Kota-Kota Mana yang Termurah di Eropa?
https://www.belajarsampaimati.com/2020/11/kota-kota-mana-yang-termurah-di-eropa.html
Ilustrasi/nationalgeographic.co.uk |
Mungkin ada sebagian orang yang mengimpikan hidup di Eropa. Bisa karena ingin mendapatkan suasana kehidupan yang lain, bisa pula karena ingin menikmati kehidupan yang lebih modern, dan lain-lain.
Sayangnya, kota-kota di Eropa terkenal sebagai kawasan dengan biaya hidup sangat tinggi. London atau Paris, misalnya, adalah segelintir kota di Eropa yang membutuhkan banyak uang jika ingin tinggal di sana.
Tetapi, ternyata, tidak semua kota di Eropa memiliki biaya hidup sangat mahal. Situs Xpatulator melakukan survei terhadap kota-kota di Eropa untuk mengetahui kota-kota mana saja yang memiliki biaya hidup paling terjangkau.
Dengan kata lain, kota yang paling murah untuk ditinggali. Ada 13 kategori yang digunakan dalam survei tersebut, di antaranya membandingkan biaya makanan, perumahan, rekreasi, pendidikan, dan perawatan medis.
Berdasarkan survei tersebut, berikut ini adalah kota-kota di Eropa yang memiliki biaya hidup paling rendah atau paling murah.
Uraian berikut ini juga memberi gambaran sekilas mengenai kondisi kota-kota tersebut, meliputi mata uang, bahasa yang digunakan penduduk setempat, iklim, dan beberapa fakta kecil lain. Siapa tahu kita tergerak ingin pindah ke kota-kota berikut ini.
Chisinau, Moldova
Chisinau adalah kota di Moldova, yang memiliki musim panas yang hangat dan musim dingin yang ringan. Sebagian orang di sana menjadi petani anggur, yang menggerakkan industri anggur di Moldova. Meski begitu, orang asing mungkin agak kesulitan untuk mencari pekerjaan di sini, karena bahkan seperempat penduduk di sana banyak yang bekerja di luar negeri.
Chisinau menggunakan mata uang Leu, tapi sekarang telah dikonversi ke mata uang Euro. Bahan makanan dan minuman di kota ini relatif murah, tak jauh beda dengan di kota-kota kecil. Sementara bahasa yang biasa digunakan penduduk setempat adalah Romanian.
Bucharest, Rumania
Bucharest adalah kota yang memiliki budaya kental, dengan arsitektur yang dipengaruhi Prancis. Di sana juga ada berbagai museum, serta kehidupan malam yang meriah. Sementara sepanjang tahun ada berbagai festival kebudayaan. Pada musim panas, suhu rata-rata di sana mencapai 73 derajat Fahrenheit, dan cuaca musim dingin di bawah titik beku.
Mata uang yang digunakan di sana adalah Leu Rumania. Minuman serta tembakau terkenal murah di kota ini. Sementara bahasa sehari-hari yang digunakan penduduk setempat adalah Romanian.
Skopje, Macedonia
Skopje adalah kota yang merupakan percampuran dua budaya, Islam dan Kristen. Di sana ada arsitektur-arsitektur peninggalan zaman Ottoman, juga ada bangunan-bangunan hotel abad pertengahan. Pada 1965, kota ini pernah mengalami guncangan gempa bumi besar yang menghancurkan beberapa arsitektur di sana, namun kini telah diperbaiki.
Cuaca di Skopje tergolong lembap, beriklim subtropis dengan musim panas yang panas dan basah. Musim dingin sama-sama basah dan sering bersalju, meski jarang membeku. Mata uang yang digunakan di sana adalah Dinar.
Hal-hal yang terkenal murah di sana adalah rekreasi dan makanan/restoran. Sementara bahasa yang biasa digunakan adalah Macedonia dan Albania Gheg.
Pristina, Kosovo
Pristina adalah kota kecil di Kosovo, dengan cuaca lembap, beriklim kontinental, dengan suhu rata-rata musim panas, bersalju, serta musim dingin ringan. Pada waktu musim panas, penduduk di sana biasanya menghabiskan banyak waktu di kafe. Kehidupan di sana relatif aman, hingga wanita bisa berjalan sendirian di malam hari tanpa terlalu khawatir.
Mata uang yang digunakan di sana adalah Euro. Pendidikan dan bahan makanan di Pristina terkenal murah. Sementara bahasa yang biasa digunakan di sana adalah Gheg Albania.
Sofia, Bulgaria
Sofia adalah kota yang berbatasan dengan Laut Hitam dan Turki. Ekspatriat atau orang asing yang tinggal di sana, menyebut Sofia sebagai “kota kecil yang cukup besar”. Kota ini juga ramah bagi pejalan kaki, memiliki berbagai tempat untuk bermain rugby serta kegiatan lain di luar ruangan. Pada musim dingin, penduduk di sana banyak yang bermain ski.
Di selatan kota Sofia ada pegunungan bernama Vitosha. Pada musim panas, banyak penduduk di sana yang hiking ke pegunungan tersebut. Karena terletak di sebuah lembah yang tinggi, Sofia memiliki temperatur yang lebih dingin dari bagian Bulgaria lainnya, dengan suhu musim panas yang tinggi dan musim dingin di pertengahan 40- an.
Mata uang yang digunakan di sana adalah Lev Bulgaria. Biaya rumah tangga seperti listrik, sewa, dan pajak, tergolong murah. Sementara bahasa yang biasa digunakan sehari-hari adalah Bahasa Bulgaria.
Tirana, Albania
Tirana memiliki iklim Mediterania dengan musim panas yang kering dan sejuk, serta musim dingin yang basah. Harga makanan, biaya kesehatan, dan perawatan pribadi, tergolong murah di sana. Sayangnya, listrik di sana sering mengalami masalah hingga kerap padam, hingga bisa dibilang tinggal di kota ini cukup berat.
Mata uang yang dipakai di Tirana adalah Lek Albania. Penduduk di sana biasa berbicara menggunakan bahasa Tosk Albania, dan nyaris tidak ada yang menggunakan bahasa Inggris. Karenanya, jika kita ingin tinggal di sana, sepertinya perlu belajar bahasa Albania terlebih dulu.
Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina
Sarajevo digambarkan sebagai “kota yang kecil atau desa yang besar”, karena kira-kira seperti itulah kota ini. Tidak terlalu besar, tapi juga tidak bisa dibilang kecil. Sarajevo pernah menjadi kawasan pecahnya perang, masalah politik, dan ketidaksabilan sosial. Karenanya, hingga saat ini, kota itu masih sibuk melakukan rekonstruksi.
Karena agak berdekatan dengan Laut Adriatik, Sarajevo memiliki iklim yang moderat, dengan rata-rata 170 hari hujan dalam setahun. Mata uang yang biasa digunakan di sana adalah Mark. Biaya rumah tangga serta pendidikan di sana tergolong murah. Sementara bahasa yang biasa digunakan di sana adalah Bahasa Bosnia, Kroasia, dan Serbia.
Hmm... ada yang mau menambahkan?