Adakah Bagian Tubuh Manusia yang Tidak Berguna?
https://www.belajarsampaimati.com/2020/07/bagian-tubuh-manusia-yang-tidak-berguna.html
Ilustrasi/idntimes.com |
Jawabannya mungkin mengejutkan. Ada.
Dalam perspektif biologi, manusia adalah hasil evolusi, dan artinya tubuh manusia terus berkembang dari masa ke masa, yang jarak waktunya bisa merentang sampai jutaan tahun.
Selama jutaan tahun itu, tubuh manusia memiliki bagian-bagian tertentu yang belakangan tidak digunakan lagi—tentu dengan alasan evolusi. Dorsa Amir, antropolog evolusi di Boston College, AS, menyebut “bagian tubuh yang tidak digunakan lagi” itu sebagai “sisa-sisa evolusi”.
Ada bagian-bagian tubuh manusia yang sampai saat ini masih ada—masih kita miliki—namun sebenarnya sudah tidak digunakan lagi. Meski bagian tubuh itu tidak pernah lagi digunakan, kualitas hidup kita juga tidak berkurang. Sebaliknya, meski bagian-bagian tubuh itu tak lagi punya fungsi, tapi juga tidak membahayakan jika tetap ada di tubuh manusia.
Menurut Dorsa Amir, setidaknya ada lima bagian tubuh manusia yang saat ini masih kita—atau sebagian kita—miliki, namun tidak pernah digunakan lagi.
Yang pertama adalah usus buntu atau apendiks. Di masa lalu, leluhur kita mengonsumsi makanan yang jauh berbeda dengan makanan yang saat ini kita konsumsi. Leluhur kita dulu banyak mengonsumsi tumbuh-tumbuhan. Karenanya, usus buntu dibutuhkan untuk membantu tubuh mereka mencerna tumbuhan yang kaya selulosa.
Ketika kemudian pola konsumsi berubah dari tumbuhan ke daging hewan, fungsi usus buntu semakin berkurang. Kini bahkan keberadaan usus buntu di tubuh kita bisa dibilang sudah tidak pernah lagi digunakan, meski ia masih ada. Karenanya, ketika seseorang mengalami masalah pada usus buntu—misal infeksi—dan bagian itu dihilangkan melalui operasi, kualitas hidupnya tidak berkurang.
Terkait hal itu, Dorsa Amir menyatakan, “Begitu mulai mengonsumsi banyak jenis makanan berbeda dan daging, manusia tidak lagi memerlukan saluran pencernaan yang panjang dan rumit.”
Memang ada riset yang menemukan bahwa bagian usus buntu menyimpan bakteri perut yang berguna. Tapi hal itu belum bisa dipastikan telah terjadi sejak dulu, atau baru saja terjadi ketika manusia menambah jenis makanannya.
Yang kedua adalah palmaris longus. Manusia memiliki organ ini, meski ada 10 sampai 15 persen orang yang benar-benar tidak memilikinya sejak lahir. Apa itu palmaris longus?
Palmaris longus adalah otot tendon yang ada di tengah pergelangan tangan. Jika kita meluruskan tangan, kemudian menggunakan ibu jari untuk menyentuh jari kelingking, kita akan melihat sebuah tendon muncul di tengah pergelangan tangan. Jika tendon itu tidak muncul, artinya kita masuk dalam 10-15 persen yang memang tidak memilikinya sejak lahir.
Encyclopaedia Britannica menerangkan bahwa otot tersebut membantu kemampuan menggenggam manusia awal. Sementara Dorsa Amir menambahkan, otot itu dulu membantu leluhur kita memanjat pohon.
Otot spesial itu tidak lagi digunakan ketika manusia mulai berjalan dengan dua kaki—sekitar 3,2 juta tahun lalu. Bahkan karena dianggap tidak penting, ahli bedah sering mengangkat otot tersebut, dan memanfaatkannya dalam operasi plastik sebagai pengganti bagian tubuh lain.
Yang ketiga adalah tulang ekor. Kita tidak memiliki ekor, saat ini, namun kita sama-sama menyadari bahwa masing-masing kita memiliki tulang ekor, yang terletak di bawah punggung. Di masa lalu, keberadaan tulang ekor membantu leluhur kita berjalan tegak. Seiring waktu, ekor itu menghilang ketika manusia mulai bisa berjalan tegak. Sekarang, tulang ekor sudah tak punya kegunaan sama sekali.
“Leluhur kita yang mengalami mutasi hilang ekor tampaknya bisa bertahan hidup lebih baik,” kata Dorsa Amir. “Jadi, dalam beberapa generasi keturunannya juga mulai kehilangan ekor.” Sampai kemudian ekor itu benar-benar hilang, dan hanya menyisakan tunggulnya.
Meski begitu, pada kasus-kasus tertentu, terjadi mutasi yang menjadikan ekor benar-benar tumbuh. Karenanya, kadang kita mendengar ada bayi yang lahir dengan memiliki ekor di bawah punggungnya. Biasanya, dokter akan mengangkat atau menghilangkan ekor tersebut dengan operasi.
Yang keempat adalah otot auricular, yaitu otot di bagian telinga. Kita mungkin punya kawan atau kenal seseorang yang bisa menggerakkan telinganya, hingga telinga itu bisa bergerak-gerak sendiri. Kemampuan semacam itu bisa terjadi karena adanya otot auricular di telinganya. Namun tidak semua orang memiliki otot itu di masa kini, karena nyatanya otot tersebut sudah menghilang pada mayoritas manusia.
Di masa lalu, otot tersebut membantu leluhur kita untuk menemukan sumber suara. Pada mamalia, otot itu juga berfungsi untuk mengekspresikan emosi. Belakangan, ketika manusia memiliki leher yang fleksibel—sehingga bisa menengok dan memutar wajah dengan mudah untuk memastikan sumber suara—fungsi otot di telinga itu perlahan-lahan ditinggalkan, hingga hilang sama sekali. Seperti yang disebut tadi, hanya ada sebagian kecil orang yang masih memilikinya.
Yang kelima adalah plica semilunaris, yaitu cekungan kecil di bagian mata, yang letaknya dekat hidung. Cekungan ini mirip selaput yang digunakan beberapa hewan untuk melindungi matanya.
Ada burung, reptil, dan beberapa mamalia, yang menggunakan plica semilunaris untuk menjaga agar bola matanya tetap basah, dan bebas dari benda asing yang masuk. Plica semilunaris di mata kita adalah sisa-sisa jaringan itu. Meski sekarang manusia tidak bisa lagi menggunakannya, karena tinggal memiliki sisanya.
Hmm... ada yang mau menambahkan?