Kasus Pembajakan Pesawat yang Tak Terpecahkan
Ilustrasi/idntimes.com Pembajakan pesawat adalah kejahatan serius, sehingga upaya pengusutan dan pelacakan pelakunya akan dilakukan secara s...
https://www.belajarsampaimati.com/2021/01/kasus-pembajakan-pesawat-yang-tak.html
Ilustrasi/idntimes.com |
Pembajakan pesawat adalah kejahatan serius, sehingga upaya pengusutan dan pelacakan pelakunya akan dilakukan secara serius, dan si pelaku pun biasanya tertangkap. Namun, di antara banyak kasus pembajakan pesawat yang pernah terjadi di dunia, ada satu kasus yang diaggap paling aneh, paling misterius, dan sampai saat ini tak terpecahkan.
Kasus itu dimulai pada 24 November 1971. Seorang pria, berperawakan kurus dan berambut gelap, datang ke bandara Portland, Oregon, dan membeli tiket satu arah ke Washington. Ia membayar tiket seharga $20, dan tampak seperti para penumpang pesawat lainnya, tak terlihat mencurigakan.
Pria yang belakangan dikenal dengan nama Dan Cooper itu mengenakan jas berwarna gelap, dasi, kacamata hitam, yang keseluruhannya menunjukkan penampilan sopan. Namun pria inilah yang kelak akan membuat FBI pusing sampai bertahun-tahun, akibat aksi kejahatan yang dilakukannya.
Dan Cooper berjalan dengan santai, memasuki pesawat Boeing 727 milik maskapai Northwest Airlines, dan duduk di kursi 18C. Beberapa menit setelah pesawat take off, Cooper memanggil pramugari bernama Florence Schaffner, yang kebetulan sedang melintas, dan menyerahkan sebuah catatan kecil yang terlipat.
Florence Schaffner mengira Cooper hanya pria iseng, yang berusaha memberikan nomor teleponnya—itu hal yang biasa ia alami sebagai pramugari. Jadi, Florence pun hanya menerima lipatan kertas itu dengan sopan, dan memasukkannya ke saku tanpa melihat isinya.
Tapi Cooper berkata pada pramugari itu, “Sebaiknya Anda membaca isi catatan itu. Saya membawa bom.”
Florence terkejut, tapi tidak langsung percaya. Ia kemudian membuka catatan yang diberikan Cooper, dan mendapati tulisan, “Saya membawa bom di dalam koper. Saya akan menggunakannya jika dibutuhkan. Pesawat ini telah dibajak."
Kemudian, dengan sopan namun pasti, Cooper berkata pada sang pramugari bahwa ia menginginkan uang sebanyak $200.000 dalam pecahan $20, dan dua parasut utama serta dua parasut cadangan, dikirim ke pesawat ketika mendarat di bandara Seattle-Tacoma, Washington.
Setelah yakin Cooper sungguh-sungguh dengan tindakannya, Florence pun melaporkan hal itu ke pilot, serta menyerahkan catatan di kertas yang diberikan Cooper.
Pilot pesawat, William Scott, menerima catatan itu, dan segera menghubungi pusat pengendali udara di Seattle, yang lalu meneruskan pesan itu ke polisi dan FBI. FBI lalu meminta para kru pesawat menuruti keinginan sang pembajak, dan menyediakan semua yang diinginkannya.
Sementara itu, Cooper duduk dengan tenang di dalam pesawat, sambil menikmati bourbon dan soda. Sikapnya tetap kalem, tanpa menimbulkan kecurigaan sedikit pun.
Pada pukul 17.24, FBI memberi tahu kru pesawat bahwa permintaan Cooper telah dipenuhi, dan telah disiapkan. Ketika pesawat mendarat di bandara Seattle-Tacoma, Cooper segera memerintahkan pilot untuk memarkir pesawat di tempat sepi di bandara, dan mematikan semua lampu.
Setelah pesawat parkir di bandara, Cooper memerintahkan seorang kru pesawat untuk mengambil uang beserta parasut, dari tangan FBI. Setelah uang dan parasut sampai ke tangan Cooper, seluruh penumpang dan pramugari dilepaskan, hingga tinggal empat orang kru yang masih ada di pesawat.
