Mengapa Penduduk Negara Tropis Suka Masakan Pedas?
https://www.belajarsampaimati.com/2020/12/mengapa-penduduk-negara-tropis-suka.html
Ilustrasi/eramadani.com |
Di negara beriklim tropis, tanaman cabai mudah tumbuh dengan sangat subur, sehingga cabai mulai dimasukkan ke dalam menu masakan sehari-hari oleh masyarakat setempat.
Namun, cabai bukan satu-satunya bahan yang bisa memberikan sensasi pedas, sebab lada juga termasuk bahan masakan yang bisa menimbulkan sensasi sama pada makanan. Perbedaannya, rasa pedas pada lada disebabkan oleh senyawa piperin, bukan senyawa capsaicin seperti cabai.
Di Indonesia, ada banyak masakan bercita rasa pedas, karena menggunakan cabai dalam proses pembuatannya. Jika masakan tersebut tidak menggunakan cabai, orang Indonesia akan menambahkan sambal, atau bahkan mengunyah cabai secara langsung, sebagai pendamping makanan utama.
Kebanyakan orang Indonesia menyukai masakan pedas karena rasanya yang nikmat, dan sebagian lain menganggapnya dapat menambah nafsu makan. Hal sama terjadi pada orang-orang di negara-negara tropis lain.
Mengapa orang-orang di negara tropis menyukai, bahkan tergila-gila, pada masakan bercita rasa pedas?
Kecenderungan itu tak bisa dilepaskan dari kebiasaan orang Asia yang gemar memasak makanan dengan menggunakan aneka macam rempah, sehingga rasa pedas sangat cocok jika dimasukkan ke dalam makanan khas Asia, sebagai pelengkap rasa. Kenyataan ini berbeda dengan negara-negara Eropa, misalnya, yang lebih minim menggunakan rempah dalam pembuatan masakan.
Selain itu, orang-orang Asia juga akrab dengan masakan pedas karena faktor budaya. Sejak anak-anak, atau setidaknya remaja, kita telah terbiasa menghadapi makanan atau masakan bercita rasa pedas, dan hal itu membuat kita akrab dengan masakan pedas. Belakangan, ketika dewasa, masakan pedas sudah dianggap sebagai bagian keseharian.
Sekadar catatan, rasa pedas cabai muncul karena adanya senyawa capsaicin. Ketika senyawa itu masuk ke dalam mulut, otak akan menerima sinyal panas dan sakit dari lidah, akibat capsaicin tadi. Sinyal yang diterima otak dari lidah diartikan sebagai sensasi terbakar.
Jadi, ketika kita menikmati masakan pedas, sebenarnya tubuh kita sedang menerima rasa sakit. Karena itu pula, ada sebagian orang yang kurang bisa menikmati masakan pedas, karena tubuhnya kurang mampu menoleransi “rasa sakit” yang dihasilkan cabai.
Hmm... ada yang mau menambahkan?
Kalau dalam kitab talim mutaalim,
BalasHapusRasa pedas bisa menyebabkan sel di otak menjadi putus sehingga mudah lupa