Kota-Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Amerika Serikat
https://www.belajarsampaimati.com/2020/11/kota-kota-dengan-biaya-hidup-termahal.html
Ilustrasi/gettyimages.com |
Ingin tinggal di Amerika Serikat? Jika kita sempat terpikir untuk pindah ke Amerika Serikat, ada baiknya untuk mengetahui biaya hidup yang dibutuhkan untuk tinggal di sana. Pasalnya, biaya hidup di Amerika tentu jauh beda dengan biaya hidup di Indonesia. Di Amerika bahkan ada kota-kota yang memiliki biaya hidup sangat tinggi—jauh lebih tinggi dari yang mungkin kita bayangkan.
Majalah Forbes melakukan studi menyangkut hal ini, untuk mengetahui biaya hidup kota-kota besar di Amerika Serikat. Dalam studi tersebut, Forbes memeriksa biaya hidup (cost of living) yang dikeluarkan penduduk dalam enam kategori, meliputi bahan pokok (grocery items), perumahan (housing), kebutuhan (utilities), transportasi, layanan kesehatan, serta jasa dan layanan lain.
Forbes mendasarkan studinya pada indeks biaya hidup di Amerika Serikat (Cost of Living Index) yang dikumpulkan Konsul Komunitas dan Riset Ekonomi (C2ER) per kuartal. C2ER memiliki 57 barang dan jasa konsumsi di beberapa area metro Amerika.
Berdasarkan data itu, mereka mengalkulasi sebuah angka indeks yang membandingkan harga-harga di sejumlah kota. Angka indeks 100 berarti harga barang dan jasa tersebut di atas rata-rata. Indeks C2ER dibuat berdasarkan 40 kota besar yang termasuk Metropolitan Statistical Areas dan Metropolitan Divisions. Hasilnya, New York menempati peringkat teratas sebagai kota termahal di AS.
New York memiliki angka indeks 214,7. Di kota ini, harga-harga barang dan jasa mencapai dua kali lipat dari rata-rata nasional. Belum lagi harga properti di sana, yang rata-rata mencapai US$1,1 juta (Rp10,4 miliar) dan biaya sewa apartemen yang mencapai US$3.400 (Rp32,2 juta) per bulan.
Biaya perumahan juga menempatkan empat kota lainnya—San Francisco, San Jose, Los Angeles, dan Washington—di puncak daftar kota termahal. Di empat kota itu, kita harus menyiapkan biaya hingga US$600 ribu (Rp5,7 miliar) jika ingin memiliki satu unit rumah. Kota lain yang memiliki harga rumah sedikit lebih murah adalah Austin, dengan US$227 ribu (Rp2,1 miliar), atau Nashville dengan US$201 ribu (Rp1,9 miliar).
Setelah New York di peringkat teratas sebagai kota termahal, San Francisco menempati peringkat kedua, dengan indeks 162,9. Selanjutnya, posisi ketiga, ditempati oleh San Jose, dengan indeks 153,1, diikuti Los Angeles dengan indeks 140,7.
Tiga kota tersebut berada di negara bagian California, yang memimpin daftar 10 besar dengan enam kota sekaligus. Ibu kota pemerintahan, Washington DC, menempati peringkat kelima sebagai kota termahal di AS, dengan indeks 138,5.
Negara bagian Texas, yang kaya minyak, juga menjadi tempat tinggal termahal, dengan empat kota yang berada pada indeks ini, yaitu Austin, San Antonio, Houston, dan Dallas.
Selain kota-kota tersebut, Chicago juga masuk sebagai kota termahal di Amerika Serikat. Begitu pula Las Vegas, Phoenix, dan St. Louis, di negara bagian Minessotta. Di Amerika, kota-kota ini memang memiliki reputasi sebagai kota besar sekaligus mahal untuk ditinggali.
Bagaimana dengan Detroit? Berdasarkan data Depnaker AS, tingkat pengangguran di Detroit mencapai 16,7%. Mahalnya utilities menjadikan Detroit masuk dalam daftar kota termahal di AS. Untuk biaya listrik per bulan saja, warga harus membayar US$243,56 (Rp2,3 juta). Sementara di Atlanta, biaya listrik hanya US$141,64 (Rp1,3 juta).
Di beberapa kota mahal yang telah disebutkan di atas, variasi harga juga terkadang tak bisa ditentukan. Jika harga perumahan bergantung pada geografis sebuah lokasi, maka harga pelayanan kesehatan agak membingungkan. Misal di New York, kunjungan ke dokter umum di Manhattan akan dikenakan biaya US$130 (Rp1,2 juta), sementara di Pittsburgh hanya US$69,80 (Rp659 ribu).
Ketimpangan harga juga terlihat pada bahan pokok atau kebutuhan sehari-hari. Misalnya, untuk satu botol minuman ringan berukuran dua liter, di New York harganya mencapai US$2,17 (Rp20.500). Tapi di Charlotte, North Carolina, harganya hanya US$1,10 (Rp10.400). Sebaliknya, New York menjual harga sekotak tisu seharga US$1,48 (Rp14 ribu), tapi di Charlotte mencapai US$2,99 (Rp28.200).
Hmm... ada yang mau menambahkan?