Sampai detik itu, para petugas FBI masih tidak paham mengapa Cooper meminta parasut.
Pada pukul 19.40, ketika pesawat telah diisi kembali bahan bakar, Cooper memerintahkan pilot untuk kembali menerbangkan pesawat menuju bandara Reno. Di sana, pesawat kembali diisi bahan bakar. Lalu Cooper memerintahkan pilot untuk menerbangkan pesawat ke Mexico, dengan kecepatan 170 knots, dan dengan ketinggian di bawah 10.000 kaki.
Sementara itu, otoritas terkait telah memerintahkan dua pesawat tempur untuk mengikuti pesawat yang dibajak. Tujuannya tentu untuk mengawal pesawat tersebut, sekaligus menangkap pelaku pembajakan.
Di dalam pesawat yang sedang menuju Mexico itulah, aksi misterius Cooper dimulai.
Tidak lama setelah take off, Cooper meminta semua kru untuk masuk ke kokpit pesawat, sedangkan ia mengikat parasut ke tubuhnya, dan berjalan menuju buritan pesawat.
Di dalam kokpit, para kru melihat lampu indikator menyala, dan tekanan udara berubah drastis. Tepat pada pukul 20.13, mereka mendengar pintu di buritan pesawat bersuara dengan keras. Seseorang telah membukanya!
Pilot lalu berteriak kepada Cooper lewat mikrofon, “Apakah Anda membutuhkan sesuatu?”
Cooper menjawab, “Tidak!”
Itulah kata terakhir Cooper yang didengar oleh para pilot dan kru pesawat.
Cuaca di luar pesawat saat itu hujan lebat.
Dua jam setelah peristiwa itu, pesawat mendarat kembali di bandara Reno, dengan kondisi pintu buritan terbuka. Begitu pesawat mendarat di bandara, para agen FBI dan polisi lokal segera mengepung dan menyerbu masuk, serta memeriksa semua sudut pesawat. Mereka menemukan sisa dua parasut, dan sepotong dasi hitam. Tapi mereka tidak menemukan Cooper, sementara koper berisi uang dan dua parasut lainnya telah lenyap.
FBI berkesimpulan, Cooper telah terjun dari pesawat. Namun, para pilot pesawat tempur yang mengikuti pesawat itu mengaku tidak melihat adanya seseorang yang terjun dari pintu buritan. Mereka juga mengakui bahwa cuaca yang gelap dan hujan lebat mungkin telah membuat pandangan mereka terbatas. Yang jelas, sejak saat itu, Cooper seperti lenyap ditelan bumi.
Upaya pencarian Cooper terus dilakukan sejak kasus itu, sampai 1971-1972. Namun semua upaya seperti sia-sia, dan Cooper tak pernah tertemukan.
Selain melakukan pencarian terhadap Cooper, FBI juga memfokuskan perhatian pada uang tebusan. Uang pecahan $20 yang diberikan kepada Cooper adalah uang yang dicetak pada 1969, dengan nomor seri berawalan “L”. FBI mengirim peringatan mengenai hal ini kepada seluruh institusi keuangan di Amerika. Namun usaha itu pun sia-sia. Uang yang telah ditandai itu tidak pernah ditemukan, yang artinya Cooper tidak/belum menggunakannya.
Tujuh tahun setelah Cooper menghilang, pada 1978, seorang pemburu tanpa sengaja menemukan sebuah plakat berisi intruksi bagaimana menurunkan pintu buritan pesawat Boeing 727, di lokasi yang berjarak hanya beberapa menit penerbangan dari lokasi pendaratan Cooper. Temuan itu mungkin penting, tapi tidak membantu FBI sama sekali dalam hal menemukan Cooper.
Kemudian, pada 1980, seorang anak laki-laki bernama Brian Ingram menemukan uang sejumlah $5.880 dalam bentuk pecahan $20, yang telah hancur di sungai Columbia. FBI mendapati nomor seri uang tersebut sama dengan yang telah diserahkan kepada Cooper.
