Kota-Kota Kuno yang Terus Dihuni di Dunia
https://www.belajarsampaimati.com/2020/10/kota-kota-kuno-yang-terus-dihuni.html
Plovdiv, Bulgaria/snapwire.co |
Ketika manusia mulai belajar dan mengembangkan cocok tanam serta memelihara hewan ternak, mereka pun lalu tinggal di pemukiman permanen atau semi permanen, dan tidak lagi sering berpindah-pindah seperti sebelumnya. Dari situlah kemudian lahir pemukiman yang lalu berkembang.
Sebagian ada yang berkembang biasa-biasa saja, ada pula yang berkembang pesat hingga suatu pemukiman dihuni ribuan orang. Karenanya, beberapa kota di dunia—yang masih ada atau pun yang sudah musnah—memiliki sejarah sangat panjang, terkait dengan masa lalu.
Peradaban paling awal dalam sejarah yang dikenal, terdapat di wilayah Mesopotamia, yang sekarang masuk wilayah Irak, timur laut Suriah, Turki tenggara, dan barat daya Iran. Para arkeolog yang melakukan penggalian di Mesopotamia menemukan bukti-bukti pemukiman yang diperkirakan telah ada pada masa 10.000 Sebelum Masehi.
Selain Mesopotamia, budaya kota juga terdapat di Suriah dan Anatolia, sebagaimana ditunjukkan oleh Kota Çatalhöyük (7500-5700 SM). Kemudian, Mohenjodaro dari Peradaban Lembah Indus di Pakistan juga diketahui pemukiman kuno, yang telah ada sejak sekitar 2600 SM, bahkan menjadi salah satu kota kuno terbesar dengan jumlah penduduk lebih dari 50.000 orang.
Diperkirakan, di masa lalu telah terbentuk kota-kota atau pemukiman-pemukiman, yang lalu hilang atau punah karena berbagai sebab dan latar belakang. Sebagian yang teridentifikasi pun kini tinggal puing atau reruntuhan, dan hanya meninggalkan jejak sebagai bekas kota atau pemukiman. Meski begitu, masih ada beberapa kota kuno yang masih berdiri dan masih dihuni sampai saat ini. Berikut ini di antaranya.
Yerikho, Israel
Terletak di dekat Sungai Yordan di Tepi Barat dari wilayah Palestina, Kota Yerikho saat ini memiliki populasi sekitar 20.000 orang. Yerikho diyakini menjadi kota tertua di dunia yang terus dihuni, karena kota ini telah dihuni sejak 9000 tahun Sebelum Masehi.
Selama ribuan tahun, Yerikho menjadi tempat hunian, karena memiliki mata air berlimpah dan kawasan menarik untuk ditinggali. Para arkeolog telah menemukan sisa-sisa lebih dari 20 pemukiman di Yerikho; yang paling tua berusia 11.000 tahun (9000 SM).
Para arkeolog memperkirakan, manusia-manusia pemburu di masa lalu mulai membangun tempat pemukiman permanen di Yerikho pada sekitar 9600 SM, yang lalu berkembang. Sekitar 9400 SM, Yerikho diperkirakan memiliki lebih dari 70 tempat tinggal, dan rumah bagi lebih dari 1.000 orang.
Damaskus, Suriah
Pada saat ini, Damaskus tidak hanya terkenal sebagai salah satu kota tertua di dunia, namun juga menjadi pusat budaya dan agama. Damaskus menjadi ibu kota, sekaligus kota kedua terbesar di Suriah.
Penelitian arkeologis yang pernah dilakukan di Damaskus menemukan bukti sebuah pemukiman yang diperkirakan berusia 9000 SM. Namun, di walayah Damaskus tidak ada bukti pemukiman berskala besar, sampai milenium kedua SM.
Uji Carbon-14 yang dilakukan di Tell Ramad, pinggiran Damaskus, menunjukkan bahwa situs tersebut mungkin telah ditempati sejak paruh kedua milenium ke-7 SM, atau sekitar 6300 SM, yang lalu berkembang hingga sekarang.
Byblos, Lebanon
Byblos terletak di pantai Mediterania yang kini menjadi Lebanon, sekitar 26 mil (42 kilometer) utara Beirut. Kota ini diperkirakan telah ada sejak sekitar 5000 SM, dan dibangun oleh Cronus sebagai kota pertama di Phoenicia.
Yang menarik di Byblos adalah terdapatnya lapisan yang berurut dari puing-puing habitasi manusia, yang berabad-abad tinggal di sana. Para arkeolog menemukan, pemukiman pertama kali muncul di Byblos sekitar 6230 SM. Selama 3 milenium SM, tanda-tanda pertama sebuah kota dapat diamati, dengan keberadaan sisa-sisa rumah yang dibangun dengan ukuran seragam.
