersebut tidak beracun, dan tidak berbahaya bagi manusia. Meski begitu, mereka tidak bisa memastikan benda apa itu sebenarnya.
Jadi, benarkah Star Jelly memang berasal dari meteor yang jatuh, sehingga substansinya sulit dikenali sebagaimana umumnya benda bumi?
Dari kacamata sains, meteor sebenarnya hampir tidak pernah mencapai permukaan bumi. Kebanyakan meteor akan segera terbakar habis di atmosfer. Seperti kita tahu, meteor umumnya terbuat dari batu atau partikel besi. Jika meteor memiliki elemen jelly, tentu jelly itu akan segera terbakar habis, sebelum mencapai bumi. Jadi jelly itu pasti tidak berhubungan dengan meteor sama sekali.
Menurut para peneliti, para saksi yang melihat meteor akan mendatangi tempat yang dianggap sebagai tempat jatuhnya meteor, dan mungkin mereka menemukan jelly yang memang sudah ada di situ sebelumnya.
Teori ini cukup masuk akal, karena sering kali penemuan jelly tidak disertai oleh penampakan meteor di malam sebelumnya. Dan jika hubungan antara meteor dan Star Jelly telah diabaikan, lalu materi apa itu sebenarnya?
Polusi industri
Sebagian orang beranggapan bahwa materi yang disebut Star Jelly adalah hasil polusi industri. Pada 1950, misalnya, penemuan jelly di Philadelphia diketahui berdekatan dengan sebuah pabrik. Jarak dari tempat penemuan jelly ke pabrik itu sekitar 800 meter.
Lalu, pada 11 Agustus 1979, Sybil Christian dari Texas menemukan beberapa gumpalan jelly berwarna ungu di halaman rumahnya, setelah terjadi hujan meteor malam sebelumnya. Atas penemuan itu, Forth Worth Museum of Science and History mengadakan penelitian, dan menemukan bahwa pabrik baterai di dekat situ menghasilkan limbah berwarna ungu. Jadi mungkin ada hubungan antara gumpalan ungu tersebut dengan limbah pabrik.
Meski menggunakan pendekatan sains, teori ini tidak dapat menjelaskan laporan penemuan Star Jelly sejak abad 17, jauh sebelum industri bertumbuh di Amerika dan Eropa. Dengan kata lain, belum tentu juga Star Jelly merupakan hasil polusi industri.
Sisa-sisa tubuh hewan
Sementara itu, The Book of British Amphibians and Reptiles yang ditulis oleh M. Smith menjelaskan bahwa Star Jelly sebenarnya sisa-sisa oviduct kodok. Oviduct adalah saluran reproduksi di dalam tubuh kodok yang menghasilkan substansi berupa jelly, yang menyelubungi ovum hewan amfibi ini.
Menurut Smith, burung dan mamalia lain yang memakan kodok biasanya menyisakan oviduct, yang kemudian berubah menjadi jelly ketika bereaksi dengan udara. Namun, sama seperti teori polusi industri, teori ini juga memiliki kelemahan.
Para peneliti dari National Geographic, yang meneliti sampel Star Jelly yang ditemukan di Amerika, tidak bisa menemukan DNA di dalamnya. Jika gumpalan jelly itu berasal dari hewan, tentu akan ada jejak-jejak DNA hewan di dalamnya.
Lagi pula, jika Jelly itu adalah sisa-sisa tubuh kodok yang dimakan burung, bagaimana menjelaskan penemuan jelly dengan diameter lebih dari satu meter? Berapa banyak kodok yang dimakan dan dimuntahkan oleh burung?
Nostoc
Teori lain menyebut bahwa Star Jelly adalah Nostoc, yaitu sejenis cyanobakteri air tawar, yang memiliki potensi membentuk koloni di area terbuka. Jika dalam kondisi biasa, koloni ini tidak akan terlihat oleh manusia. Namun, ketika hujan turun, koloni Nostoc akan berubah menjadi gumpalan jelly yang bisa jadi disalahartikan sebagai substansi yang baru jatuh dari langit.
Namun, teori ini tidak terlalu menarik perhatian, karena gumpalan jelly yang dihasilkan koloni Nostoc ternyata tidak mirip dengan gumpalan Star Jelly yang banyak ditemukan.
Tampaknya, sampai saat ini, sains masih belum bisa menjawab bagaimana asal usul benda aneh yang disebut Star Jelly. Para ilmuwan bersepakat bahwa sangat aneh kalau benda itu disebut dibawa meteor dari luar angkasa ke bumi, karena pasti sudah hancur dan menguap sebelum meteor itu sampai di bumi. Tapi berbagai teori lain yang mencoba menjawab asal usul benda itu juga termentahkan.
Hans Sluiman, seorang ahli alga yang juga meneliti sampel Star Jelly, sangat yakin bahwa Star Jelly bukan hewan juga bukan tumbuhan. Kalau memang bukan hewan dan bukan tumbuhan, lalu apa? Pertanyaan itu masih misteri.