Kota-Kota Mana yang Paling Menyeramkan di Dunia?
https://www.belajarsampaimati.com/2020/08/kota-kota-paling-menyeramkan.html
Ilustrasi/istimewa |
Sekarang, bayangkan semua penduduk di kota tempat tinggal kita pergi. Semua orang meninggalkan kota, dan pindah ke tempat lain. Apa yang akan terjadi? Kota yang semula ramai berubah sepi, tidak ada lagi orang bekerja dan beraktivitas, suara-suara yang semula ramai terdengar berubah lengang, malam hari tidak lagi diterangi lampu karena tak dibutuhkan, hingga seisi kota dicengkeram kegelapan.
Apakah ada kota yang mengalami hal semacam itu? Ada. Di dunia ini, setidaknya di Asia, ada beberapa kota yang semula berjalan normal sebagaimana kota lain umumnya, lalu ditinggalkan para penghuni dan berubah menjadi kota mati.
Bangunan-bangunan yang semula berdiri menjadi reruntuhan terbengkelai, sementara pemandangan kota yang semula menyenangkan berubah menyuguhkan kengerian yang menyeramkan. Berikut ini kota-kota yang mengalami nasib seperti itu.
Kowloon Walled City, Cina
Kowloon Walled City berada tepat di luar Hong Kong, yang artinya ada di wilayah Cina, semasa pemerintahan Inggris. Pada waktu Jepang menduduki Cina ketika perang Dunia II, Kowloon Walled City pun dikuasai oleh Jepang. Setelah Jepang kalah perang dan menyerah, kota itu diambil alih oleh penduduk setempat.
Sejak itu, terjadi sengketa antara Inggris dan Cina, yang masing-masing merasa berhak memiliki kota tersebut. Karena persengketaan itu pula, Kowloon Walled City tumbuh menjadi kota tanpa hukum, karena bisa dibilang tidak ada negara yang mengatur. Inggris maupun Cina masih meributkan siapa yang paling berhak atas kota tersebut.
Populasi penduduk di sana pun lalu berkembang selama beberapa dekade, dan terus tumbuh pesat. Sebegitu pesat pertumbuhan yang terjadi, sampai gedung-gedung di kota itu dibangun sangat tinggi dan saling berhimpitan rapat, hingga sinar matahari tidak bisa mencapai tanah. Siang maupun malam, seluruh kota harus diterangi lampu-lampu neon untuk membuatnya terang.
Dari waktu ke waktu, Kowloon Walled City semakin berkembang. Namun, karena tidak ada hukum negara yang mengatur, kota itu pun berkembang dengan liar. Kota itu menjadi tempat perjudian, peredaran kokain dan opium, serta aneka kejahatan lain. Di sana juga tumbuh rumah makan-rumah makan yang menyediakan daging anjing, juga pabrik-pabrik rahasia, yang semuanya tidak terganggu apalagi terkontrol oleh pihak berwenang.
Sampai kemudian, pada 1993, pemerintah Inggris dan Cina mengambil keputusan untuk melakukan tindakan bersama, karena populasi dan perkembangan di kota liar itu makin tak terkendali, makin anarkis, dan tingkat kriminalitas makin menjadi-jadi. Lalu kota itu pun diruntuhkan. Bangunan-bangunan yang semula berdiri megah dihancurkan, dan orang-orang yang semula tinggal di sana kemudian pergi meninggalkan kota.
Sejak itu, Kowloon Walled City yang semula menjadi kota sibuk berubah menjadi reruntuhan kota mati tak berpenghuni. Jika sebelumnya kota itu terang benderang siang malam, kini hanya kegelapan yang ada. Reruntuhan Kowloon Walled City tidak hanya meninggalkan bekas kejahatan dan kriminalitas yang pernah terjadi di sana, namun juga menimbulkan kengerian yang menyeramkan.
San Zhi, Taiwan
Di sebelah utara Taiwan, terdapat sebuah kota bernama San Zhi. Kota itu semula dibangun dengan sarana yang mewah, untuk liburan orang-orang kaya. Namun, pembangunan kota itu tidak pernah selesai, dan kini ditinggalkan menjadi onggokan reruntuhan dan bangunan-bangunan rusak terbengkalai akibat digerogoti waktu.
Ada alasan menyeramkan yang melatari ditinggalkannya kota tersebut. Semula, di kota itu dibangun resort mewah. Namun, pembangunan resort itu terus menerus memakan korban para pekerja konstruksi bangunan. Berbagai kecelakaan fatal terjadi, dan kematian demi kematian terus berlangsung. Karena hal itulah, pembangunan di sana berhenti, karena tidak ada lagi yang mau meneruskan.
