Kasus Munculnya Jejak-jejak Misterius di Salju

Ilustrasi/darktales.org
South Devon adalah wilayah di Inggris yang tenang, namun menyimpan misteri yang tak pernah terpecahkan selama lebih dari 150 tahun. Belakangan, ketika warga Devon sudah hampir terlupa pada sejarah tersebut, misteri yang sama kembali terjadi. Sama seperti di masa lalu, misteri yang datang belakangan kembali membuat bingung banyak orang.

Hujan salju kerap turun di Devon, begitu pula pada awal tahun 1855. Pada 8 Februari 1855, kawasan itu dihujani salju tebal selama seharian. Para penduduk pun menghangatkan diri di dalam rumah, sementara hujan salju baru berhenti pada tengah malam. Sementara para penduduk sudah terlelap dalam tidur, sesuatu sedang terjadi di luar.

Pagi harinya, pada 9 Februari 1855, hujan salju sudah berhenti, dan penduduk mulai keluar rumah untuk melakukan aktivitas. Hamparan salju terlihat di mana-mana, dan itu sudah jadi pemandangan biasa bagi mereka. Namun, ada yang sangat aneh pagi itu. Mereka melihat sesuatu yang tak biasa di hamparan salju, yaitu adanya jejak-jejak aneh yang sangat tampak jelas tercetak di hamparan salju.

Jejak-jejak aneh itu sangat mencolok, sehingga orang-orang memperhatikan. Berdasarkan keterangan para saksi, jejak-jejak itu memiliki pola seperti kuku belah, ada pula yang mendeskripsikan bentuknya seperti huruf U atau seperti tapal kuda. Ukuran panjang jejak-jejak itu sekitar 4 cm hingga 6,25 cm, dan jarak antara jejak kaki sekitar 20 cm.

Tidak ada jejak lain di permukaan salju.

Yang mencengangkan, jejak-jejak tersebut terlihat hingga 160 km jauhnya, dari wilayah Exmouth hingga daerah Topsham.

Keberadaan jejak-jejak itu saja sudah aneh, karena penduduk tidak bisa menjelaskan itu jejak apa. Yang lebih membingungkan, ketika diikuti, jejak-jejak itu terlihat menghampiri pintu rumah penduduk, namun kembali menjauh. Di tempat lain, jejak tersebut terlihat di atap rumah. Artinya, jejak itu bisa naik dan melangkah di atap-atap rumah.

Di tempat lain, ada jejak yang terlihat sampai mentok (menabrak) sebuah tembok setinggi 4 meter, kemudian muncul lagi di sisi lain tembok, seolah makhluk-entah-apa itu bisa berjalan menembus tembok.

Ketika jejak-jejak itu diikuti sampai Sungai Exe, jejak-jejak tersebut terlihat pada dua sisi sungai—entah makhluk itu menyeberangi sungai, atau ada dua makhluk yang berjalan di kedua sisi sungai.

Pertanyaan para penduduk sederhana saja; makhluk apa yang telah menciptakan jejak-jejak aneh tersebut? Tidak satu pun yang bisa menjawab.

Kabar munculnya jejak-jejak misterius di wilayah Devon seketika menyebar hingga ke luar Devon, dan menarik perhatian media massa setempat. Harian Times of London, misalnya, mendeskripsikan jejak tersebut sebagai berikut:

“Jejak itu lebih mirip makhluk yang berjalan dengan dua kaki dibanding makhluk yang berjalan dengan empat kaki, dengan jarak antara jejak sekitar 8 inci. Kesan yang bisa ditangkap dari jejak tersebut adalah mirip sepatu keledai.”

Kalau memang jejak-jejak misterius itu dibuat oleh seekor hewan, para penduduk di sana tidak tahu hewan apa yang bisa meninggalkan jejak seperti itu. Jadi, rumor pun beredar. Devon disebut-sebut kedatangan makhluk misterius yang tidak dikenal!

