Apakah Masker Kain Efektif Menangkal Mikroorganisme?

Ilustrasi/wartaekonomi.co.id

Ketika suatu wabah penyakit menular akibat virus terjadi, salah satu hal yang sangat dibutuhkan banyak orang adalah masker. Seperti sekarang, saat terjadi wabah corona, dan semua orang ingin melindungi diri dari kemungkinan tertular. Meski pemakaian masker bagi orang sehat tidak menjamin keselamatan seratus persen, namun setidaknya orang butuh antisipasi.

Akibat banyaknya orang membutuhkan masker, stok masker di pasaran pun menyusut dan kian sulit diperoleh. Belakangan, ada sebagian orang yang membuat masker sendiri, menggunakan bahan kain.

Pertanyaannya, apakah masker berbahan kain memang efektif dalam menangkal mikroorganisme seperti virus?

Pada 2015 lalu, sebuah studi di Vietnam menemukan bahwa orang sehat yang memakai masker kain dan melakukan kontak langsung dengan pasien, memiliki kerentanan tinggi untuk ikut terjangkit flu atau penyakit pernapasan lain, daripada mereka yang memakai masker bedah. Artinya, masker kain tidak memiliki efektivitas setara dengan masker bedah untuk menangkal mikroorganisme.

Masker bedah merupakan standar masker yang ditujukan untuk menghalau mikroorganisme virus, dan memiliki efektivitas hampir 90 persen. Sementara masker kain memiliki kemampuan atau kualitas yang lebih rendah dalam menyaring virus dan bakteri di udara.

Penelitian lain yang dilakukan oleh ilmuwan Universitas Cambridge pada 2013 juga mengungkapkan bahwa penggunaan masker kain kurang efektif dalam menangkal virus. Para peneliti melakukan pengujian dengan kantong penyedot debu yang didekatkan dengan masker kain. Hasilnya, masker kain hanya mampu menyaring tiga persen partikel bakteri.

Meski demikian, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat menyarankan masker kain untuk digunakan saat keadaan ekstrem, atau ketika terjadi kelangkaan masker.

Juru bicara CDC, Arleen Porcell, menyatakan, “Bagaimanapun juga, pelindung diri tetap dibutuhkan. Lebih baik ada, daripada tidak sama sekali. Masyarakat sangat dianjurkan (memakai masker kain), tapi mungkin tidak bagi para tenaga medis.”

Hmm... ada yang mau menambahkan?