Kasus Wajah-wajah Seram Misterius di Lantai Dapur

Ilustrasi/mysteriesrunsolved.com
Di Spanyol, ada sebuah desa bernama Belmez de la Moraleda. Seperti umumnya pedesaan, kehidupan di Belmez pun lekat dengan sawah dan ladang, serta rumah-rumah yang sederhana, khususnya di tahun 1970-an. Masyarakat Belmez juga menjalani kehidupan dengan keakraban dan kedekatan di antara tetangga. Secara umum, suasana di sana tenang dan tenteram.

Lalu, suatu hari, peristiwa yang misterius terjadi, dan mengubah Desa Belmez untuk selamanya.

Pada 23 Agustus 1971, sebuah rumah di sana mengalami kejadian yang aneh, misterius, dan menakutkan. Yaitu rumah yang ditinggali keluarga Juan Pereira. Di rumah itu, Juan tinggal bersama istrinya, Maria Gomez Pereira, dan seorang anak laki-laki bernama Miguel. Para tetangga mengenal mereka sebagai orang-orang baik dan sederhana.

Juan bekerja sebagai petani, dibantu anak laki-lakinya. Sementara Maria menjadi ibu rumah tangga yang menjalani kehidupan seperti umumnya ibu rumah tangga lain. Setiap hari, sementara suami dan anak lelakinya pergi ke sawah, Maria akan membersihkan rumah, memasak, menyiapkan makanan, dan lain-lain.

Siang itu, seperti biasa, Maria sedang sibuk memasak di dapur, ketika pandangannya tanpa sengaja mendapati sesuatu yang aneh. Di lantai dapurnya, yang terbuat dari semen, ia menyaksikan lukisan wajah seorang pria, tergambar dengan jelas. Maria membeku di tempat berdirinya, terkejut, sekaligus ketakutan.

Didorong ketakutan pula, Maria menjerit sekencang-kencangnya, dan jeritan itu mengundang para tetangga di kanan kiri rumah. Mereka seketika berdatangan ke rumah Maria, untuk tahu apa yang terjadi. Saat memasuki dapur, mereka mendapati Maria berdiri mematung, dengan raut wajah ketakutan, dan menunjuk-nunjuk sesuatu di lantai.

Para tetangga menengok ke arah yang ditunjuk Maria, dan mereka semua mendapati seraut wajah menyeramkan tergambar di lantai dapur. Raut wajah misterius itu terlihat seperti potret ekspresionis yang terlukis secara alamiah, seakan-akan Van Gogh baru saja mampir ke dapur Maria yang sederhana. Semua orang takjub bercampur takut saat melihat hal itu.

Maria, dengan ketakutan, bersumpah bahwa raut wajah yang tergambar di lantai dapur itu tidak ada di sana sebelumnya, dan dia tidak tahu siapa yang telah menggambar wajah itu di lantai dapurnya.

Hampir seketika, kabar munculnya raut wajah menyeramkan di dapur itu pun menyebar dari mulut ke mulut, dan orang-orang di Desa Belmez berbondong-bondong berdatangan ke rumah Maria untuk menyaksikan raut wajah misterius di lantai dapurnya. Mereka semua menyaksikan raut wajah itu—sosok wajah entah siapa, yang menatap mereka dengan tatapan dingin dan misterius.

Karena terganggu dengan keberadaan raut wajah di lantai itu, Maria meminta putranya, Miguel, agar membongkar lantai tempat munculnya wajah tersebut.

Miguel menuruti permintaan ibunya. Enam hari setelah wajah misterius itu muncul, Miguel membongkar lantai dapur menggunakan kapak. Semua bagian lantai yang memunculkan raut wajah itu dibongkar hingga hancur, kemudian ditambal dengan semen hingga utuh kembali. Harapannya tentu agar raut wajah itu hilang dari sana.