Rumor itu seperti mendapat konfirmasi ketika beberapa pemuka agama menyatakan bahwa jejak-jejak kaki tersebut ditinggalkan oleh setan yang sedang berkeliaran mencari para pendosa. Meski banyak orang menentang pernyataan itu, namun dugaan tersebut memberi nama untuk fenomena misterius tersebut, yaitu “jejak-jejak kaki setan Devon”. Belakangan, nama itulah yang tercatat dalam sejarah.

Seperti yang disebut tadi, panjang jejak-jejak kaki di salju itu sekitar 4-6 cm. Bertolak dari hal itu, sebagian orang menyatakan, jika memang itu jejak setan, tentu ukurannya jauh lebih besar. Apa iya setan memiliki jejak kaki berukuran mungil seperti itu? Karenanya, mereka pun berusaha mencari kemungkinan yang lebih rasional dan masuk akal.

Harian Illustrated London News sempat memberikan kemungkinan yang lebih masuk akal. Mereka menemui G.M. Musgrave, seorang pendeta di Devon, yang menyatakan bahwa jejak-jejak kaki di salju itu kemungkinan dibuat oleh dua ekor kanguru yang lepas dari kebun binatang pribadi milik Mr. Fische di Sidmouth. 

Semula, kemungkinan itu terdengar masuk akal. Namun, kalau memang ada kanguru yang lepas, mengapa dua hewan itu tidak terlihat oleh penduduk? Bahkan tidak ada kepastian lebih lanjut apakah benar-benar ada kanguru yang terlepas atau tidak, sehingga berita itu kemudian hanya dianggap sebagai rumor.

Sir Richard Owen, seorang ahli biologi terkenal, percaya bahwa jejak itu ditinggalkan oleh seekor badger (hewan sejenis musang), yang berkeliaran di desa untuk mencari makan. Menurutnya, jejak aneh itu tercipta karena kebiasaan hewan itu menaruh kaki belakangnya ke jejak yang dibuat oleh kaki depan.

Namun, Sir Owen tidak pernah secara langsung mengobservasi jejak tersebut, dan mendasarkan teorinya hanya pada deskripsi para saksi. Dan memang, teorinya tidak terbukti. Jejak kaki badger berbeda dengan jejak kaki yang muncul di permukaan salju Devon.

Selain badger, ada pula yang menyebut keledai, tikus, berang-berang, ataupun hewan lain. Sayangnya, tidak ada satu pun di antara hewan tersebut memiliki jejak kaki yang serupa dengan jejak kaki di Devon.

Ketika semua kemungkinan tampaknya membentur ketidakmungkinan, sebagian orang kemudian memperkirakan bahwa jejak-jejak tersebut bisa jadi dibuat orang iseng yang mungkin ingin menciptakan kehebohan. Sayangnya, teori ini memiliki kelemahan. 

Jika memang jejak itu dibuat orang iseng, mengapa tidak terlihat adanya jejak lain di atas salju? Bagaimana bisa jejak tersebut terlihat hingga 160 km? Dan jika memang orang itu hendak menciptakan kehebohan, mengapa ia tidak menciptakan jejak kaki yang lebih besar dan lebih mengerikan, seperti jejak harimau?

Misteri itu tidak pernah terpecahkan, meski berbagai upaya penjelasan rasional atas peristiwa itu terus berlangsung hingga abad ke-20, ketika sejumlah penulis modern mencoba menawarkan alternatif penjelasan.

Pada 1985, misalnya, terbit sebuah buku berjudul The Devil's Footprints: The Great Devon Mystery as it Was Reported in the Newspapaer of 1855, yang ditulis oleh Geoffrey Household. Buku itu mengajukan teori kalau jejak-jejak aneh tersebut mungkin diciptakan oleh sebuah balon eksperimen. 

Geoffrey Household mengaku mendapat informasi kalau sebuah balon telah terlepas tanpa sengaja dari galangan kapal Devonport. Balon itu terikat sebuah tali yang menggantung, dengan besi di ujungnya. Besi itulah yang dianggapnya telah membuat jejak-jejak misterius tersebut.

