Kota-Kota dengan Lalu Lintas Terburuk di Dunia
https://www.belajarsampaimati.com/2020/08/kota-kota-dengan-lalu-lintas-terburuk.html
Milan, Italia/pixabay.com |
Semakin besar sebuah kota, umumnya semakin banyak pula urusan yang terjadi di dalamnya, termasuk transportasi. Kota besar identik dengan penduduk yang padat. Untuk menunjang aktivitas sehari-hari, penduduk menggunakan transportasi umum atau kendaraan pribadi.
Jika sistem transportasi umum tidak layak atau memadai, warga pun akan lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi. Jika sistem lalu lintas tidak memadai, banyaknya kendaraan pribadi yang ada di jalan akan menciptakan kemacetan dan kesemrawutan.
Berikut ini adalah contoh kota-kota yang memiliki lalu lintas buruk, karena beragam hal dan latar belakang. Kota-kota berikut ini bahkan terkenal sebagai kota-kota dengan sistem lalu lintas terburuk di dunia.
Jakarta, Indonesia
Bagi orang-orang Indonesia, Jakarta identik dengan kemacetan. Ternyata, kesan yang sama juga dikenal orang-orang luar negeri. Mereka juga tahu kalau Jakarta identik dengan kemacetan.
Padatnya penduduk Jakarta, banyaknya kendaraan pribadi yang digunakan, tidak memadainya insfrastruktur serta sarana transportasi umum, juga sedikitnya petugas lalu lintas yang menjaga jalan raya, semuanya menjadi satu kesatuan yang melahirkan kemacetan parah di Jakarta.
Sebegitu parah lalu lintas di Jakarta, hingga sepeda motor yang naik ke trotoar sudah menjadi pemandangan biasa. Orang-orang saling menyerobot di jalanan sesak, tanpa peduli hal itu dapat mengundang bahaya bagi diri sendiri dan orang lain.
Dan kenyataan semacam itu terjadi setiap hari, bahkan setiap saat. Kesibukan warga Jakarta, dan banyaknya kendaraan di sana, tidak sebanding dengan sistem pengaturan lalu lintas dan sarana yang ada.
St. Petersburg, Rusia
Dalam urusan lalu lintas yang buruk, St. Petersburg menempati peringkat teratas di Rusia. Kota ini mengalami masalah setiap hari berupa kemacetan di jalan-jalan. Akibatnya, secara rata-rata, perjalanan yang seharusnya dapat ditempuh dalam waktu 30 menit harus ditambah 29 menit gara-gara terjebak dalam lalu lintas yang buruk.
London, Inggris
London memiliki sistem transportasi umum yang baik. Tapi ternyata mereka lemah dalam penataan sistem lalu lintas di jalan raya, yang banyak digunakan kendaraan pribadi. Akibatnya, London juga terkenal dengan kemacetan.
Sebagian pihak memperkirakan bahwa pemerintah London sengaja membiarkan lalu lintas kacau, dengan maksud agar warga di sana lebih suka menggunakan angkutan umum. Upaya itu mungkin berhasil. Tetapi, bagaimana pun, selalu ada yang tetap ingin menggunakan kendaraan pribadi, dan ternyata yang seperti itu jumlahnya tetap banyak sekali.
Brussels, Belgia
Di Belgia, Brussels termasuk kota kecil, dan warga di sana banyak yang bekerja di kota-kota lain yang lebih besar. Meski bekerja di kota lain, namun warga Brussels lebih suka tinggal di kotanya sendiri. Untuk keperluan berangkat dan pulang kerja, mereka menggunakan kendaraan pribadi, dan itulah awal mula kacaunya sistem lalu lintas di sana.
Pemerintah Brussels tidak menyediakan sarana berupa jalan yang layak untuk warganya yang pergi dan bekerja di luar kota. Akibatnya, jalan yang secuil harus diisi banyak kendaraan sekaligus yang sama-sama menuju luar kota untuk bekerja. Karena hal semacam itu, warga Brussels sampai rela berangkat kerja sejak dini hari, demi menghindari kemacetan.
