The Stoneman, Kasus Pembunuhan Berantai Misterius di India
https://www.belajarsampaimati.com/2021/04/the-stoneman-kasus-pembunuhan-berantai.html
Ilustrasi/reuters.com |
Pembunuhan berantai adalah kasus yang sering kali menjadi misteri, padahal si pembunuh melakukan aksinya lebih dari satu kali. Di Amerika, misalnya, ada pembunuh berantai yang populer disebut Zodiac Killer. Ia melakukan pembunuhan berkali-kali, bahkan sempat “mengerjai” kepolisian dengan mengirim kode-kode tertentu, tapi polisi tak berhasil menemukan dan menangkapnya.
Di Inggris, ada pembunuh berantai yang juga terkenal, disebut Jack The Ripper. Korban pembunuhannya tergolong banyak, tapi polisi juga tak berhasil menangkapnya. Sementara di India, ada pembunuh berantai serupa yang membunuh banyak orang dengan cara sama, namun identitas si pembunuh tak pernah ditemukan.
Sama seperti banyak pembunuh berantai yang mendapat julukannya sendiri-sendiri, pembunuh berantai di India juga mendapat julukan khas, The Stoneman. Julukan itu muncul, karena si pembunuh biasa melakukan aksinya dengan cara sadis, yaitu menjatuhkan batu besar ke kepala korbannya.
Stoneman melakukan aksinya dalam tiga periode, yaitu periode 1985-1987, periode 1989-1990, dan terakhir pada periode 2003. Wilayah yang menjadi aksi Stoneman adalah daerah pemukiman padat Sion & King Circle, Mumbai, lalu belakangan sempat berpindah ke Kalkutta. Menurut perkiraan, jumlah korban Stoneman setidaknya mencapai 25 orang, 13 di Mumbai dan 12 di Kalkutta.
Seperti yang disebut tadi, Stoneman melakukan aksinya dengan cara dan senjata khas, yaitu menjatuhkan batu besar ke kepala korbannya. Yang agak aneh, batu yang digunakan Stoneman kadang memiliki berat sampai 30 kilogram. Batu yang menjadi senjata itu biasanya ditinggalkan begitu saja di samping korbannya, yang mengalami kematian dengan kondisi mengenaskan.
Rata-rata korban Stoneman adalah para gelandangan yang tidur sendirian, sehingga tidak ada saksi yang melihat, dan tidak ada yang bisa menolong korban waktu peristiwa terjadi. Stoneman tidak pernah menyerang gelandangan yang tidur bergerombol.
Karena korbannya adalah para gelandangan, sempat muncul dugaan bahwa motivasi utama pelaku adalah perampokan atau perebutan lahan, meski kemudian muncul dugaan lain soal ritual dengan korban manusia.
Batu yang digunakan sebagai senjata mudah dikenali, karena batu berlumuran darah itu biasanya tergeletak begitu saja di samping korbannya yang telah tewas, dengan kondisi kepala pecah. Meski begitu, karena tidak ada saksi, plus karakteristik batu yang sulit menjejakkan sidik jari, polisi kesulitan menangkap pelakunya. Bahkan anjing pelacak pun tidak bisa membantu polisi.
Ketika kasus itu sedang bergulir, seorang pelayan restoran asal Iran sempat melaporkan bahwa dia diserang Stoneman, namun berhasil melarikan diri. Meski begitu, karena gelapnya malam dan kondisi panik, ia tidak bisa mengingat wajah pelaku.
Karena kesulitan menangkap pelaku sebenarnya, polisi kemudian mengambil tindakan preventif. Lebih dari 100 polisi diterjunkan pada malam hari untuk berpatroli, memastikan semua lokasi terus terpantau. Sementara pengumuman khusus disebar, yang meminta agar para gelandangan tidak tidur sendirian, dan tidak tidur di tempat terbuka.
Upaya itu setidaknya memberi hasil. Meski polisi tetap tidak bisa menemukan pelaku pembunuhan, namun kasus Stoneman berhenti. Tidak ada lagi gelandangan yang terbunuh dengan kepala pecah akibat dijatuhi batu besar.
Tapi ternyata bukan berarti Stoneman telah berhenti membunuh.
Pada 1989, di dekat kantor polisi Lalzabar, Kalkutta, Stoneman beraksi lagi. Seorang gelandangan—yang mungkin berpikir aman karena tidur sendirian di dekat kantor polisi—ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan, dengan batu besar di sisinya. Dalam kasus itu, seorang saksi mengaku sempat melihat Stoneman sekilas, dan mendeskripsikannya sebagai pria tinggi besar dan berotot.
Semenjak itu, setiap bulan ada 1 sampai 3 laporan pembunuhan yang dilakukan oleh Stoneman, dan korbannya tetap para gelandangan yang tidur sendirian di trotoar. Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Stoneman pada periode ini terus berlanjut hingga pertengahan tahun 1989.
Polisi telah mengerahkan tenaga untuk melakukan pengusutan dan investigasi atas kasus yang menghebohkan ini, untuk mengungkap siapa Stoneman sebenarnya, namun upaya itu terus mentah.
Semula, ada spekulasi bahwa Stoneman melakukan pembunuhan untuk tujuan merampok. Namun, spekulasi itu terbantah oleh senjata yang digunakan. Kalau sekadar bermaksud merampok, Stoneman tentu bisa menggunakan senjata lain yang lebih mudah digunakan dan tidak mencolok, semisal pisau atau semacamnya.
Polisi juga sempat menduga bahwa Stoneman melakukan pembunuhan sebagai suatu syarat ritual. Sementara sebagian orang justru menganggap dia bukan manusia, karena bisa menggotong batu besar untuk membunuh korbannya tanpa pernah dipergoki, padahal wilayahnya beraksi termasuk wilayah padat. Akhirnya, tindakan memperketat patroli malam dan anjuran agar para gelandangan tidur bergerombol pun digalakkan.
Hingga kini, identitas Stoneman yang pernah melakukan pembunuhan berantai di India tetap misteri. Tidak ada yang tahu siapa dia sebenarnya, dan apa motivasinya. Meski begitu, ada hal yang juga perlu dicatat, bahwa sejak kehadiran Stoneman, tingkat kejahatan di Mumbai dan Kalkutta pada malam hari menurun tajam.
Pada akhir 1990-an, polisi sempat menahan seseorang yang diduga sebagai Stoneman, namun ternyata orang itu didiagnosis menderita sakit jiwa, sehingga tidak bisa diinterogasi. Tidak jelas apakah orang yang mereka tangkap benar-benar Stoneman atau bukan. Yang jelas, setelah ia ditangkap, kasus-kasus pembunuhan serupa dengan batu tidak pernah terjadi lagi, hingga periode cukup lama.
Sampai kemudian, pada 2003, kasus pembunuhan dengan batu kembali terjadi di Kalkutta. Kali ini korbannya seorang remaja. Tahun berikutnya, kasus sama kembali terjadi, dan kali ini korbannya seorang pria berumur 55 tahun.
Beberapa orang telah dipanggil untuk memberikan keterangan, namun polisi belum menemukan titik terang. Polisi juga belum bisa menyimpulkan apakah kasus ini ada hubungannya dengan kasus-kasus Stoneman sebelumnya. Tidak ada kasus-kasus pembunuhan serupa lagi setelahnya. Namun, selama sang pelaku yang sebenarnya belum tertangkap, Stoneman bisa saja terus beraksi. Sayangnya, siapa dia sebenarnya masih misteri.