Kota-Kota Paling Unik, Aneh, dan Tidak Umum di Dunia
https://www.belajarsampaimati.com/2020/07/kota-kota-paling-unik-aneh-dan-tidak-umum.html
Elista, Rusia/misteraladin.com |
Namun, ada kota-kota di dunia yang tidak memiliki ciri-ciri umum seperti itu. Karena itu pula, kita bisa menyebutnya sebagai kota-kota yang tidak umum. Berikut ini contohnya.
Miyake-Jima, Jepang
Miyake-Jima adalah kota yang ada di dasar gunung berapi yang masih aktif di Jepang. Karenanya, bisa dibilang Miyake-Jima adalah kota paling berbahaya di dunia, terkait kondisi alam.
Para penduduk yang tinggal di sana sangat berisiko keracunan, akibat tingginya kadar sulfur udara, sehingga mereka pun diwajibkan mengenakan masker setiap waktu. Setiap saat, ketika kadar sulfur meningkat, sirine akan dibunyikan, sebagai tanda agar para penduduk di sana mengenakan masker atau mempertebal masker yang telah dikenakan.
Mengapa tempat yang sangat berbahaya sekaligus tidak nyaman seperti itu sampai dihuni penduduk? Tidak ada jawaban jelas sampai sekarang. Yang jelas, dan yang aneh, pemerintah Jepang rela membayar siapa pun yang bersedia tinggal di kota tersebut.
Thames, Cina
Thames adalah kota yang ada di pinggiran Shanghai, Cina. Meski ada di wilayah Cina, namun Thames memiliki ciri sebagai kota Inggris. Kota ini bahkan dirancang agar mirip dengan kota-kota di Inggris. Karenanya, Thames sering disebut sebagai “kota Inggris yang ada di Cina”.
Di Kota Thames ada bar, toko-toko ikan dan keripik, juga kotak-kotak telepon, yang semuanya benar-benar persis seperti yang ada di Inggris. Bahkan nama-nama jalan yang ada di sana pun dinamai dengan nama-nama berbau Inggris. Jika semua keterangan itu sudah terdengar aneh, ada lagi yang lebih aneh. Yaitu, kota itu tidak dihuni!
Entah apa tujuan membangun kota tersebut, namun yang jelas Thames merupakan kota yang tidak memiliki penduduk. Karenanya, kota itu lebih bersifat sebagai tempat wisata, bagi turis lokal maupun mancanegara.
Manshiyat Naser, Mesir
Manshiyat Naser adalah kota yang dijadikan tempat sampah, atau tempat sampah yang dijadikan kota. Entah mana yang ada lebih dulu di sana—sampah, ataukah penduduk. Yang jelas, Manshiyat Naser dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah, khususnya dari Kairo.
Manshiyat Naser adalah kota di pinggiran Kairo, Mesir. Setelah sampah-sampah di Kairo terkumpul oleh petugas sampah, semua sampah itu dibuang ke Manshiyat Naser. Hasilnya, sampah di sana pun menggunung dari waktu ke waktu. Manshiyat Naser bahkan menjadi satu-satunya kota yang jumlah sampahnya jauh lebih banyak dibandingkan jumlah penduduknya.
Penduduk Manshiyat Naser memanfaatkan tumpukan sampah itu sebagai sumber penghasilan. Setiap hari mereka mengais-ngais gunung sampah di sana, mengambil barang-barang yang masih bisa dijual atau dimanfaatkan, atau menggunakan sampah untuk tujuan lain, semisal menguruk tanah-tanah yang berlubang. Karena itu pula, rata-rata rumah di Manshiyat Naser dikelilingi oleh aneka sampah.
Elista, Rusia
Elista adalah kota yang ada di Rusia, dan terkenal sebagai Kota Catur. Seluruh kota ini dirancang mirip papan catur raksasa, dengan sejumlah patung yang bertema catur, dari pion, menteri, benteng, dan lain-lain.
