Stres yang Sering Muncul Dalam Kehidupan, Adakah Manfaatnya?
https://www.belajarsampaimati.com/2020/02/stres.html
Ilustrasi/ayobandung.com |
Dalam kehidupan setiap kita, setidaknya ada dua jenis stres, yaitu stres dalam jangka panjang dan stres dalam jangka pendek. Stres yang berlangsung lama, atau dalam jangka panjang, telah diketahui dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga rentan terhadap infeksi. Contoh stres yang berlangsung lama adalah stres akibat perceraian.
Sementara stres jangka pendek adalah stres yang biasa kita alami sehari-hari. Stres karena kerjaan menumpuk, stres karena dikejar tenggat waktu, stres karena harus bayar cicilan tiap bulan, dan semacamnya. Stres semacam itu disebut stres akut atau stres dalam jangka pendek, karena memang bisa hilang setelah sesuatu yang membuat kita stres dibereskan.
Stres karena pekerjaan menumpuk bisa hilang, setelah pekerjaan itu diselesaikan. Stres karena cicilan utang bisa hilang, setelah cicilan itu terbayar. Stres semacam itu sering datang, tapi juga mudah dihilangkan. Stres semacam itu lekat dengan kehidupan banyak orang.
Berbeda dengan stres jangka panjang, stres jangka pendek diketahui punya manfaat, salah satunya membantu meningkatkan memori otak. Hal itu disebabkan oleh kortisol, yang mempengaruhi bagian otak yang mengendalikan proses pembelajaran dan memori. Stres akut meningkatkan transmisi glutamat, substansi yang menyampaikan pesan pada otak dan meningkatkan kerja memori.
Kenyataan itu terungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di University of Buffalo, AS. Mereka melakukan uji coba pada tikus-tikus yang telah dilatih untuk menyelesaikan perjalanan dalam sebuah labirin. Sebagian dari tikus-tikus itu dipaksa untuk berenang selama 20 menit, untuk memberikan stres akut.
Kemudian, semua tikus diletakkan dalam sebuah labirin. Para peneliti menemukan bahwa tikus-tikus yang sudah diberi stres akut, lebih sedikit membuat kesalahan ketika berjalan melewati labirin, dibandingkan tikus-tikus yang tidak mengalami stres.
Zhen Yan, profesor fisiologi dan biofisika, menyatakan bahwa kortisol memiliki efek protektif dan efek destruktif pada tubuh. Karena itulah, menurutnya, kita membutuhkan stres untuk meningkatkan performa otak. Meski begitu, stres juga sebaiknya tidak sampai berlarut-larut, karena bisa memberikan efek destruktif pada tubuh.
Hmm... ada yang mau menambahkan?