Mengapa Manusia Punya Payudara Berukuran Besar?
https://www.belajarsampaimati.com/2020/07/mengapa-manusia-punya-payudara.html
Ilustrasi/popbela.com |
Sebagai makhluk menyusui atau mamalia, keberadaan payudara pada wanita adalah hal yang wajar, dengan beragam bentuk dan ukuran relatifnya. Namun, di antara lima ribu mamalia di bumi, hanya manusia yang memiliki payudara besar dan permanen.
Pada mamalia lain, payudara hanya akan tumbuh pada masa subur atau saat sedang menyusui, dan berfungsi untuk memproduksi air susu. Karenanya, ketika air susu habis dan masa menyusui selesai, payudara mamalia akan menghilang. Hal itu berbeda dengan manusia, yang payudaranya mulai tumbuh saat pubertas, dan tetap ada seumur hidupnya.
Jadi, mengapa manusia memiliki payudara besar dan permanen? Salah satu teori menyatakan bahwa payudara besar dan permanen itu berfungsi sebagai tanda kesuburan.
Charles Darwin, juga Desmond Morris, adalah di antara ilmuwan yang percaya teori itu, bahwa payudara manusia mulai membesar untuk menunjukkan seorang wanita berada di masa subur atau telah dewasa.
Teori itu masuk akal jika melihat kenyataan bahwa payudara manusia memiliki lebih banyak lemak dibanding mamalia lain. Lemak yang mengisi jaringan payudara itu kemudian memberikan bentuk pada payudara, serta bersifat lebih permanen daripada susu.
Soal ukuran, kadang payudara tumbuh terlalu besar, sehingga wanita pemiliknya merasa tidak nyaman, atau bahkan sampai mengganggu kesehatan. Dalam hal itu, si pemilik payudara biasanya memilih untuk melakukan operasi untuk mengecilkan payudaranya.
Selain itu, payudara juga bisa mematikan bagi wanita, karena adanya ancaman kanker. Kanker payudara jadi salah satu penyebab terbesar kematian wanita di dunia, dengan sekitar 1,5 juta kasus dan menewaskan sekitar setengah juta wanita per tahun.
Kenapa manusia mengalami kanker payudara, sementara mamalia lain tidak? Para ahli percaya hal itu terjadi karena risiko kanker payudara bertambah seiring bertambahnya usia. Mamalia selain manusia tidak hidup cukup lama, sehingga tidak sempat terkena risiko kanker payudara.
Terlepas dari hal itu, payudara manusia (wanita) belakangan tidak hanya bersifat biologis, tapi juga ikut membentuk pemikiran dan budaya masyarakat.
Hmm... ada yang mau menambahkan?