Tempat-Tempat Indah yang Dikhawatirkan Hilang

Tempat-Tempat Indah yang Dikhawatirkan Hilang
Ilustrasi/egindo.co
Perubahan alam dan perubahan dunia yang terus terjadi mempengaruhi banyak hal, termasuk kemungkinan hilangnya beberapa tempat atau budaya yang saat ini masih ada. 

Dari waktu ke waktu, perubahan semacam itu terus “menelan” tempat-tempat yang semula ada, lalu hilang dari peta. Selain tempat, budaya yang semula ada juga hilang perlahan-lahan. Fenomena semacam itu tidak hanya terjadi di masa lalu, tapi juga terus terjadi hingga masa sekarang.

Pada saat ini, ada kota dan tempat-tempat, serta budaya tertentu, yang diperkirakan akan hilang dalam beberapa waktu mendatang, karena berbagai penyebab dan latar belakang. Yang agak merisaukan, tempat-tempat serta budaya yang diperkirakan akan hilang itu termasuk yang penting, indah, atau bersejarah. Berikut ini tempat-tempat yang diperkirakan akan segera hilang. 

Tibet, Cina

Tibet adalah tempat tertinggi di dunia, yang ada di puncak Himalaya. Kota ini terkenal dengan kebudayaannya yang unik dan bersejarah. Sayangnya, kebudayaan Tibet mulai menghilang perlahan-lahan, akibat berbaur dan bercampur dengan kebudayaan modern Cina. Bahkan, sebagian pihak menyatakan bahwa bahasa serta tradisi Tibet telah hilang sepenuhnya.

Kenyataan itu menjadikan pemerintah Cina khawatir, hingga mulai menutup Tibet dari kedatangan turis. Pemerintah ingin mengembalikan Tibet seperti semula, dan keinginan itu mereka tindak lanjuti dengan cara membekukan berbagai upaya kunjungan turis dari waktu ke waktu, hingga sekarang. 

Saat ini, Tibet sudah sulit dimasuki turis. Beberapa tempat yang masih bisa dikunjungi hanya Potala Palace dan Ganden Monastery, dan ada kemungkinan dua tempat itu pun akan segera ditutup tidak lama lagi.

Pulau Galapagos, Ekuador

Pulau Galapagos terkenal dengan spesies lokal yang beragam, yang tidak dapat ditemukan di tempat lain. Karenanya, banyak wisatawan yang berdatangan ke sana untuk menyaksikan keindahan serta kekayaan alam di Galapagos. Yang menjadi masalah, kedatangan para wisatawan itu perlahan-lahan merusak Pulau Galapagos.

Setiap tahun, ada sekitar 100 ribu turis dari berbagai belahan dunia mengunjungi Galapagos, dan hal itu menyebabkan berbagai spesies mengalami kerusakan. Salah satu sumber kerusakan adalah tikus-tikus yang naik dari kapal wisatawan, kemudian menimbulkan berbagai masalah di Pulau Galapagos. Saat para wisatawan meninggalkan pulau, tikus-tikus itu tertinggal di sana dan berkembang biak menjadi hama.

Setiap tahun, jumlah wisatawan yang datang ke Pulau Galapagos naik hingga 12 persen, dan itu menjadikan pulau tersebut terus mengalami kemerosotan dalam habitat maupun infrastruktur. Jika masalah ini tidak segera ditangani, banyak pihak memperkirakan Pulau Galapagos benar-benar akan rusak di masa mendatang. 

Laut Mati

Laut Mati adalah sumber air paling asin di dunia, dan hal itu menjadikannya sebagai tempat yang menyehatkan. Air yang kaya mineral, sebagaimana yang ada di Laut Mati, dipercaya dapat membantu menyembuhkan berbagai penyakit, dari masalah kulit sampai penyakit persendian. Sayangnya, tempat yang unik dan bermanfaat ini diperkirakan akan hilang dari bumi dalam waktu sekitar 50 tahun mendatang.