Apakah itu berarti Cooper tenggelam di sungai Columbia? Ataukah seikat uang itu hanya terlepas dari ransel Cooper? Pertanyaan itu tidak pernah mendapat jawaban pasti.
Dalam upaya penyelidikan terhadap Cooper, FBI menyusun profil Cooper yang mereka perkirakan sebagai orang yang mengenal wilayah Seattle dengan baik, pernah berdinas di angkatan udara, dan memiliki pengalaman dalam terjun payung.
Pada 31 Desember 2007, atau 36 tahun setelah pembajakan yang terkenal itu, FBI kembali merilis sketsa wajah Cooper, kali ini disertai gambaran yang disesuaikan usia Cooper, yang tentu telah lebih tua. Dalam press release, FBI juga mengatakan bahwa mereka percaya Cooper tidak selamat dalam penerjunan dulu, tapi mereka tetap ingin mengetahui identitasnya.
Fakta bahwa FBI merilis kembali sketsa wajah Cooper setelah 36 tahun, menunjukkan bahwa mereka tidak mau menyerah dalam membongkar kasus itu.
Belakangan, FBI juga menemukan bahwa nama “Dan Cooper” ternyata berasal dari karakter komik terbitan Prancis tahun 1960. Jadi, nama Cooper mungkin memang bukan nama asli.
Dalam perjalanan penyelidikan kasus itu, FBI menyusun daftar tersangka yang mencapai 1.000 orang. Dari 1.000 tersangka tersebut, ada tiga orang yang dianggap paling mungkin menjadi Cooper. Tiga orang itu adalah Richard McCoy Jr., Duane L. Weber, dan Kenneth P. Christiansen.
Pada 7 April 1972, tidak lama setelah kasus Cooper yang menghebohkan, ada seorang pria bernama Richard McCoy Jr. naik ke pesawat milik maskapai United Airlines di Denver, dan menyerahkan catatan kepada pramugari, yang berisi permintaan uang sejumlah $500.000, beserta empat parasut—persis seperti yang dilakukan Cooper sebelumnya. Yang mencengangkan, ia juga berhasil lolos dengan cara yang sama seperti Cooper; terjun dari pintu buritan pesawat.
Meski begitu, McCoy akhirnya tertangkap dua hari kemudian, setelah seorang temannya melaporkan, dan ia dihukum 45 tahun penjara. Pada Agustus 1974, McCoy ditembak mati, setelah mencoba melarikan diri dari penjara.
Setelah peristiwa McCoy, mantan agen FBI, bernama Russel Calame, menerbitkan sebuah buku yang menyatakan bahwa Dan Cooper dan McCoy adalah pria yang sama. Dalam buku itu disebutkan bahwa metode yang digunakan oleh McCoy sama persis dengan Cooper.
Namun teori ini dibantah banyak pihak, karena bisa saja McCoy hanya meniru apa yang dilakukan oleh Cooper. Lagi pula, wajahnya tidak sesuai dengan deskripsi para saksi.
Kemudian, pada tahun 2000, muncul sebuah artikel yang terbit di US News. Artikel itu menceritakan seorang janda bernama Jo Weber, yang punya suami bernama Duane L. Weber. Jo menyatakan, sesaat sebelum suaminya meninggal dunia, ia mengaku bahwa ia adalah Dan Cooper.
Jo, yang curiga, lalu menyelidiki latar belakang suaminya, dan menemukan kesamaan-kesamaan yang menakjubkan antara suaminya dengan Cooper. Selain itu, Duane juga pernah mengakui cedera lutut yang dimilikinya akibat terjun dari pesawat.
Jo bercerita bahwa pada 1979, ketika sedang berkunjung ke Sungai Columbia, Duane berjalan di tepi sungai sendirian, seperti sedang mengenang sesuatu. Lalu Jo juga menemukan tulisan tangan Cooper yang diberikan pada pramugari Schaffer, persis seperti tulisan tangan suaminya.
Ia lalu menceritakan hasil penemuan itu kepada mantan kepala FBI, bernama Himmelsbach, yang menyelidiki kasus Cooper. Himmelsbach setuju kalau dua orang itu memiliki banyak kesamaan. Namun, penyelidikan terhadap Duane Weber dihentikan, karena FBI menemukan bahwa DNA dan sidik jari Duane tidak sama dengan sidik jari yang ditemukan di pesawat.
