Mengapa Panda Bisa Hidup Hanya dengan Makan Bambu?
https://www.belajarsampaimati.com/2021/03/mengapa-panda-bisa-hidup-hanya-dengan.html
Ilustrasi/pixabay.com |
Rata-rata hewan besar makan dalam jumlah banyak, dan makanan yang dikonsumsi juga mengandung nutrisi tinggi. Tapi hal itu tidak terjadi pada panda. Sebagai hewan bertubuh besar, panda hanya makan bambu yang rendah nutrisi. Bagaimana panda bisa bertahan hidup dengan makanan seperti itu?
Pertanyaan itu pula yang diajukan para ilmuwan di Institut Zoologi di Beijing, dan mereka melakukan penelitian untuk mengungkap alasannya. Hasilnya, berdasarkan penelitian, panda mampu bertahan hidup hanya dengan makan bambu, karena hewan itu sangat lamban dan malas, serta memiliki sistem metabolisme yang rendah. Kenyataan itu bahkan menempatkan panda lebih lamban dari kungkang, dan lebih malas dari koala.
Ilmuwan mendapati panda hanya menghabiskan energi 38 persen dibandingkan satwa lain yang berukuran sama. Fuwen Wei, salah satu peneliti, menjelaskan, “Pengeluaran energi harian panda lebih rendah ketimbang koala, dan mirip dengan kungkang.”
Dalam penelitian tersebut, ilmuwan di China mengukur energi yang dihabiskan lima panda di kurungan di Kebun Binatang Beijing, dan tiga ekor yang ada di alam liar di Provinsi Shaanxi, China. Mereka melakukannya dengan menyuntikkan air yang diperkaya kandungan isotop dan oksigen pada hewan-hewan itu.
Setelah itu, mereka mengambil sampel darah dari hewan-hewan tersebut setelah dua pekan. Tujuannya untuk melacak seberapa banyak kandungan air yang 'diperkaya' itu habis dalam tubuh hewan-hewan tersebut.
Hasilnya, panda ternyata mengonsumsi rata-rata 4,6 megajoule energi per hari. Ini setara dengan membakar 1.100 kilokalori. Untuk hewan yang berbobot rata-rata 91 kilogram, konsumsi itu terbilang sangat rendah.
Sebagai perbandingan, koala yang kelihatan lamban dan lesu, menggunakan 60 persen energi yang normal digunakan hewan seukurannya. Untuk penggunaan energi harian, panda bersaing dengan kungkang yang juga dikenal pemalas, yaitu memakai 36 persen energinya dibanding binatang seukurannya.
Sejumlah hewan berukuran besar seperti panda biasanya menghemat energi dengan berhibernasi atau mengurangi metabolisme dan temperatur tubuh untuk waktu singkat, dengan memasuki keadaan yang disebut 'mati suri' harian. Tapi panda ternyata tidak melakukan kedua-duanya.
Untuk mengetahui apa yang dilakukan panda, para ilmuwan memantau panda-panda di kandang setiap 100 menit, dan mencatat apakah hewan itu sedang makan, duduk, tidur, atau melakukan yang lain. Sementara panda di alam liar dilacak dengan GPS untuk mengetahui seberapa banyak mereka bergerak.
Hasilnya ternyata sama, panda tak banyak bergerak. Di alam liar, panda secara fisik hanya aktif 49 persen dari keseluruhan waktu. Ketika bergerak, kecepatan rata-ratanya hanya 26,9 meter per jam.
Sementara panda di kandang lebih 'malas' lagi. Mereka hanya bergerak 33 persen dari keseluruhan waktunya. Tapi para ahli tak bisa melacak berapa kecepatannya, karena mereka tak dipasangi pelacak aktivitas.
Selain kenyataan di atas, ada faktor lain yang juga diduga berkontribusi pada metabolisme mereka yang sangat rendah. Para peneliti menekankan bahwa organ internal binatang memainkan peranan penting dalam mengetahui metabolismenya. Dan beberapa organ kunci panda berukuran kecil. Misalnya, otak panda 17 persen lebih kecil dibandingkan mamalia plasental lainnya. Ginjalnya 25 persen lebih kecil, dan livernya 37 persen lebih kecil.
Peneliti juga mendapati level hormon tiroid pada lima panda dalam kurungan adalah 36-53 persen lebih rendah ketimbang mamalia lain seukuran mereka. Tiroid adalah kelenjar yang salah satunya berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh membakar energi.
Sebuah analisis genetika menemukan satu perubahan kecil pada sebuah gen bernama DUOX2 yang kemungkinan menahan produksi hormon tiroid, yaitu tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3). Manusia yang mengalami ini biasanya disebut menghidap hipotiroidisme.
Dengan semua keadaan dan kondisi seperti itu, meski tubuhnya besar, panda bisa bertahan hidup meski hanya memakan bambu.
Hmm... ada yang mau menambahkan?