Selain karena berbagai kecelakaan dan kematian, kehabisan modal juga menjadi masalah. Para investor tidak ada yang mau membiayai resort yang menimbulkan banyak kecelakaan dan kematian. Jadi, sejak itu, Kota San Zhi pun ditinggalkan. Orang-orang yang semula tinggal di sana satu per satu pergi, karena ketakutan akibat dihantui arwah orang-orang yang pernah mati di sana.
Thames, Cina
Kota Thames terletak di dekat kota Shanghai, Cina, dan semula merupakan kota biasa. Lalu muncul rencana untuk mengubah kota itu menjadi kota modern. Tanah-tanah penduduk dibeli, dan di tanah-tanah itu lalu dibangun pemukiman-pemukiman modern serta gedung-gedung perkantoran yang sama modern.
Seiring dengan itu, para penduduk di sana pun meninggalkan kota untuk pindah ke tempat lain, karena tanah-tanah mereka telah dibeli. Hanya tinggal sedikit penduduk yang masih di sana.
Lalu, sesuai rencana, kota itu dibangun dengan gaya Eropa, bahkan rumah-rumah dan gereja di sana didesain bergaya Gothic, Victorian, dan Georgian. Sayangnya, kota yang seharusnya menarik itu justru tidak memiliki penghuni. Penyebabnya juga di luar dugaan, yaitu karena tidak ada orang yang tertarik membeli rumah di sana, juga tidak ada yang tertarik menyewa bangunan-bangunan di sana. Berdasarkan desas-desus yang beredar, ketidaktertarikan itu dilatari karena suasana kota yang terasa menyeramkan.
Seiring dengan itu, para penduduk yang tersisa di sana perlahan-lahan pergi meninggalkan Thames, dan pindah ke kota lain. Akhirnya, Thames benar-benar menjadi kota mati tanpa penghuni. Jika kota itu dianggap menyeramkan, saat ini memang benar-benar menyeramkan. Karena tidak ada lagi orang yang tinggal di sana.
Gunkan-jima, Jepang
Gunkan-jima adalah kota yang dibangun di sebuah pulau di antara 505 pulau tak berpenghuni di Prefektur Nagasaki, Jepang, sekitar 15 kilometer dari Kota Nagasaki. Kota itu dinamai Gunkan-jima (Pulau Kapal Perang), karena memiliki dinding laut yang sangat tinggi. Para penduduk di sana bekerja sebagai penambang batubara, yang memang menjadi kekayaan alam di sana.
Populasi penduduk di Gunkan-jima pun terus berkembang. Pada 1959, populasi penduduk di sana membengkak, dan mencapai 835 orang per hektar di seluruh pulau, atau sekitar 1.391 orang per hektar untuk daerah perumahan. Itu merupakan salah satu kepadatan penduduk tertinggi yang pernah tercatat di seluruh dunia.
Sampai kemudian, pada 1960-an, minyak bumi mulai menggantikan batubara di Jepang, dan menyebabkan tambang batubara di Gunkan-jima ditutup. Pada 1974, Mitsubishi, perusahaan yang memiliki tambang tersebut, secara resmi mengumumkan penutupan tambang di Gunkan-jima. Sejak itu, seluruh penduduk meninggalkan Gunkan-jima, karena tidak ada lagi yang bisa dikerjakan untuk mendapatkan nafkah.
Setelah tak berpenghuni, kota yang semula sangat padat penduduk itu pun berubah menjadi kota mati. Kota itu bahkan kini terkenal angker dan menyeramkan, hingga tidak ada orang yang tertarik mendatangi.
Agdam, Azerbaijan
Agdam adalah kota yang semula berdiri di barat daya Azerbaijan. Semula, kota itu adalah tempat hunian biasa, yang ditinggali penduduk seperti umumnya kota-kota lain. Bencana lalu datang, dalam bentuk perang, yang terjadi pada 1993. Pada Juli 1993, Kota Agdam jatuh ke tangan Armenia. Jatuhnya kota itu pun memaksa penduduk Agdam untuk menyingkir dan keluar dari sana.
Setelah menguasai Kota Agdam, pasukan Armenia menghancurkan kota tersebut, dengan tujuan agar tak bisa lagi direbut musuh. Kini, Agdam telah menjadi reruntuhan bangunan yang kotor, ditinggalkan, tak dihiraukan.
Pasukan Armenia meninggalkan tempat itu, dan orang-orang Agdam tidak ada yang berminat kembali. Kota itu pun berubah menjadi kota mati. Santer beredar bahwa Agdam telah menjadi kota yang angker. Kenyataannya, kota itu memang benar-benar menyeramkan, khususnya saat malam hari.
Hmm... ada yang mau menambahkan?