Lagi-lagi, upaya pencarian itu buntu dan tetap misterius.
Pada 29 Oktober 2007, New York Magazine merilis sebuah artikel yang menyebutkan bahwa seorang pria bernama Kenneth P. Christiansen telah diidentifikasi sebagai Dan Cooper, oleh sebuah biro penyelidik swasta.
Artikel itu juga menyebut bahwa Kenneth P. Christiansen adalah mantan penerjun payung militer, mantan karyawan penerbangan, tinggal di Washington dekat lokasi pembajakan, dan kenal dengan karakteristik wilayah tersebut dengan baik. Di atas semua itu, yang dianggap mencurigakan, Kenneth membeli sebuah properti, satu tahun setelah kasus pembajakan. Kenneth juga diketahui suka minum bourbon. Selain itu, wajahnya sangat mirip dengan sketsa wajah Cooper.
Sayangnya, meski ada banyak kesamaan dan hal mencurigakan, FBI kemudian menolak teori ini, karena tinggi badan, berat badan, dan warna mata Kenneth tidak sesuai dengan deskripsi para saksi terhadap Cooper.
Setelah McCoy, Weber, dan Christiansen tidak lagi mendapat perhatian, pada tahun 2008 muncul seorang pengacara dari Washington bernama Galen Cook, yang menyodorkan teori luar biasa. Menurutnya, Dan Cooper adalah seorang pria dari San Diego, bernama William Pratt Gosset.
Galen Cook percaya bahwa uang tebusan yang diambil Cooper tersimpan di safe deposit box di Vancouver, atas nama William Gosset, yang meninggal tahun 2003. Pengacara itu juga menyebut bahwa sketsa yang dirilis FBI sesuai dengan wajah William Gosset.
Menurut Galen Cook, Gosset pernah mengatakan pada tiga anaknya, bahwa ia adalah Dan Cooper, sambil menunjukkan sebuah kunci safe deposit box. Gosset juga pernah mengaku kepada seorang pensiunan hakim di Salt Lake City, bahwa ia adalah Dan Cooper.
Pensiunan hakim di Salt Lake City itu masih ingat pada Gosset, dan ia menceritakan, “Pada 1977, Gosset berjalan masuk ke kantorku, dan menutup pintunya. Ia mengatakan bahwa ia mungkin sedang ada dalam kesulitan, karena telah membajak pesawat dari Portland ke Seattle beberapa tahun yang lalu, dan tanpa sengaja telah meninggalkan sidik jarinya di situ. Ia mengatakan bahwa ia adalah Dan Cooper. Aku mengatakan kepadanya untuk menutup mulut, dan jangan melakukan sesuatu yang bodoh, dan tidak lagi menyinggung masalah itu."
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari FBI mengenai William Gosset.
Yang jelas, sampai sekarang Dan Cooper masih belum ditemukan, dan menjadi salah satu kasus pembajakan pesawat misterius yang tak terpecahkan oleh FBI. Meski begitu, peristiwa pembajakan Cooper paling tidak telah merevolusi industri penerbangan di Amerika. Sejak itu, alat pendeteksi logam ditambahkan di banyak bandara, dan beberapa peraturan baru ditambahkan.
Bahkan, satu tahun setelah peristiwa pembajakan Cooper, semua pesawat Boeing 727 diwajibkan memasang alat yang disebut Cooper Vane, yang bisa mencegah pintu buritan dibuka selama penerbangan.
Kasus pembajakan pesawat yang dilakukan Dan Cooper benar-benar misterius, karena sekitar 40 orang melihat wajahnya selama di pesawat, namun setelah itu tidak ada satu orang pun yang bisa menemukannya. FBI menyimpan kasus Cooper di bawah dokumen dengan nama “Norjak”, dan sampai kini menjadi satu-satunya kasus pembajakan pesawat yang tidak bisa mereka pecahkan.
Hmm... ada yang mau menambahkan?