Kota-Kota Mana di Dunia yang Buruk untuk Pencari Kerja?
https://www.belajarsampaimati.com/2020/01/kota-kota-di-dunia-yang-buruk-untuk-pencari-kerja.html
Santo Domingo, Republik Dominika/britannica.com |
Jumlah lapangan kerja yang tersedia jauh lebih sedikit dibanding yang membutuhkan. Karena itu pula, tingkat pengangguran pun meningkat dari waktu ke waktu.
Ketika orang merasa kesulitan mencari kerja di kotanya sendiri, ada kalanya mereka mencoba pergi ke kota lain, dengan harapan lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Dalam hal itu, biasanya, kota yang dituju adalah kota besar, atau setidaknya lebih besar dari kota tempat tinggalnya. Tidak hanya di dalam negeri, sebagian dari mereka bahkan sampai pergi ke luar negeri untuk mencari kerja.
Di manakah kota-kota yang menyediakan lapangan kerja? Jawabannya mungkin banyak. Karena pekerjaan bisa dibilang selalu dapat diperoleh, asal orang bersedia melakukan pekerjaan apa pun.
Yang patut diwaspadai adalah kota-kota yang telah terkenal buruk untuk para pencari kerja. Karenanya, jika kita kebetulan berpikir untuk merantau ke kota lain—atau ke luar negeri—untuk mendapat pekerjaan, kita perlu memperhatikan kota-kota berikut.
Santo Domingo, Republik Dominika
Santo Domingo terkenal sebagai kota paling buruk di dunia untuk para pencari kerja. Pasalnya, di sana sangat sering terjadi pembajakan kapal dan aneka macam kriminalitas. Karenanya, sering kali orang terjebak saat mencari kerja di sana. Bukannya mendapatkan pekerjaan baik-baik di kantor atau perusahaan, ternyata mereka direkrut untuk ikut bekerja dalam pembajakan atau aksi kriminal.
Kairo, Mesir
Kairo mungkin terkenal bagi orang-orang yang ingin mendapatkan pendidikan, karena nyatanya di sana ada universitas terkenal dunia. Namun, bagi pencari kerja, Kairo tampaknya bukan pilihan yang bagus.
Selain di sana terdapat masalah polusi yang sangat tinggi, dan kondisi sanitasi yang buruk, banyak teroris di sana yang mengintai para pendatang baru (para pencari kerja), yang kemudian direkrut untuk tujuan berbeda.
Guangzhou, Cina
Guangzhou adalah kota di bagian selatan Cina, dan terkenal sebagai kota industri yang sangat besar. Karenanya, banyak orang berdatangan ke sana—tidak hanya warga Cina, namun juga kadang orang dari negara lain.
Sayangnya, Guangzhou bukan tempat kerja yang baik. Polusi di sana sangat buruk, asap pabrik di mana-mana, sehingga mengancam kesehatan. Akibatnya, meski mungkin bisa mendapatkan pekerjaan di sana, kesehatan kita dalam bahaya.
Ho Chi Minh, Vietnam
Sebagian orang mungkin membayangkan bekerja di Ho Chi Minh tampak menyenangkan, karena kota ini terletak di negara tropis. Tapi sebenarnya tidak. Kondisi sanitasi di Ho Chi Minh sangat buruk, dan rawan penyakit, sementara infrastruktur di sana sangat tidak memadai.
Bahkan orang-orang Vietnam sendiri akan memilih kota lain untuk mencari kerja, daripada masuk dan tinggal di Ho Chi Minh.
Bogota, Kolombia
Mencari pekerjaan adalah satu hal, tapi kondisi tempat kerja adalah hal lain. Apa artinya memperoleh pekerjaan, tapi kota tempat bekerja sangat buruk dan dapat membahayakan kesehatan?
Hal itulah yang terjadi di Kota Bogota. Kota itu telah terkenal memiliki udara yang sangat buruk, dengan tingkat polusi yang sangat serius. Di samping itu, kondisi politik di sana juga menjadikan pekerja tidak akan cocok, karena kapan pun bisa kehilangan pekerjaan.
Nairobi, Kenya
Nairobi adalah salah satu kota termaju di Afrika, namun juga memiliki tingkat kriminalitas yang sangat tinggi. Jangankan pendatang, bahkan warga lokal pun mengakui kalau kota ini sangat tidak aman.
Karenanya, mencari pekerjaan di Nairobi bukan ide yang baik. Karena apa artinya mendapatkan pekerjaan, kalau keselamatan jiwa terancam?
Mumbai, India
Mumbai adalah pusat perekonomian India, dan kota ini memiliki museum, arsitektur bangunan yang baik, sampai restoran yang terkenal. Sekilas, pasti menyenangkan kalau bisa bekerja di sana. Yang menjadi masalah, pekerjaan yang tersedia di Mumbai sering kali bukan di pusat kota, melainkan di daerah pinggiran.
Daerah pinggiran Mumbai memiliki kondsi yang jauh berbeda dengan pusat kota. Jika pusat kota tampak baik dan tertata, daerah pinggiran sangat kumuh, dengan kondisi lalu lintas yang buruk, dan polusi yang sangat tinggi. Di sanalah para pencari kerja biasanya menemukan pekerjaan.
Almaty, Kazakhstan
Almaty adalah ibu kota Kazakhstan, tetapi—anehnya—letak kota ini sangat terpencil. Karena itu, kota ini sangat padat. Sebegitu padat, hingga sulit sekali menemukan perumahan yang masih kosong atau dapat dihuni.
Selain itu, fasilitas pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur di sana juga sangat minim, sementara polusi udara dan sanitasi yang buruk menjadi masalah utama di sana. Bahkan penduduk Kazakhstan pun mikir-mikir jika harus bekerja di Almaty.
Jakarta, Indonesia
Sepertinya, penduduk Indonesia—khususnya yang tinggal di daerah-daerah—perlu menyadari bahwa Jakarta bukan kota yang baik untuk mencari pekerjaan. Sebagian orang mungkin tampak berhasil mendapatkan kerja di sana, tapi ada lebih banyak yang gagal. Persaingan di Jakarta sebegitu ketat, dan tidak semua orang akan mendapatkan yang diinginkan.
Selain persaingan yang sangat ketat dalam mencari kerja, Jakarta sebenarnya juga bukan tempat yang baik untuk tinggal, khususnya jika dibandingkan kota di daerah lain yang lebih kecil.
Polusi di Jakarta sedemikian parah, begitu pula kemacetan di sana, sementara kota itu juga rawan tindak kriminalitas. Di atas semua itu, biaya hidup di Jakarta sangat tinggi, hingga gaji kerja sebulan kadang hanya cukup untuk makan.
Lagos, Nigeria
Lagos tidak jauh beda dengan Jakarta. Lagos adalah kota terbesar di kawasan Afrika, dan kota ini mengalami masalah polusi, kebersihan, fasilitas publik, kesehatan, pendidikan, sampai infrastruktur.
Selain itu, biaya hidup di sana sangat tinggi, sama tingginya dengan tingkat kriminalitas yang ada. Karenanya, Lagos menjadi tempat yang berisiko untuk bekerja. Selain rawan menjadi korban kejahatan, hidup di sana juga rentan terkena stres.
Hmm... ada yang mau menambahkan?