Selama seminggu sejak pembongkaran, wajah misterius itu memang tidak muncul lagi di lantai. Untuk sesaat, Maria dan keluarganya bisa hidup tenang. Namun, pada 8 September 1971, peristiwa yang sama kembali terulang. Saat Maria memasuki dapur untuk memasak seperti biasa, wajah misterius itu muncul lagi di sana. 

Kali ini, wajah itu tidak muncul tiba-tiba seperti sebelumnya. Sebaliknya, Maria menyaksikan proses kemunculannya yang misterius. Perlahan-lahan, raut wajah itu terbentuk persis di tempat yang sama sebelumnya. Garis-garis wajahnya juga terlihat dengan jelas.

Sekali lagi, masyarakat Desa Belmez dan desa-desa tetangga berdatangan ke rumah Maria, untuk melihat “wajah dari dunia lain”. Berminggu-minggu lamanya, wajah misterius itu masih ada di sana, di lantai dapur Maria, dan tidak ada seorang pun yang bisa menjelaskan dari mana munculnya, dan kenapa.

Miguel, anak Maria, kali ini tidak tertarik melakukan pembongkaran lagi, karena ia pikir akan sia-sia. Wajah misterius itu tampaknya memang ingin muncul di sana. 

Yang aneh, setelah beberapa minggu, raut wajah di lantai dapur itu berubah. Jika awalnya tampak masih muda, perlahan-lahan raut wajahnya seperti bertambah tua. Jika sebelumnya wajahnya mulus, kini muncul garis-garis semacam keriput, seperti umumnya orang yang beranjak tua.

Kabar mengenai kehebohan di Deza Belmez akhirnya terdengar oleh walikota setempat. Sang walikota rupanya punya ide menarik, yaitu menjadikan kehebohan di Desa Belmez untuk menarik kunjungan wisatawan. Selain itu, ia juga memerintahkan beberapa orang untuk melakukan penelitian di rumah—khususnya di dapur—Maria, untuk memperkirakan apa yang mungkin telah terjadi.

Atas inisiatif walikota, Maria dibuatkan dapur baru, di belakang rumahnya. Pembuatan dapur baru itu dimaksudkan agar Maria bisa memasak dengan tenang, tanpa harus terus terganggu oleh kedatangan banyak orang yang ingin menyaksikan wajah misterius di dapurnya.

Setelah Maria mendapatkan dapur baru, walikota memerintahkan agar bagian lantai yang memunculkan raut wajah itu dipotong, dengan membiarkan wajah di atasnya tetap tercetak, sehingga masih bisa dilihat. 

Perintah itu pun dilakukan. Lantai di dapur Maria dibongkar dengan cara dipotong, sehingga raut wajah di lantai tidak hancur, dan tetap utuh. Setelah itu, potongan lantai dengan raut wajah misterius itu digantung di dekat cerobong rumah Maria, dengan maksud untuk dipelihara dan untuk menarik wisatawan.

Kemudian, bekas lantai yang memunculkan raut wajah misterius itu digali untuk mengetahui apa yang ada di dalam sana. Penggalian itu melibatkan cukup banyak orang, dengan banyak warga desa ikut menyaksikan. Saat penggalian mencapai kedalaman 2,7 meter, mereka menemukan tulang belulang manusia berserakan.

Penemuan tulang belulang itu membuka sejarah Desa Belmez. Menurut para tetua yang masih hidup, rumah Maria berdiri di atas tanah bekas kuburan. Tulang-tulang yang ditemukan itu pun lalu disatukan, dan dikuburkan kembali secara layak di kompleks pemakaman di sana. Tujuannya untuk menenangkan arwah-arwah tersebut, agar tidak lagi mengganggu kehidupan keluarga Juan dan Maria.

Selama beberapa saat, Maria dan keluarganya memang bisa hidup tenang, dan berpikir semua mimpi buruk itu telah selesai. Sekarang mereka bisa hidup dengan tenang.

