Bagaimana Asal Usul Skema Ponzi hingga Dikenal Dunia?
https://www.belajarsampaimati.com/2020/12/bagaimana-asal-usul-skema-ponzi-hingga.html
Ilustrasi/investasi.online |
Skema ponzi, sebutan yang biasa disematkan pada investasi bodong (tak bisa dipertanggungjawabkan) berasal dari seseorang bernama Charles Ponzi. Dari nama dia pula, skema ponzi kemudian dikenal dunia.
Charles Ponzi adalah orang Italia yang bekerja di Amerika, tepatnya sebagai asisten teller di sebuah bank bernama Banco Zarossi di Montreal, Kanada. Bank itu dimiliki oleh pebisnis Luigi Zarossi. Karier Ponzi di bank itu relatif lancar, hingga dia berhasil menjabat manajer bank. Pekerjaannya di bank itu pula yang belakangan memberinya ide hingga melahirkan “skema ponzi”.
Luigi Zarossi, pemilik bank tempat Ponzi bekerja, memanfaatkan uang deposito di banknya untuk mendanai berbagai investasi. Agar aliran deposito terus masuk, Zarossi mengiming-imingi bunga 6 persen untuk para nasabahnya. Sialnya, investasi yang dilakukan Zarossi mengalami masalah, kerugian, hingga bank terpaksa melakukan “gali lubang tutup lubang”—uang baru yang masuk digunakan untuk membayar bunga simpanan sebelumnya.
Hal itulah yang lalu memberi ilham bagi Ponzi, kelak di kemudian hari.
Ketika akhirnya bank tempat Ponzi bekerja mengalami kebangkrutan, karena kegagalan dan kerugian investasi, Zarossi kabur ke Meksiko dengan membawa sejumlah uang dari para nasabah barunya. Sementara Ponzi terkena getahnya; dia dipenjara di Quebec dengan tuduhan memalsukan cek, dan baru dibebaskan pada 1911.
Keluar dari penjara, Charles Ponzi sempat terlibat dalam kejahatan lain, termasuk penyelundupan imigran, dan kembali masuk penjara. Setelah bebas, dia memulai bisnis investasi terkait International Reply Coupon (IRC), kupon yang bisa ditukar dengan sejumlah cap pos atau prangko prioritas dari negara lain, yang bisa dijual dengan harga mahal.
Dari situ, Ponzi melanjutkan petualangannya dengan membangun skema investasi yang belakangan menjadikan namanya terkenal di dunia—skema ponzi. Pada 1920, dia mendirikan perusahaan bernama The Securities Exchange Company. Perusahaan itu menjalankan bisnis investasi dengan skema piramida terbalik; penerapan teknik “gali lubang tutup lubang” dengan skala spektakuler.
Dengan skema yang dijalankannya, Ponzi menjanjikan iming-iming balik modal dan keuntungan 50% hanya dalam waktu 45 hari. Berbekal kepandaian berkomunikasi, Ponzi menggaet 18 orang menjadi investor pertamanya, dengan nilai investasi US$ 1.800.
Sesuai janjinya, Ponzi melimpahkan keuntungan kepada para investor pertama itu. Seiring waktu, karena populer, investasi itu menarik lebih banyak orang, dan semakin banyak uang yang masuk. Manipulasi dengan skemanya itu mendatangkan keuntungan luar biasa. Ponzi disebut bisa mengantongi US$ 250 ribu per hari.
Namun, karena skema yang dijalankan Ponzi sangat rapuh—hanya mengandalkan uang peserta baru untuk membayar investasi peserta lama—skema itu pun tidak bisa terus berdiri tegak. Perlahan-lahan, seiring makin banyak orang yang tertarik ikut, skema itu mulai goyah. Seiring dengan itu, mulai muncul orang-orang yang penasaran atau bahkan curiga mengenai skema investasi yang dijalankan Ponzi.
Salah satu pihak yang curiga dengan investasi Ponzi adalah surat kabar Boston Post, yang melakukan investigasi khusus soal ini. Beragam temuan Boston Post kemudian membuat perusahaan Ponzi terguncang dan dipertanyakan banyak orang, hingga ujungnya tak ada lagi investor baru yang menyuntik dana.
Begitu bisnis dan skema penipuan besarnya ambruk, Ponzi ditangkap pada 12 Agustus 1920 dengan 86 dakwaan terkait penipuan dan penggelapan uang. Di pengadilan, Ponzi mengaku bersalah, dan divonis 14 tahun penjara. Setelah bebas pada 1934, dia dideportasi ke Italia. Sejak itu, “skema ponzi” dikenal dunia sampai sekarang.
Hmm... ada yang mau menambahkan?