Kasus Pendaratan UFO di Prancis yang Misterius
https://www.belajarsampaimati.com/2021/02/kasus-pendaratan-ufo-di-prancis-yang.html
Ilustrasi/ufoinsight.com |
Trans-en-Provence adalah sebuah desa di wilayah Var, di tenggara Perancis, dan di tempat itulah Renato Niccolai menikmati kehidupannya sebagai peladang. Setiap hari, ia bekerja di ladangnya, dari pagi sampai sore, dan hasilnya berladang bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada 8 Januari 1981, pria berusia 55 tahun itu juga melakukan kesibukan yang sama di ladangnya. Namun, rupanya, ada sesuatu yang tak biasa hari itu.
Pada pukul 17.00, saat hendak bersiap meninggalkan ladang, Renato Niccolai tiba-tiba mendengar suara mirip siulan yang muncul dari langit. Berikutnya, sebagaimana dikutip buku UFO Briefing Document: The Best Available Evidence, Niccolai mengatakan, “Aku menoleh dan melihat penampakan benda terbang, tingginya setara dengan pohon pinus.”
Benda terbang misterius yang dilihatnya mirip dua piring yang bagian tengahnya disatukan. Diameternya kira-kira 2,5 meter. Sesuai dengan gambaran UFO yang populer kala itu.
Niccolai tak melihat semburan api dari benda terbang misterius tersebut. Namun, ia memastikan, UFO tersebut sempat menjejak ke tanah di ladangnya, dan meninggalkan tapak serta bekas terbakar.
Semula, Niccolai mengira objek tersebut adalah bagian dari eksperimen militer, dan hal itu pula yang ia katakan pada warga dan petani lain di sekitarnya. Pasalnya, di dekat ladangnya memang terdapat pangkalan militer.
Namun, kurang dari 24 jam kemudian, aparat keamanan dari satuan Gendarmerie tiba-tiba datang ke ladang milik Niccolai, dan pasukan itu tampak sibuk melakukan aneka hal yang tidak dipahami Niccolai.
Kasus tersebut juga diinvestigasi Groupe d'Etudes des Phénomènes Aérospatiaux Non-identifiés (GEPAN), atau Unidentified Aerospace Phenomena Study Group, yang didirikan pada 1977 di dalam National Center for Space Studies (CNES) di Toulouse, yang merupakan mitra NASA di Prancis. (Fungsi GEPAN direorganisasi pada 1988 ke dalam Service d’Expertise des Phénomènes de Rentrées Atmosphériques atau SEPRA).
Penyidik utama kasus itu adalah Jean-Jacques Velasco, pemimpin SEPRA.
Gendarmerie mewawancarai Nicolai, dan mengumpulkan sampel tanah serta tanaman dari lokasi pendaratan pesawat aneh itu. Pengumpulan sampel lebih lanjut beserta pengukuran lokasi kemudian dilakukan oleh tim GEPAN, dan sampelnya dianalisis di beberapa laboratorium milik pemerintah.
Sampel tanah dan alfalfa liar dikumpulkan dari lokasi pendaratan, serta sampel jejak dari berbagai jarak di pusat pendaratan. Semuanya menjadi sasaran sejumlah analisis, antara lain analisis fisik-kimia di laboratorium SNEAP, studi difraksi elektronik di Toulouse University, spektrometri massa oleh penembakan ion di Metz University, dan analisis biokimia dari sampel sayuran di National Institute of Agronomy Research (INRA).
Laporan rinci pertama perihal kasus ini diterbitkan oleh GEPAN pada 1983, dalam “Catatan Teknis Nomor 16, Penyidikan 81/01, Analisis Jejak.”
Kesaksian Nicolai kepada polisi begitu sederhana dan jujur, “Perhatian saya tertarik pada suatu suara kecil, semacam siulan lirih. Saya menoleh ke sekeliling, dan melihat, di udara, sebuah pesawat yang hanya terbang di ketinggian sejajar pohon pinus di pinggir lahan milik saya.
