Bagaimana Peradaban Manusia Mengenal Minuman Kopi?
https://www.belajarsampaimati.com/2021/03/bagaimana-peradaban-manusia-mengenal.html
Ilustrasi/sinergifoundation.org |
Berabad-abad yang lalu, seorang gembala sedang menjaga kambing-kambingnya di wilayah Kaffa, Ethiopia selatan, ketika ia melihat hewan gembalaannya jadi lebih bergairah (lebih aktif) setelah memakan sesuatu yang mirip butiran kacang, yang berjatuhan dari sebuah pohon.
Gembala bernama Khalid itu tertarik, lalu mengumpulkan butiran-butiran kacang yang ia temukan di sekitar tempatnya menggembala. Sesampai di rumah, ia bersihkan butiran-butiran itu, lalu merebusnya dengan air. Itulah minuman kopi pertama di dunia, meski waktu itu belum bernama kopi. Yang jelas, dari peristiwa itulah, dunia mengenal minuman yang kemudian disebut kopi.
Seiring waktu, orang-orang Ethiopia mulai mengonsumsi minuman yang dibuat dari rebusan “butir kacang” tadi, sebagaimana yang dibuat si gembala. Karena nikmat dan membantu tubuh lebih “terjaga”, minuman itu pun populer.
Memasuki abad ke-9, minuman yang dihasilkan dari butir kacang tersebut mulai diekspor dari Ethiopia ke Yaman. Banyak orang di sana yang mengonsumsinya saat menjalani acara-acara di malam hari. Pada abad ke-13, minuman yang sama mulai masuk Mekkah dan Turki.
Baru pada abad ke-15, minuman itu mulai masuk ke Eropa, tepatnya ke Venesia, Italia, pada 1645. Lima tahun kemudian, pada 1650, minuman itu mulai masuk Inggris, dibawa seorang Turki bernama Pasqua Rosee, yang membuka kedai kopi pertama di Lombard Street di London.
Bahasa Arab menyebut minuman itu “qahwa”. Mengadopsi nama itu, orang Turki menyebutnya “kahve”. Dari nama “kahfe”, orang Italia menyebutnya “caffe”. Lalu bahasa Inggris mengadopsinya dengan nama “coffee”. Di Indonesia, kita menyebutnya “kopi”.
Hmm... ada yang mau menambahkan?