Rio de Janeiro, Brasil
Bagi warga setempat, Rio de Janeiro sudah terkenal sebagai kota yang sangat kacau lalu lintasnya. Kemacetan terjadi setiap hari. Jalan raya di sana tidak sebanding dengan banyaknya kendaraan yang digunakan, sementara transportasi umum dianggap kurang memadai.
Setiap hari, kemacetan paling parah terjadi pada jam 08.00 sampai 10.00 pagi, dan jam 16.00 sampai 20.00 malam. Pada waktu-waktu tersebut, siapa pun yang terjebak dalam kemacetan harus membuang waktu setidaknya satu jam untuk berdesak-desakan di jalan yang sangat padat. Warga setempat menyebut waktu-waktu tersebut sebagai “jam neraka”.
Bangkok, Thailand
Sebenarnya, sistem lalu lintas di Bangkok relatif baik, meski kota ini tak pernah sepi dari warga lokal maupun para wisatawan yang terus menggunakan jalan raya. Namun, Bangkok memiliki “jam neraka”, sama seperti yang terjadi di Rio de Janeiro.
Di Bangkok, jam-jam paling sibuk di jalan raya adalah pukul 07.30 sampai 09.30 pagi, ketika orang-orang berangkat sekolah atau berangkat ke tempat kerja, dan pukul 16.30 sampai 18.30 ketika orang-orang pulang kerja atau mulai keluar rumah untuk berbagai aktivitas. Pada waktu-waktu tersebut, lalu lintas di Bangkok benar-benar padat sekaligus kacau.
Mexico City, Meksiko
Mexico City adalah contoh bagaimana sistem lalu lintas yang buruk telah menciptakan banyak kerugian, meski tidak terlalu tampak. Lalu lintas di sana sangat padat, dengan sistem yang kacau, dan polisi lalu lintas jarang terlihat.
Setiap pagi, saat berangkat sekolah atau berangkat kerja, warga Mexico City harus membuang 97 persen waktunya untuk berkutat di tengah kemacetan jalan raya. Sementara pada sore sampai malam hari, warga di sana harus kembali membuang waktu hingga 94 persen untuk sekali lagi terjebak dalam kemacetan.
Dalam setahun, rata-rata satu warga Mexico City harus membuang waktu sebanyak 219 jam hanya untuk bisa keluar dari sistem lalu lintas yang buruk!
Milan, Italia
Milan adalah kota fashion, kota pizza, kota kuliner, dan kota wisata. Sebenarnya, ada satu hal lagi yang layak disematkan untuk Milan, yaitu kota macet. Setiap hari, setiap saat, kemacetan terus terjadi di Milan, akibat sistem lalu lintas yang buruk, dan jalan raya yang tidak memadai.
Setiap saat, berbagai mobil, sepeda motor, hingga comuter, bercampur di jalan raya, dan menghasilkan kekacauan luar biasa. Itu pun kadang masih ditambah adanya kawanan domba yang akan lewat, yang mengharuskan semua kendaraan berhenti.
Istambul, Turki
Sebagai kota bersejarah, Istambul adalah kota metropolitan yang juga menarik minat wisatawan. Kota ini pun berkembang pesat. Sayangnya, hal itu tidak diimbangi sistem lalu lintas yang memadai.
Secara rata-rata, warga Istambul harus membung 125 jam waktu mereka setiap tahun untuk berdesakan di jalan raya. Kekacauan lalu lintas di Istambul bahkan bisa dibilang mengerikan.
Saat macet terjadi, kemacetan itu bahkan tidak bergerak sama sekali. Sekitar 94 persen kemacetan terjadi pada malam hari. Orang-orang yang biasanya keluar malam untuk mencari hiburan justru harus kesal karena terjebak dalam kemacetan.
Kalkuta, India
Bayangkan kemacetan di Jakarta, dan bayangkan kemacetan itu dua kali lipat. Itulah yang terjadi di Kalkuta. Sebagai pusat budaya, ekonomi, dan pendidikan di timur India, Kalkuta adalah kota metropolitan yang maju. Sayangnya, lalu lintas di kota itu tidak ikut maju.
Jalan raya yang tidak memadai, kendaraan yang terlalu banyak, serta pengaturan lalu lintas yang kacau, menjadikan kemacetan parah mudah terjadi di mana-mana, dan menjebak orang-orang di sana.
Hmm... ada yang mau menambahkan?