Aleppo, Suriah
Aleppo adalah kota terbesar sekaligus paling padat di Suriah. Para arkeolog sulit melakukan penelitian arkeologi di Aleppo, karena kota yang sekarang (Aleppo modern) dibangun di atas situs Kota Aleppo kuno.
Karena itu, bisa dibilang sulit untuk menentukan secara pasti seberapa tua kota tersebut. Meski begitu, penggalian yang dilakukan di Tell as-Sawda dan Tell al-Anshari—tepat di sebelah selatan kota tua Aleppo—menunjukkan bahwa daerah itu telah dihuni sejak sekitar 5000 SM.
Yang menjadikan Aleppo terus menerus dihuni sejak zaman kuno sampai sekarang, karena kota ini menempati posisi strategis untuk perdagangan yang menarik orang-orang dari semua ras dan bangsa.
Aleppo merupakan jalur komersial yang mempertemukan Cina dan Mesopotamia di timur, Eropa di barat, dan Mesir di selatan. Saat ini, dengan jumlah populasi sekitar 3 juta orang, Aleppo adalah salah satu kota terbesar di Syam.
Athena, Yunani
Athena adalah ibu kota, sekaligus kota terbesar di Yunani. Athena juga salah satu kota tertua di dunia, karena catatan sejarah kota ini mencakup sekitar 3.400 tahun.
Di masa lalu, Athena adalah negara-kota yang kuat, sekaligus pusat seni, pembelajaran, dan filsafat. Di kota inilah lahir Akademi Plato dan Lyceum Aristoteles. Athena juga disebut sebagai tempat lahirnya peradaban barat, sekaligus tempat lahirnya demokrasi. Hal itu tak bisa dilepaskan dari pengaruh budaya dan politik yang terjadi di sana pada abad ke-5 dan ke-4 SM, yang kemudian berpengaruh ke seluruh Eropa.
Keberadaan manusia tertua di Athena ditemukan di Gua Sekis, yang diperkirakan hidup di sana sekitar milenium ke-11 dan ke-7 SM. Athena mulai dihuni setidaknya sekitar 7000 tahun yang lalu.
Selama awal Abad Pertengahan, kota ini mengalami kemunduran, kemudian pulih dan bangkit di bawah Kekaisaran Bizantium. Pada abad ke-12 dan ke-13, Athena relatif makmur. Setelah itu, di bawah Kekaisaran Ottoman, kota ini kembali mengalami kemunduran, sampai kemudian menjadi ibu kota Yunani yang independen pada abad ke-19.
Argos, Yunani
Terletak di Argolis, Peloponnese, Yunani, Argos telah dihuni sejak sekitar 7000 tahun yang lalu, sehingga menjadikannya sebagai salah satu kota tertua di Yunani dan Eropa. Selama era Mycenaean, Argos merupakan benteng utama yang berdiri di lokasi strategis di dataran subur Argolis. Argos juga merupakan saingan kuat Sparta dalam mendominasi Peloponnese.
Hingga saat ini, masih banyak monumen serta tinggalan kuno yang dapat ditemukan di Kota Argos. Yang paling terkenal di antaranya adalah Heraion dari Argos (Kuil Hera), dan pertanian (khususnya produksi jeruk) yang menjadikitalan ekonomi penduduk lokal.
Faiyum, Mesir
Faiyum telah dibangun sekitar 4000 SM, dan menjadi kota tertua di Mesir sekaligus salah satu kota tertua di Afrika. Sekarang, Faiyum menjadi kota di Mesir tengah, yang terletak 130 kilometer sebelah barat daya Kairo.
Kota Faiyum menempati bagian dari situs kuno Crocodilopolis, pusat paling signifikan untuk pemujaan terhadap dewa buaya. Di masa lalu, penduduk Faiyum menyembah buaya suci, bernama Petsuchos, yang dihiasi emas dan permata.
Ketika kota itu jatuh ke Dinasti Ptolemaic, Faiyum berganti nama menjadi Euergetis Ptolemais. Kemudian, Ptolemy Philadelphus mengubahnya lagi menjadi Arsinoe selama abad ke-3 SM, untuk kemudian kembali menjadi Faiyum.
Sidon, Lebanon
Bukti yang bisa ditemukan menunjukkan bahwa Sidon telah dihuni sejak tahun 4000 SM, bahkan sejak awal masa Neolitik (6000-4000 SM). Pada saat ini, Sidon adalah kota terbesar ketiga di Lebanon, yang terletak sekitar 40 kilometer sebelah utara Tirus, dan 40 kilometer selatan ibu kota Beirut. Sidon di masa kini juga menjadi kota pelabuhan yang sangat sibuk, dengan pelabuhan terkenal bernama Saydah.