Kota unik Elista dibangun atas inisiatif Nikolayevich Ilyumzhinov, Presiden Republik Kalmykia di Federasi Rusia dari 1993 sampai 2010, yang juga jadi pengusaha dan politisi. Dia juga pemimpin FIDE (Federasi Catur Dunia), dan aktif mempromosikan catur ke sekolah-sekolah di Rusia serta luar negeri. Sebegitu cinta kepada permainan catur, hingga ia membiayai pembangunan kota yang dibuat sebagai papan catur raksasa.
Coober Pedy, Australia
Coober Pedy adalah kota di bawah tanah, yang ada di wilayah Australia. Segala fasilitas perkotaan, mulai pertokoan, hotel, gereja, dan lain-lain, semua ada di bawah tanah.
Asal usul kota yang tidak umum ini dimulai pada tahun 1915. Pada masa itu, kipas angin atau AC (air conditioner) belum ada, sementara suhu di Coober Pedy sangat panas. Para penduduk yang tinggal di sana harus mengalami kepanasan setiap hari.
Akhirnya, mereka memiliki ide membangun kota di bawah tanah, agar tidak terkena sinar matahari secara langsung. Sejak itu, Kota Coober Pedy yang semula ada di atas permukaan tanah berpindah ke bawah tanah.
Noiva Do Cordeiro, Brasil
Noiva Do Cordeiro adalah kota yang hanya dihuni kaum wanita. Setidaknya ada 700-an wanita yang tinggal di sana.
Asal usul kota yang tidak umum di Brasil ini dimulai pada tahun 1891. Pada waktu itu, ada seorang wanita bernama Senhorinha de Lima, yang diusir oleh komunitasnya, karena tuduhan perzinahan. Senhorinha de Lima pergi dari kampung halaman, dan terasing sendirian di sebuah tempat tanpa penghuni. Dari situ, ia membangun tempat tinggalnya sebagai kota baru, yang sekarang disebut Noiva Do Cordeiro.
Dari tahun ke tahun, komunitas yang ada di sana terus bertambah, tapi Senhorinha de Lima hanya menerima wanita sebagai penduduk kota tersebut. Hal itu diteruskan sampai sekarang, sehingga semua penghuni kota tersebut hanya kaum wanita. Sebagian wanita di sana ada yang telah punya suami, dan para suami hanya diizinkan menjenguk istri mereka di sana seminggu sekali, pada akhir pekan.
Gibsonton, Amerika Serikat
Gibsonton adalah kota yang ada di pinggiran Tampa, Florida, Amerika Serikat. Sebenarnya, ini kota biasa, seperti umumnya kota lain. Yang tidak umum, semua penghuni kota ini adalah para pemain sirkus yang telah pensiun.
Ada banyak sekali pemain sirkus di Amerika Serikat. Mereka menjalani kehidupan dari satu tempat ke tempat lain, memamerkan atraksi dan keahlian yang dimiliki. Karena kehidupan serta pekerjaannya terus berpindah-pindah, mereka pun bisa dibilang tidak memiliki tempat tinggal untuk menetap.
Ketika akhirnya pensiun, mereka tidak punya tempat untuk pulang. Karena itulah, mereka pun kemudian tinggal di Gibsonton, yang juga dihuni oleh sesama pemain sirkus yang telah pensiun.
The Villages, Amerika Serikat
Masih di Florida, Amerika Serikat, ada kota lain yang aneh, bernama The Villages. Jika Gibsonton menjadi kota para pemain sirkus yang telah pensiun, The Villages adalah kota yang dihuni oleh pensiunan dari segala profesi. Jadi, di sana ada mantan pegawai bank, mantan direktur perusahaan, dan lain-lain, yang intinya telah pensiun dari pekerjaannya.
Karena dihuni oleh para pensiunan, penduduk The Villages pun rata-rata berusia 55 tahun ke atas. Tidak ada anak kecil di sana, atau bahkan anak muda. Sepertinya, The Villages bahkan tidak menerima penduduk yang belum pensiun, apalagi anak kecil.
Mereka hanya menerima penduduk baru yang sama-sama telah pensiun. Ada sekitar 100.000 penduduk yang mendiami The Villages, dan setiap hari mereka tidak pernah bekerja atau berangkat kerja, karena sama-sama telah pensiun.
Hmm... ada yang mau menambahkan?