Dalam 40 tahun terakhir, volume air Laut Mati terus mengalami penyusutan. Hal itu disebabkan karena negara-negara yang mengitari Sungai Jordan mengambil air dari sana dalam jumlah besar, dan dilakukan terus menerus. Sungai Jordan adalah satu-satunya sumber air bagi Laut Mati. Ketika air di Sungai Jordan diambil terus menerus, hal itu berdampak pada air yang ada di Laut Mati.

Machu Picchu dan Choquequirao, Peru

Machu Picchu adalah kota kuno yang ada di Peru, sementara Choquequirao adalah “saudara” Machu Picchu yang juga merupakan reruntuhan kota dengan arsitektur serupa. Machi Picchu dan Choquequirao adalah dua reruntuhan kota yang terkenal dengan arsitektur mengagumkan, serta pemandangan dan geografis yang luar biasa. 

Yang menjadi masalah, dua kota kuno ini dikhawatirkan akan musnah akibat banyaknya turis yang berdatangan ke sana.

Sebelumnya, pemerintah Peru telah berusaha menekan jumlah kunjungan turis, sehingga setiap hari hanya ada 5 orang yang diperkenankan memasuki kawasan Machu Picchu. Tetapi, tampaknya, upaya itu pun tak berhasil, karena kondisi Machu Picchu kian hari kian mengkhawatirkan.

Sementara itu, untuk Choquequirao, pemerintah berusaha menjauhkan para turis dari lokasi tersebut, dengan cara membuat kereta gantung yang dapat digunakan untuk menyaksikan kota kuno itu tanpa harus menyentuhnya. Tapi akibatnya tak terbayangkan. Turis yang semula hanya beberapa orang, berubah menjadi ribuan yang berdatangan ke sana, dan lagi-lagi hal itu menyebabkan ancaman bagi Choquequirao.

Banyak pihak memprediksi, bahwa jika masuknya turis ke dua lokasi itu tidak segera dihentikan, maka Machu Picchu dan Choquequirao akan segera musnah.

Antartika, Kutub Selatan

Antartika bukan hanya daratan es, tetapi juga tempat kehidupan liar yang tak bisa ditemukan di tempat lain, serta pegunungan es beku yang menakjubkan. Karenanya, banyak turis yang datang ke sana untuk melihat langsung keajaiban Antartika. Sayangnya, hal itu menjadikan kondisi Antartika makin mengkhawatirkan.

Sudah cukap lama, Antartika diketahui terus mencair, gunung es di sana perlahan-lahan meleleh. NASA telah mengonfirmasi hal itu, meski hancurnya seluruh Antartika akibat es mencair masih membutuhkan waktu cukup lama. Meski begitu, upaya untuk memperlambat hancurnya Antartika telah mulai dilakukan, salah satunya dengan mengurangi jumlah wisatawan.

Saat ini, kapal-kapal yang membawa penumpang lebih dari 500 orang tidak diperbolehkan memasuki kawasan Antartika. Jumlah wisatawan yang diizinkan masuk ke sana juga terus dibatasi. Upaya itu tentu untuk menjaga kelestarian Antartika, beserta gletser, kehidupan liar, hingga pengungungan es di sana.

Taj Mahal, India

Taj Mahal adalah komplek makam Mumtaz Mahal, istri Kaisar Mughal, Syah Jahan. Bangunan megah itu dibangun pada abad ke-17, dan menjadi peninggalan sejarah yang sangat berharga. Karena keindahan serta latar kisah yang terkait dengan bangunan tersebut, ada banyak orang berdatangan ke India untuk menyaksikan langsung Taj Mahal.

Setiap tahun, ada sekitar 3 juta wisatawan yang berdatangan ke Taj Mahal, dan hal itu rupanya membawa masalah bagi bangunan tersebut. Dari waktu ke waktu, struktur bangunan indah itu terkikis perlahan-lahan, oleh banyaknya turis yang datang, juga oleh polusi dan masalah lingkungan. Jika masalah ini tidak segera diatasi, Taj Mahal benar-benar akan runtuh tidak lama lagi. 

