Mengapa Konsumsi Licorice Bisa Berbahaya?
https://www.belajarsampaimati.com/2020/10/konsumsi-licorice-bisa-berbahaya.html
Ilustrasi/heatlhline.com |
Meski mungkin licorice aman jika dikonsumsi dalam batas wajar, bahkan dipercaya punya kemampuan menyembuhkan, namun konsumsi berlebihan bisa berbahaya. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) memperingatkan bahwa memakan sedikitnya 2 ons licorice hitam setiap hari selama dua minggu berturut-turut dapat menyebabkan masalah irama jantung, terutama bagi mereka yang berusia lebih dari 40 tahun.
Terkait hal itu, Dr. Robert Eckel, ahli jantung Universitas Colorado dan mantan presiden American Heart Association, mengingatkan bahwa licorice tidak hanya terdapat pada permen batangan. Licorice juga bisa terdapat pada permen jeli berbentuk kacang, teh licorice, dan banyak lagi. Bahkan beberapa bir, seperti bir Belgia, memiliki senyawa ini di dalamnya, begitu pula beberapa jenis tembakau kunyah.
Kasus-kasus yang melibatkan penyalahgunaan licorice telah menarik perhatian sejumlah ilmuwan. National Center for Biotechnology Information (NCBI) menuliskan bahwa banyak produk yang mengandung licorice, yang tersedia bebas dan bisa saja dikonsumsi oleh individu secara tidak sengaja dalam dosis besar, berisiko memicu komplikasi. Makanan ringan yang mengandung licorice antara lain termasuk permen batang licorice, batang toffee, blackcurrant, dan permen karet merek tertentu.
Selain itu, tembakau kunyah dengan rasa licorice manis, yang secara tradisional dikonsumsi oleh pekerja tambang dan pelaut untuk dikunyah selama bekerja di lingkungan yang dilarang merokok, juga merupakan sumber licorice.
Karena itulah, artikel di NCBI menganjurkan pentingnya kampanye membangun kesadaran publik tentang senyawa yang mengandung licorice, dan potensi komplikasinya, untuk menghindari terlalu banyak mengonsumsi produk tersebut tanpa sengaja.
“Konsumsi licorice yang berlebihan juga harus dicurigai secara klinis pada pasien yang mengalami hipokalemia (kondisi tubuh kekurangan kalium atau potasium), dan kelemahan otot yang tidak dapat dijelaskan. Petunjuk diberikan ketika riwayat diet pasien menunjukkan asupan licorice yang berlebihan,” tulis artikel NCBI.
Hmm... ada yang mau menambahkan?