Kasus Segitiga Bennington yang Melenyapkan Orang-orang
https://www.belajarsampaimati.com/2021/03/kasus-segitiga-bennington-yang.html
Ilustrasi/strangematterspodcast.com |
Kita tentu mengenal Segitiga Bermuda, suatu kawasan misterius di lautan Atlantik, yang dipercaya telah menghilangkan banyak kapal dan pesawat. Di daratan, ternyata ada segitiga serupa yang sama misterius, bernama Segitiga Bennington.
Istilah Segitiga Bennington dipopulerkan oleh Joseph A. Citro pada 1992, untuk menggambarkan suatu wilayah di barat laut Vermont, New England, Amerika Serikat, sebagai tempat hilangnya orang-orang secara misterius, pada tahun 1950-an.
Sebegitu misterius tempat itu, sampai penduduk asli Amerika menganggap wilayah itu sebagai tempat terkutuk yang ditinggali sekumpulan iblis. Tempat itu diyakini akan menyeret manusia yang memasukinya, dan dia tidak akan pernah ditemukan lagi.
Entah keyakinan itu benar atau tidak, yang jelas telah ada orang-orang yang lewat daerah Segitiga Bennington, dan tiba-tiba lenyap tanpa bekas. Setidaknya, ada lima kasus orang hilang terkait Segitiga Bennington yang sangat terkenal, dan tetap dikenang hingga saat ini.
Kasus pertama
Peristiwa pertama terjadi pada 12 November 1945. Waktu itu, Middie Rivers, seorang pemburu, memimpin sekelompok pemburu lain, di lereng gunung Glastenbury. Dalam perjalanan pulang, mereka melewati Segitiga Bennington. Rivers waktu itu mendahului rekan-rekannya, dan sejak saat itu dia tidak pernah terlihat lagi.
Pencarian intensif pun dilakukan, namun tidak berhasil menemukan apa pun. Satu-satunya yang tersisa dari Middie Rivers hanyalah peluru senapan tunggal Shell miliknya, yang ditemukan di dekat aliran sungai.
Peristiwa ini terjadi di sekitar area long trail road dan Route 9. Sebagai catatan, Rivers adalah seorang pemburu yang sangat berpengalaman, dan sangat mengenal daerah itu. Karenanya, kemungkinan tersesat bisa dikesampingkan dari kasus ini.
Kasus kedua
Peristiwa kedua terjadi pada 1 Desember 1946, atau sekitar setahun setelah menghilangnya Middie Rivers. Kali ini, orang yang hilang adalah seorang wanita berusia 18 tahun, bernama Paula Welden.
Paula Welden adalah mahasiswa di Bennington College. Waktu itu, dia sedang melakukan perjalanan pendakian di long trail.
Pada saat itu, banyak yang melihatnya pergi, salah satunya Ernest Whitman, pekerja harian lokal Bennington Banner, yang memberi tahu arah jalan kepada Welden. Menurut beberapa saksi yang melihatnya, Welden melakukan perjalanan seorang diri, dan beberapa orang—yang juga akan melakukan pendakian—mengikutinya berjalan di belakangnya.
Ketika mereka sampai di tikungan yang telah dilewati Welden, mereka sama sekali tidak melihat perempuan itu lagi. Welden lenyap di kawasan yang sama, tempat Middie Rivers lenyap setahun sebelumnya. Pencarian pun dilakukan dengan melibatkan penyelidik FBI, tapi tidak menghasilkan apa pun.
Kasus ketiga
Tiga tahun setelah menghilangnya Paula Welden, kasus serupa kembali terjadi di tempat sama, kali ini menimpa seorang veteran bernama James E. Tedford. Dia menghilang pada 1 Desember 1949.
Tedford adalah penduduk lokal Bennington, dan dia dalam perjalanan pulang dari Alabama, setelah mengunjungi rekannya. Menurut para saksi, Tedford menumpang bus, dan masih ada di dalam bus pada pemberhentian terakhir, sebelum tiba di Bennington.
Ketika bus itu sampai di suatu tempat antara pemberhentian terakhir dan Bennigton, Tedford tiba-tiba hilang. Barang bawaannya masih tersimpan rapi di bagasi bus, dan sobekan jadwal bus juga ada di kursi yang ditempatinya. Tapi pria itu lenyap entah kemana.
Kasus keempat
Kejadian selanjutnya dialami seorang anak bernama Paul Jepson, pada 12 Oktober 1950. Waktu itu, Jepson menemani ibunya di sebuah pikap. Di kawasan Segitiga Bennington, sang ibu meninggalkan Jepson sekitar satu jam. Ketika ia kembali, Jepson sama sekali tak terlihat dimana pun.
Pencarian besar-besaran pun dilakukan, tapi dia tetap tidak ditemukan. Padahal, waktu itu Jepson mengenakan jaket berwarna terang, yang seharusnya mempermudah pencarian.
Menurut salah satu sumber, anjing pelacak yang diterjunkan dalam pencarian itu mengikuti jejak Paul Jepson hingga ke jalan raya, yang dipercaya penduduk setempat sebagai tempat menghilangnya Paula Welden, empat tahun sebelumnya. Tapi anjing itu pun tak bisa menemukan apa-apa di sana, selain hanya mendengus jalanan yang lengang.
