Dari Mana Asal Usul Istilah Mabuk Kepayang?

Dari Mana Asal Usul Istilah Mabuk Kepayang? Belajar Sampai Mati, belajarsampaimati.com, hoeda manis
Ilustrasi/okezone.com
Mabuk kepayang sering digunakan untuk menyebut orang yang sedang jatuh cinta atau kasmaran. Istilah mabuk mungkin tidak asing bagi kita, tapi apa itu kepayang?

Kepayang adalah buah yang dihasilkan oleh pohon kepayang (Pangium edule Reinw. ex Blume; suku Achariaceae, dulu dimasukkan dalam Flacourtiaceae). Pohon ini biasa tumbuh liar atau setengah liar, dan dikenal sebagai penghasil bahan bumbu masakan, khususnya di Indonesia.

Kepayang adalah istilah Indonesia untuk pohon serta buah yang dihasilkan. Sementara orang Jawa menyebut buah kepayang sebagai keluak (atau kluwak), kluwek, atau pucung. Orang Sunda menyebutnya picung atau pucung, sementara orang Toraja biasa menyebutnya pamarrasan.

Biji keluak biasanya digunakan sebagai bumbu masakan di Indonesia, yang fungsinya untuk memberikan warna hitam pada rawon, daging bumbu, dan lainnya. Karenanya, ada banyak orang di Indonesia—khususnya di Jawa—yang kerap menyimpan keluak atau kluwek di dapur sebagai pelengkap bumbu dapur.

Keluak memiliki biji bersalut, yang jika dikonsumsi dalam keadaan mentah bisa beracun, karena mengandung asam sianida. Biji keluak aman dikonsumsi, jika telah diolah dengan cara direbus dan direndam terlebih dulu.

Orang yang memakan biji keluak dalam kondisi mentah bisa mabuk, dan dari hal itulah istilah “mabuk kepayang” kemudian muncul dan dikenal. Fenomena ini tidak jauh beda dengan istilah lain, yang juga kerap digunakan sebagai ledekan di sebagian kalangan, yaitu “mabuk kecubung” (kondisi mabuk yang disebabkan oleh tumbuhan kecubung).

Dalam masyarakat Melayu, istilah mabuk kepayang sering digunakan untuk menggambarkan keadaan seseorang yang sedang jatuh cinta, sehingga tidak mampu berpikir secara logis, seolah habis memakan biji kepayang.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Umum 7663247992121137038

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item