Cara Sederhana Menikmati Teh Hangat yang Enak
https://www.belajarsampaimati.com/2020/01/menikmati-teh.html
Ilustrasi/hellosehat.com |
Berdasarkan pengalaman, ada tiga hal penting yang sangat mempengaruhi kenikmatan teh hangat yang kita minum. Yaitu kualitas air, teh yang dipilih, dan kapan minuman teh dinikmati.
Saat ini kebanyakan orang menggunakan air PAM/PDAM, karena air sumur alami sudah tak bisa digunakan (biasanya karena tercemar dan tak lagi jernih atau berbau). Ada pula orang-orang yang menggunakan air isi ulang, yang biasanya menggunakan galon. Air isi ulang ini ada yang disebut “air mineral”, ada pula air isi ulang yang sebatas “air isi ulang” yang harganya lebih murah.
Di antara ketiga jenis air itu, manakah yang paling bagus untuk membuat teh?
Sekali lagi, berdasarkan pengalaman, air yang mampu mewujudkan minuman teh paling nikmat adalah air alami, yaitu air yang diambil dari sumur alami—terlepas sumur yang kita gunakan berupa sumur tradisional atau sumur yang menggunakan pompa air. Intinya, air yang benar-benar kita ambil dari kedalaman tanah. Tentu saja dengan catatan; air tersebut benar-benar masih alami dan belum tercemar!
Kalau air sumur di rumah atau di daerah kita sudah tercemar, teh yang dihasilkan dari air itu bukan enak tapi malah terasa aneh. Kalian mungkin paham bagaimana rasanya.
Lalu bagaimana dengan air PAM/PDAM dan air galon? Keduanya sama-sama bisa menghasilkan minuman teh yang enak. Tetapi, bagi saya, tetap belum mampu mengalahkan kenikmatan air yang benar-benar alami. Bahkan saat diminum sebagai air putih saja (air yang telah dimasak hingga matang/mendidih), air putih yang berasal dari sumur alami terasa lebih segar, daripada air lain.
Karena kita sudah sulit mendapatkan air alami, akibat pencemaran air yang sedemikian parah, mau tak mau kita harus membuat minuman teh menggunakan air PAM atau air isi ulang. Jadi, asumsikan saja kita akan membuat teh menggunakan air tersebut.
Faktor kedua yang mempengaruhi kenikmatan teh adalah produk teh yang kita pilih. Dalam hal ini, selera memegang peranan penting.
Di pasaran, kita tahu, ada banyak produk teh dengan aneka nama dan merek, dengan berbagai cita rasa. Masing-masing orang tentu punya “merek teh andalan” yang dianggap paling enak.
Selama bertahun-tahun, sebagai penikmat teh, saya telah mencoba aneka merek teh yang bisa saya temukan—dari yang terkenal sampai yang langka—untuk menikmati cita rasanya. Kadang-kadang, saat makan di warung, dan kebetulan menikmati teh di sana sangat enak, saya akan bertanya pada pemilik warung, teh apa yang ia gunakan. Lalu saya mencari teh itu, untuk saya nikmati di rumah.
Selama pencarian bertahun-tahun itu, saya punya beberapa merek teh andalan, yang saya anggap paling nikmat, dan teh itulah yang saya nikmati sehari-hari. Sebagaimana saya, orang lain tentu juga begitu.
Sekarang faktor ketiga, yang mempengaruhi kenikmatan minum teh, khususnya teh hangat. Yaitu waktu. Bukan waktu kita menikmati teh, tapi waktu teh itu dinikmati. Izinkan saya menjelaskan dengan lebih mudah.
Saat membuat minuman teh, rata-rata kita akan memasukkan bubuk teh ke dalam teko, lalu menuangkan air panas ke dalam teko, hingga bercampur dengan bubuk teh tadi. Semakin lama, air yang semula sangat panas itu akan semakin adem, seiring air dan teh terus bercampur dan menyatu.
Jika kita meminum teh tersebut tak lama setelah dituangkan, pasti masih sangat panas, dan bisa jadi kita akan mencampurnya dengan air adem agar bisa langsung diminum. Sebaliknya, jika kita meminum teh tadi setelah lama dituangkan, airnya pun sudah mulai adem, dan kita biasanya menambahkan air panas dari termos agar lebih hangat saat dinikmati.
Kedua cara itu memang bisa menghadirkan kenikmatan minum teh hangat. Tapi ada satu cara lain yang akan terasa lebih nikmat. Yaitu menikmati teh pada waktu yang tepat, ketika kita tidak perlu menambahkan air adem atau air panas—ketika teh di dalam teko berada pada suhu yang tepat, hingga bisa langsung kita minum.
Dalam keseharian, biasanya saya membuat teh di dalam teko cukup besar untuk kebutuhan sehari. Setelah menuangkan air panas ke dalam teko, saya akan menunggunya beberapa menit; sampai air dan teh menyatu, sambil menunggu suhu yang tepat untuk diminum.
Ketika waktu menunggu sudah cukup, saya pun menuangkan air teh dari teko ke gelas, tanpa harus menambah air adem atau air panas, karena suhunya benar-benar tepat untuk langsung diminum. Setelah menuangkan teh ke gelas, saya tambahkan gula secukupnya, dan menikmatinya. Itulah cara sederhana menikmati teh hangat paling nikmat, versi saya.
Minum teh hangat semacam itu adalah ritual harian saya, dan saya benar-benar menikmatinya, karena hanya satu kali dalam sehari saya bisa menikmati. Setelah itu, kalau ingin minum teh hangat lagi, saya harus menambahkan air panas dari termos, dan rasa yang dihasilkan teh di gelas tidak lagi senikmat tadi. Meski tetap enak, tentu saja.
Sekali lagi, itu cara sederhana menikmati teh hangat paling enak, menurut saya. Mungkin kalian bisa mencoba yang saya lakukan, atau mungkin kalian punya cara sendiri dalam menikmati teh hangat?