Sumber Household adalah seorang pria lokal bernama Major Carter, yang mengetahui hal ini dari kakeknya yang bekerja di galangan kapal itu. Menurutnya, pada waktu itu, informasi ini dirahasiakan, karena balon itu juga merusak beberapa rumah kaca dan jendela rumah penduduk sebelum akhirnya jatuh di Honiton.

Kemungkinan itu bisa jadi masuk akal. Sayangnya, ada pertanyaan lain yang terbuka. Bagaimana mungkin sebuah balon bisa menciptakan jejak yang konsisten dengan jarak 8 inci (20 cm), atau jejak yang sampai ke pintu rumah penduduk dan kembali? Apakah balon itu memiliki kecerdasan artifisial yang membuatnya bisa berpikir?

Penulis lain, Mike Dash, yang menulis artikel mengenai jejak setan Devon di Fortean Studies, percaya kalau jejak tersebut ditinggalkan oleh hewan pengerat yang melompat, seperti tikus hutan. Tidak heran, menurutnya, kalau jejak-jejak itu juga bisa ditemui di atap rumah. Menurut Mike Dash, jejak yang ditinggalkan oleh lompatan tikus sangat mirip jejak hewan berkuku belah, karena pergerakan otot kakinya ketika melompat.

Teori itu bukan sesuatu yang baru, karena sudah sering disinggung sebelumnya. Namun, sekali lagi, tidak ada hewan pengerat yang diketahui memiliki jejak seperti itu.

Sementara penulis lain, di antaranya Joe Nickell yang skeptis, lebih percaya kalau kisah terkait jejak-jejak itu hanyalah hoax. Menurutnya, bagaimana mungkin jejak itu bisa mencapai jarak 160 km? Apakah ada penduduk yang mengikuti jejak tersebut hingga sejauh 160 km pada hari itu?

Ya, cukup masuk akal untuk mengatakan bahwa kisah itu hanyalah hoax, apalagi dengan mempertanyakan jarak yang bisa diketahui. Namun, dokumentasi mengenai peristiwa ini cukup lengkap. Sehingga, jika kisah ini hanya hoax, artinya hoax tersebut diciptakan oleh banyak orang dan oleh banyak media yang terbit pada tahun itu. Kemungkinan semacam itu justru terdengar mengada-ada.

Pandangan lain yang mirip dengan Joe Nickell adalah; jejak itu tercipta akibat histeria massa. Mungkin para penduduk telah melihat jejak-jejak hewan yang beragam, dan menganggapnya sebagai jejak yang sama. Joe juga beranggapan seperti itu. Menurutnya, deskripsi saksi yang berbeda-beda membuat kemungkinan ini menjadi lebih kuat.

Tentu saja teori ini jalan keluar yang paling gampang. Namun, bagi peneliti lain, misteri ini menarik karena mungkin ada makhluk cryptid yang hidup di Devon. Selain itu, walaupun kasus Devon adalah yang paling terkenal, misteri sejenis ternyata juga pernah disinggung dalam beberapa catatan sejarah lain.

Salah satu penulis yang pernah menyinggungnya adalah Ralph of Coggeshall, seorang penulis yang hidup pada abad ke-13. Dalam tulisannya, Ralph menceritakan sebuah peristiwa yang terjadi pada 19 Juli 1295, di mana jejak-jejak kaki misterius muncul setelah terjadi badai.

Lalu, Kapten Sir James Clark Ross, komandan kapal yang pernah menjelajah Kutub Selatan, juga menceritakan peristiwa serupa. Pada Mei 1840, kapal mereka mendarat di pulau Kerguelen dan menemukan jejak-jejak misterius di salju, tanpa melihat adanya hewan yang bertanggung jawab atas jejak-jejak tersebut.