Karena Faiyum masih dihuni sampai sekarang, penelitian arkeologi di kota ini pun sangat sulit, sehingga sejarahnya hanya diketahui dari apa yang tercatat, ditambah apa yang mungkin tersisa dari bangunan kuno yang mungkin telah diambil saat penggalian-pengalian untuk proyek konstruksi dan pembangunan hunian baru.
Plovdiv, Bulgaria
Sejarah Plovdiv mencakup 6.000 tahun, dengan jejak pemukiman Neolitik yang telah dibangun sejak sekitar 4000 SM. Saat ini, Plovdiv menjadi kota terbesar kedua di Bulgaria, sekaligus salah satu kota tertua di dunia.
Penelitian para arkeolog menemukan tembikar halus dan objek lain yang merupakan tinggalan dari kehidupan sehari-hari sejak Zaman Neolitik, yang menunjukkan bahwa pada akhir milenium ke-4 SM sudah ada pemukiman didirikan di sana.
Semula, Plovdiv adalah pemukiman bangsa Tracian, sebelum menjadi kota besar Romawi. Kota ini kemudian jatuh ke tangan Bizantium dan Ottoman, sebelum menjadi bagian dari Bulgaria. Kini, Plovdiv menjadi pusat budaya yang memiliki banyak bangunan kuno, termasuk sebuah amfiteater Romawi dan saluran air, serta tempat pemandian Ottoman.
Gaziantep, Turki
Gaziantep adalah kota terpadat keenam di Turki. Kota ini terletak di tenggara Turki, 185 kilometer timur laut dari Adana, dan 127 kilometer melalui jalan darat utara Aleppo, Suriah.
Penelitian arkeologi di Gaziantep menemukan jejak-jejak pemukiman orang Het yang telah menghuni wilayah itu sejak sekitar abad ke-4 SM. Kota itu kemudian terus dihuni hingga sekitar tahun 1183, ketika ditaklukkan oleh suku-suku Turki.
Pada abad ke-16, Kekaisaran Ottoman menaklukkan Kota Gaziantep, dan mengubah namanya menjadi Ayintab, yang berarti “musim semi yang baik”. Kekuasaan Ottoman berlangsung di sana selama tiga abad, sampai kemudian Inggris masuk ke sana pada 1919, yang diikuti oleh kekuasaan Prancis pada tahun 1920.
Pada 1922, orang-orang Turki berhasil memenangkan dan merebut kembali tanah mereka dari pasukan Prancis, dan menamai kota itu “Gaziantep”, yang terus digunakan sampai sekarang.
Delhi, India
Pada saat ini, Delhi adalah kota besar dan metropolis, sekaligus terpadat kedua di India. Sebagai ibu kota India, Delhi juga menjadi kota metropolitan terpadat ke-8 di dunia. Selain itu, Delhi juga memiliki sejarah yang panjang, termasuk riwayat sebagai ibu kota beberapa kerajaan.
Berdasarkan penelitian, Delhi diketahui telah dihuni setidaknya sejak abad ke-6 SM. Meski manusia diyakini telah tinggal di sana sejak ribuan tahun sebelum Masehi, namun umumnya dianggap sekitar 5.000 tahun, sesuai teks India kuno Mahabharata.
Delhi juga diyakini telah menjadi tempat Indraprastha, ibu kota legendaris para Pandawa selama Zaman Mahabharata, yang didirikan sekitar 3500 SM. Para arkeolog yang melakukan penelitian di sana menemukan gerabah keramik kuno, yang tampaknya sesuai dengan penjelasan dalam Mahabharata.
Selama ribuan tahun, Delhi dibangun, dihancurkan, dan dibangun kembali beberapa kali, khususnya selama Abad Pertengahan. Setiap kali ada orang luar yang berhasil menginvasi anak benua India, mereka juga akan merampok yang ada di Delhi.
Mereka yang datang ke sana untuk menaklukkan juga biasanya terkesan dengan lokasi Delhi yang strategis, sehingga menjadikannya sebagai ibu kota mereka, dan membangunnya kembali dengan cara yang mereka inginkan.
Karena latar belakang itulah, Delhi telah menjadi ibu kota beberapa kerajaan di masa lalu, sehingga menjadikan Delhi sebagai ibu kota tertua di dunia, selain juga salah satu kota tertua di dunia.
Hmm... ada yang mau menambahkan?