Karena kesadaran itu pula, UNESCO beserta kelompok-kelompok pemelihara lain berupaya meminta pihak India agar menutup Taj Mahal, serta diadakan restorasi bagi bangunan makam tersebut. Jika restorasi dilakukan, keruntuhan Taj Mahal bisa diperlambat dalam waktu lebih lama.

Pegunungan Alpen

Pegunungan Alpen adalah pegunungan di Eropa yang membentang ke delapan wilayah negara, dan terkenal karena memiliki gletser yang menakjubkan. Sayangnya, karena pengaruh iklim dan temperatur yang terjadi akhir-akhir ini, gletser-gletser di Pegunungan Alpen menghilang satu per satu. 

Banyak pihak bahkan mengkhawatirkan kalau Pegunungan Alpen benar-benar akan lenyap pada tahun 2050, atau sekitar 30 tahun mendatang.

Hilangnya gletser di Pegunungan Alpen sangat tampak di wilayah Amerika, tepatnya di National Glacier Park. Di tempat itu, sebelumnya terdapat 150 gletser, tetapi kini hanya tertinggal 27 gletser. Hilangnya gletser-gletser itu berlangsung dalam waktu 20 tahun terakhir. Karenanya, hampir bisa dipastikan tidak lama lagi keindahan Pegunungan Alpen benar-benar lenyap.

Great Barrier Reef, Australia

Great Barrier Reef adalah terumbu karang terbesar di dunia, yang sudah sangat terkenal sebagai salah satu tujuan wisata alam. Selain memiliki pemandangan karang yang indah, di sana ada ikan-ikan yang hidup bebas yang juga memberi pemandangan menakjubkan. 

Sayangnya, keindahan alam yang memukau itu diperkirakan akan hilang, karena terancam polusi air yang berakhir ke pemutihan karang, yaitu hilangnya warna karang yang menyebabkan kematian karang.

Diperkirakan, 80 persen karang dunia akan hilang pada tahun 2030. Sementara Great Barrier Reef secara keseluruhan akan hilang dalam waktu kurang dari 100 tahun. Generasi kita mungkin masih akan dapat menyaksikan keindahan alam yang luar biasa ini, tapi kemungkinan anak atau cucu kita tidak bisa menyaksikannya.

Venesia, Italia

Venesia adalah kota yang indah, dengan arsitektur yang luar biasa menawan. Karena keindahannya, kota ini menjadi tujuan wisata jutaan turis setiap tahun. Sayangnya, dalam 70 tahun mendatang, kota yang sangat indah ini diperkirakan akan lenyap ditelan air.

Pada saat ini, tanda-tanda lenyapnya Venesia sudah sangat tampak. Statistik menunjukkan, bahwa dalam 100 tahun terakhir Venesia sering terendam banjir hingga mencapai 9 inci, sementara kenaikan air laut di sana mencapai 4-6 mm per tahun. Pada 2008, batas air di St. Mark’s Square, Venesia, diketahui mencapai 131 centimeter.

Sebagai kota yang ada di wilayah perairan, Venesia memang sering terendam banjir. Namun kondisi itu semakin parah akibat naiknya permukaan air laut yang terus terjadi. Karenanya, kota ini diperkirakan benar-benar lenyap pada 70 tahun mendatang.

Maladewa

Maladewa atau Maldives adalah salah satu negara terkecil di dunia, sekaligus salah satu tempat terindah. Karena keindahannya, banyak turis berdatangan ke sana, dan semua orang sepakat kalau Maladewa benar-benar indah. 

Tetapi, Maladewa juga merupakan negara dengan posisi terendah di dunia. Kawasan ini hanya setinggi 2,3 meter dari permukaan air laut, dan menjadikannya terancam lenyap.

Diperkirakan, dalam 100 tahun mendatang, maladewa benar-benar hilang dari peta. Bahkan, pada tahun 2005, ketika tsunami besar terjadi, sekitar 40 persen kawasan Maladewa sudah terendam air. Jika batas air laut naik lebih banyak lagi, maka Maladewa akan menjadi negara pertama yang hilang ditelan laut.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Umum 8861153821462482080

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item