“Pesawat ini tidak berbelok, dan malah turun ke tanah. Saya hanya mendengar suatu siulan lirih. Saya tak melihat adanya nyala pendorong seperti pada pesawat umumnya, tidak di bawah ataupun di sekitar pesawat.
“Sementara pesawat itu terus turun, saya mendekat ke sana, menuju sebuah pondok kecil. Saya bisa melihat dengan jelas dari atap. Dari sana, saya melihat pesawat berdiri di atas tanah.
“Pada saat itu, pesawat mulai memancarkan siulan lain, konstan, konsisten suaranya. Kemudian lepas landas, dan setelah itu di ketinggian sejajar puncak pohon, pesawat itu melesat cepat... ke arah timur laut. Saat pesawat mulai lepas landas, saya melihat di bawahnya empat bukaan yang tidak memancarkan asap ataupun nyala api. Pesawat membawa sedikit debu ketika meninggalkan tanah.
“Saya pada waktu itu berada sekitar 30 meter dari lokasi pendaratan. Saya kemudian berjalan menuju tempat pesawat itu mendarat, dan di situ saya melihat jejak lingkaran berdiameter sekitar dua meter. Pada titik-titik tertentu pada kurva lingkaran, di situ ada trek atau jejaknya.
“Pesawat itu berbentuk dua piring terbalik, satu menghadap yang lain. Pasti tingginya sekitar 1,5 meter. Warnanya mencolok. Pesawat itu memiliki suatu pembatas atau sejenis pengikat di sekeliling bentuknya yang melingkar. Di bawah pengikat, saat pesawat lepas landas, saya melihat dua benda bulat yang bisa saja sejenis landing gear atau kaki. Ada juga dua lingkaran yang tampak seperti lubang masuk. Dua kaki, atau landing gear itu, panjangnya sekitar 20 centimeter di bawah bodi seluruh kapal.”
Kasus pendaratan UFO di Trans-en-Provence sangat mungkin menjadi kasus CE II (Close Encounter dari Jenis Kedua—pertemuan dengan UFO hampir secara langsung) yang didokumentasikan secara ilmiah paling menyeluruh yang pernah diselidiki.
Meski begitu, semua fakta yang diperoleh tidak menghasilkan kesimpulan yang jelas, alias masih misterius.
Pada Maret 2007, Prancis menjadi negara pertama yang membuka dokumen-dokumen terkait UFO yang dilaporkan di wilayahnya. Ada 1.600 penampakan dalam 5 dekade.
Jacques Patenet, ahli aeronautika yang mengepalai kantor studi fenomena aoerospasial yang tak teridentifikasi, mengatakan sejumlah kasus dinyatakan tak layak dilanjutkan.
“Misalnya, laporan seorang perempuan yang melihat objek terbang mirip gulungan tisu toilet,” kata dia, seperti dikutip dalam situs sains New Scientist.
Namun, Patenet menyebut kasus di Trans-en-Provence sebagai salah satu yang paling “meyakinkan”. Penampakan UFO yang diduga milik makhluk ekstraterresterial itu menghebohkan Prancis pada masanya, menarik perhatian ribuan orang, dan memiliki bukti-bukti berupa bekas pendaratan.
“Benda itu mendarat selama beberapa detik, lalu menghilang, terbang tanpa suara,” kata Patenet.
Dia menambahkan, tim GEPAN telah datang ke lokasi, dan meneliti bekas gosong yang diduga ditinggalkan UFO tersebut. Kajian yang dilakukan mengarah pada dugaan bahwa objek misterius itu memiliki berat ratusan kilogram.
“Saya tak pernah bisa memahami atau memberi penjelasan tentang insiden tersebut,” kata Patenet. “Kami tak memiliki bukti bahwa makhluk ekstrateresterial ada di belakang fenomena yang tak bisa dijelaskan. Namun, kami juga tak bisa memastikan hal sebaliknya.”
Hmm... ada yang mau menambahkan?