Kasus kelima
Enam belas hari setelah lenyapnya Paul Jepson, kasus kelima terjadi, tepatnya pada 28 Oktober 1950. Waktu itu, Freida Langer bersama sepupunya, Herbert Elsner, meninggalkan kemah keluarganya di dekat Somerset Reservoir, untuk menjelajah hutan. Dalam perjalanan, Langer terpeleset, dan jatuh ke sungai.
Gara-gara jatuh ke sungai, baju Langer pun basah kuyup. Ia keluar dari sungai, dan mengatakan pada Elsner agar menunggunya di sana. Rencananya, Langer akan kembali dulu ke kemah untuk mengganti baju yang kering, lalu akan segera menyusul Elsner ke tempat itu.
Elsner pun setuju, dan dia duduk di pinggir sungai tersebut, menuggu sepupunya berganti baju. Namun, waktu berlalu, dan Langer tidak juga kembali ke sana. Setelah bosan menunggu, Elsner akhirnya memutuskan kembali ke kemah. Betapa terkejutnya ia, ketika mengetahui bahwa Langer tidak pernah kembali ke kemah, dan tidak seorang pun melihatnya lagi.
Sampai dua minggu kemudian, pencarian besar-besaran dilakukan lima kali, melibatkan 300 orang hingga menggunakan helikopter untuk melakukan pencarian lewat udara. Tapi tak ada jejak apa pun yang ditemukan. Langer seperti lenyap ditelan bumi.
Akhirnya, tujuh bulan kemudian, pada 12 Mei 1951, mayat Langer ditemukan di dekat Somerset Reservoir. Jasadnya tergeletak di tempat yang terbuka. Padahal, tempat itu sudah diperiksa pada pencarian yang sebelumnya dilakukan.
Karena lamanya waktu kematian, mayat yang ditemukan itu tidak memberikan petunjuk penyebab kematian Freida Langer, dan ia menjadi satu-satunya korban yang mayatnya ditemukan.
Di luar Freida Langer yang mayatnya ditemukan, ke mana orang-orang yang hilang di sana? Mereka benar-benar hilang, lenyap tanpa bekas, dan—kalau pun mati—mayatnya tak pernah ditemukan.
Karena misteriusnya kasus itu, berbagai teori pun bermunculan. Salah satu teori mengatakan bahwa orang-orang yang lenyap tanpa bekas itu mungkin masuk ke portal dimensi pararel.
Kita mungkin menganggap dunia pararel hanya ada dalam kisah fiksi. Tetapi, belakangan, banyak teori yang bisa dijadikan jembatan untuk menjelaskan keberadaan dunia pararel. Dr. Michio Kaku, seorang ahli fisika, menyatakan bahwa keberadaan dunia pararel bagi kita mirip daerah luar kolam bagi seekor ikan mas yang tinggal di dalam kolam. Ikan mas tersebut tidak bisa melihat daerah luar kolam karena keterbatasan “teknologi” yang ia miliki.
Begitu pula dengan manusia yang hingga saat ini belum bisa melihat “alam semesta lainnya”, juga karena keterbatasan teknologi yang saat ini kita miliki. Meski ikan mas tidak bisa melihat kehidupan lain di luar kolam, tapi dia bisa tahu ada kehidupan lain dari getaran yang ia rasakan melalui gelombang di permukaan air kolam, akibat tetesan air hujan. Getaran yang dirasakan ikan mas itu adalah gravitasi dan cahaya dari “alam semesta lain”.
Jadi, apakah orang-orang yang lenyap di Segitiga Bennington memang masuk ke dunia pararel yang mungkin memiliki portal di kawasan tersebut? Kemungkinan itu tentu saja sulit dibuktikan.
Selain teori mengenai kemungkinan adanya dunia pararel, ada pula teori mengenai penculikan alien (bahwa orang-orang yang lenyap itu sebenarnya diculik alien). Tetapi, lagi-lagi, teori ini juga sulit dibuktikan.
Teori lain menyebut kemungkinan adanya pembunuh berantai. Orang-orang yang hilang di Segitiga Bennington, menurut teori ini, mungkin diculik dan dibunuh seseorang, yang lalu melenyapkannya hingga tak bisa ditemukan. Jika menggunakan teori ini, tampaknya si pembunuh melakukan pembunuhan secara acak, mengingat kelima orang yang lenyap di sana tidak memiliki pola dan hubungan antara satu dengan yang lain.
Penemuan mayat korban terakhir, Freida Langer, menguatkan teori ini, bahwa bisa jadi dia memang menjadi korban pembunuhan. Namun siapa tersangka pembunuhan berantai di Segitiga Bennington sampai sekarang tak pernah terungkap.
Teori lainnya lagi menyebut bahwa orang-orang yang hilang itu sebenarnya sengaja menghilang. Peristiwa menghilangnya Middie Rivers, Paula Welden, dan James E. Tedford, sangat mungkin dilatarbelakangi masalah sosial yang waktu itu terjadi di Somerset dan Glastenbury. Kedua kota ini tumbuh dari industri dan pengolahan kayu, tapi mengalami kemunduran di akhir abad ke-19, dan menjadi kota yang muram tanpa masa depan.
Bisa jadi, karena kondisi tersebut, orang-orang itu lalu memutuskan untuk menghilang dengan alasan tertentu, meninggalkan identitas lamanya, untuk memulai kehidupan baru yang terlepas dari masa lalunya. Tetapi, lagi-lagi, kemungkinan ini juga sulit dibuktikan.