Dalam buku berjudul Voyage of Discovery and Research in the Southern and Antarctic Regions, Kapten Ross menulis:

“Kami tidak melihat satu pun hewan darat. Dan kami menemukan jejak yang mirip dengan jejak keledai, yang ditemukan oleh tim yang dipimpin Letnan Bird. Jejak itu dideskripsikan oleh Dr. Robertson sebagai jejak yang berukuran lebar 3 inci, dengan kedalaman sekitar 2,5 inci. Jejak itu juga memiliki tekanan di masing-masing sisi, dan bentuknya terlihat seperti tapal kuda.

“Sangat tidak mungkin kalau hewan itu berasal dari kapal yang terdampar. Mereka mengikuti jejak itu hingga cukup jauh, dengan harapan melihat hewan yang menciptakannya, namun tidak menemukan apa-apa hingga sampai ke daratan berbatu yang tidak bersalju.”

Mungkin peristiwa-peristiwa yang disinggung Coggeshall dan Kapten Ross tidak ada hubungannya dengan peristiwa Devon. Namun, jika sebuah fenomena misterius terjadi beberapa kali, maka ada sesuatu yang perlu diselidiki.

Kisah tentang jejak-jejak misterius di Devon, yang terjadi lebih dari satu abad yang lalu, mungkin akan terlupa, kalau saja peristiwa serupa tidak kembali terjadi. Pada 5 Maret 2009, misteri yang sama muncul di Devon. Jill Wade, penduduk Devon, terkejut saat mendapati adanya jejak-jejak misterius di atas salju, di kebun belakang rumahnya. 

Jill Wade, yang telah berusia 76 tahun, berkata, “Saya melihat ke kebun belakang rumah, dan sangat terkejut. Saya benar-benar tidak bisa mempercayainya. Jejak-jejak kaki itu berbentuk kuku belah, dan tidak ada jejak lain di atas salju.”

Penemuan Jill Wade menarik perhatian Centre for Fortean Zoology (CFZ), sebuah organisasi cryptozoology, yang segera mengirim tim untuk memeriksa jejak-jejak tersebut. Jika mereka berhasil memecahkan misteri ini, mungkin mereka juga akan memecahkan misteri serupa yang telah berusia lebih dari 150 tahun, yaitu misteri jejak-jejak kaki setan Devon.

Kali ini, mereka memiliki tempat kejadian perkara dengan jejak yang masih terlihat, mereka memiliki foto jejak tersebut, dan mereka bisa memikirkan ulang misteri ini dengan mengacu pada ilmu pengetahuan modern sambil berharap memecahkannya.

Jejak aneh yang ditemukan Jill Wade memiliki panjang 13 cm, dan jarak antara jejak sekitar 28 sampai 43 cm. Ukuran itu tidak sesuai dengan jejak hewan yang dikenal saat ini. 

Jonathan Downes, dari CFZ, menyatakan, “Apakah saya percaya kalau setan telah datang dari lubang neraka dan berkeliaran di sebuah kebun di utara Devon? Tentu saja tidak. Jika Anda bertanya apakah ada hal-hal yang tidak bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan modern, maka jawabannya adalah ya. Namun pengetahuan manusia selalu berkembang, dan saya percaya sesuatu yang saat ini dikategorikan sebagai fenomena paranormal, suatu hari nanti akan dapat dijelaskan oleh ilmu pengetahuan.”

Apakah jejak kaki di kebun belakang rumah Jill Wade memiliki hubungan dengan jejak kaki setan Devon seratus lima puluh tahun lalu? Belum diketahui dengan jelas. Namun semoga penelitian CFZ benar-benar akan membawa sedikit titik terang, atau setidaknya alternatif kemungkinan yang baru.

Mengenai penemuan jejak-jejak kaki misterius di atas salju ini, Rupert T. Gould pernah mengajukan pertanyaan yang menarik, “Saya berpikir, jika mereka menemukan makhluk itu, apa yang akan mereka lihat?”

Related

Misteri 8092836084182775589

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item