Mengapa Kita Kadang Mengalami Mabuk Perjalanan?
https://www.belajarsampaimati.com/2020/05/mabuk-perjalanan.html
Ilustrasi/tribunnews.com |
Karena adanya ketidaksesuaian informasi yang dikirim dua indra tubuh di atas, otak mengalami “kebingungan”, yang merangsang otak memicu reaksi mual atau muntah.
Di dalam rongga telinga kita terdapat tiga kanal berisi cairan, yang biasa disebut labirin, dan masing-masing kanal memiliki arah lingkar berbeda. Ketika kepala digerakkan, cairan yang ada di dalam kanal ikut bergerak. Dengan cara itu, cairan di masing-masing kanal akan memberi tahu otak seberapa jauh dan seberapa cepat kepala kita bergerak. Selain itu, cairan tersebut juga menginformasikan ke arah mana kepala bergerak.
Mabuk perjalanan terjadi apabila informasi yang disampaikan telinga dalam dan mata ke otak mengalami perbedaan. Selain itu, sejumlah aktivitas dalam perjalanan juga dapat memicu keadaan tersebut, misalnya membaca dalam mobil yang sedang melaju.
Mabuk perjalanan banyak dialami anak-anak usia 2 sampai 12 tahun, namun juga rentan dialami orang dewasa, wanita hamil atau menstruasi, penderita vertigo, dan migrain. Faktor psikologis—seperti cemas, takut, dan trauma akibat menumpang jenis kendaraan tertentu—juga bisa ikut memicu terjadinya mabuk perjalanan.
Jika mabuknya berat, tekanan darah bisa turun drastis, dan menyebabkan pingsan. Muntah-muntah juga dapat mengakibatkan kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi, dan kekurangan mineral.
Bagaimana cara mencegah mabuk perjalanan?
Yang pertama tentu menjaga tubuh dalam kondisi prima, karena tubuh yang sehat dapat meminimalisir kemungkinan mengalami mabuk perjalanan. Mengonsumsi air putih sebelum melakukan perjalanan juga dapat digunakan untuk tujuan yang sama.
Selain itu, untuk menghindari kekurangan cairan tubuh selama perjalanan, kita juga bisa mengonsumsi banyak air dan jus buah, serta buah-buahan segar. Alkohol dan kopi sama sekali tidak disarankan, karena dapat menambah dehidrasi.
Mabuk perjalanan juga sering terjadi karena perut kosong. Ketika perut kosong, lambung akan memproduksi asam dalam jumlah berlebihan, sehingga membuat iritasi lambung dan merangsang mual. Karenanya, mengisi perut sebelum perjalanan dapat menjauhkan mabuk, meski makan berlebihan juga tidak bagus.
Idealnya, kita perlu makan minimal empat jam sebelum melakukan perjalanan, karena perut yang baru kenyang pada waktu keberangkatan juga dapat memicu mabuk perjalanan.
Jika kita memang sering mengalami mabuk perjalanan, sangat dianjurkan untuk memilih posisi tempat duduk yang minim guncangan. Usahakan santai selama perjalanan, rileks, dan tidak tegang.
Akan lebih bagus jika kita bisa memfokuskan pandangan ke arah depan—bukan menengok kiri kanan. Terakhir, meski kadang membaca buku atau majalah dapat menghilangkan jenuh, namun aktivitas membaca bisa membuat mual bagi yang rentan mabuk perjalanan.
Hmm... ada yang mau menambahkan?