Sayangnya, harapan itu tinggal harapan. Dua minggu kemudian, wajah misterius kembali muncul, tepat di samping munculnya wajah terdahulu. Maria dan keluarganya sudah putus asa. Mereka tidak tahu lagi bagaimana menangani kemunculan wajah di lantai rumah mereka. Yang mengejutkan, kali ini, wajah yang muncul di lantai bukan hanya satu, tapi juga muncul wajah lain. 

Sekarang ada dua wajah di lantai dapur Maria. Beberapa hari kemudian, muncul wajah-wajah lain, hingga akhirnya empat raut wajah muncul di lantai. Lalu muncul pula figur wajah-wajah kecil di sekeliling wajah keempat.

Setelah itu, wajah-wajah kembali bermunculan, hingga ada sekitar 18 wajah di lantai rumah Maria. Ada wajah yang terlihat sedih, ada wajah yang hanya menatap dengan tatapan kosong, ada wajah perempuan, juga ada wajah pria, dan wajah anak-anak.

Yang aneh, manifestasi masing-masing wajah bisa berbeda-beda. Satu wajah bisa terlihat seperti orang muda bagi satu orang, tapi terlihat seperti orang tua bagi orang yang lain. Kadang-kadang, sebuah wajah bisa muncul dan menghilang, persis di hadapan mata orang-orang yang menyaksikan.

Maria, Juan, dan Miguel, sekarang benar-benar menyerah. Akhirnya, mereka memutuskan untuk hidup berdampingan dengan wajah-wajah itu.

Fenomena aneh di rumah keluarga Maria tidak hanya mengundang ketertarikan para turis, tapi juga ilmuwan dan paranormal. Sebagian peneliti ada yang mengambil contoh potongan lantai di rumah Maria, dan menelitinya di laboratorium. Tapi mereka tidak menemukan apa-apa. Tidak ada sisa-sisa cat yang ditemukan pada sampel tersebut.

Ada pula orang yang skeptis, salah satunya Luis Ruiz Noguez, yang menuduh Maria telah menggambar wajah-wajah misterius itu. Dengan suatu cara, menurutnya, Maria telah melukis wajah-wajah itu menggunakan unsur zinc, timah, dan kromium. Dengan istilah-istilah kimia yang rumit, Luis menyimpulkan bahwa wajah-wajah yang muncul itu hanyalah rekayasa. Tetapi, dia tidak bisa membuktikan tuduhannya.

Yang lain juga sempat menuduh Maria melukis wajah-wajah itu menggunakan cuka dan jelaga. Tapi mereka juga tidak bisa membuktikan, bahkan tidak mampu mempraktikkan bagaimana Maria membuatnya.

Bagaimana dengan paranormal yang ikut meneliti fenomena aneh itu? Mereka bahkan sampai memasang kamera inframerah dan meninggalkannya di sana, namun tidak bisa menemukan apa-apa. Mereka sama-sama bingung mengenai asal usul lukisan wajah itu bisa muncul di dapur Maria.

Pada Februari 2004, Maria meninggal dunia, di usia 85 tahun. Wajah-wajah misterius itu masih ada di lantai rumahnya. Jika wajah-wajah itu adalah hasil rekayasa, artinya Maria telah merekayasa wajah itu selama 33 tahun. 

Apakah lukisan wajah di lantai itu hasil rekayasa atau bukan, para skeptis tidak punya bukti kuat yang bisa menunjukkan bahwa wajah-wajah itu hasil rekayasa. Selain itu, bagaimana mereka menjelaskan wajah yang tiba-tiba muncul dan hilang di hadapan mata para penonton?

Sampai saat ini, wajah-wajah misterius di bekas dapur rumah Maria masih ada, dan menjadi salah satu tempat yang kerap dikunjungi wisatawan yang datang ke Spanyol. Meski begitu, sampai saat ini, tidak ada satu orang pun yang bisa menjelaskan bagaimana wajah-wajah itu bisa muncul di sana.

Related

Misteri 1107412253209559415

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item