Bagaimana Kronologi dan Perkembangan Ilmu Genetika?

Bagaimana Kronologi dan Perkembangan Ilmu Genetika?
Ilustrasi/wharton.upenn.edu
Ilmu genetika mengalami perkembangan pesat sejak karya Gregor Johann Mendel, berjudul "Versuche über Pflanzenhybriden" (Percobaan Mengenai Persilangan Tanaman) ditemukan pada 1900. Karya itu sebenarnya telah ditulis dan diterbitkan pada 1866, namun terabaikan.

Perkembangan genetika sering kali menjadi contoh klasik mengenai penggunaan metode ilmiah dalam ilmu pengetahuan atau sains. Berikut ini adalah tahapan-tahapan perkembangan ilmu genetika, dari awal sampai sekarang.

Pada 1859, Charles Darwin menerbitkan The Origin of Species, sebagai dasar variasi genetik.

Pada 1865, Gregor Mendel menyerahkan naskah Percobaan Mengenai Persilangan Tanaman (Versuche über Pflanzenhybriden), yang terbit setahun kemudian.

Pada 1878, E. Strassburger memberikan penjelasan mengenai pembuahan berganda.

Pada 1900, Hugo de Vries (Belgia), Carl Correns (Jerman), dan Erich von Tschermak (Austro-Hungaria), menemukan kembali hasil karya Mendel (Versuche über Pflanzenhybriden), dan moment ini menjadi awal genetika klasik.

Pada 1903, kromosom diketahui menjadi unit pewarisan genetik.

Pada 1905, William Bateson, pakar biologi Inggris, mengenalkan istilah 'genetika'.

Pada 1908 dan 1909, Weinberg (dokter dari Jerman), dan James W. Hardy (ahli matematika Inggris), secara terpisah melakukan peletakan dasar teori genetika populasi. Moment ini menandai awal era genetika populasi.

Pada 1910, Thomas Hunt Morgan menunjukkan bahwa gen-gen berada pada kromosom. Ia menggunakan lalat buah (Drosophila melanogaster) untuk penemuan tersebut, dan penemuannya menandai era awal sitogenetika.

Pada 1913, Alfred Sturtevant membuat peta genetik pertama dari suatu kromosom.

Pada 1918, Ronald Fisher (ahli biostatistika dari Inggris) menerbitkan On the correlation between relatives on the supposition of Mendelian inheritance (Keterkaitan antarkerabat berdasarkan pewarisan Mendel), yang mengakhiri perseteruan antara teori biometri (Pearson dkk.) dan teori Mendel, sekaligus mengawali sintesis keduanya. Moment ini menjadi awal genetika kuantitatif.

Pada 1927, ilmuwan mulai menyadari terjadi perubahan fisik pada gen, yang kemudian disebut mutasi.

Pada 1928, Frederick Griffith menemukan suatu molekul pembawa sifat yang dapat dipindahkan antarbakteri (konjugasi).

Pada 1931, ilmuwan menemukan bahwa pindah silang gen menyebabkan terjadinya rekombinasi.

Pada 1941, Edward Lawrie Tatum dan George Wells Beadle menunjukkan bahwa gen-gen menyandi protein. Temuan ini menjadi awal dogma pokok genetika.

Pada 1944, Oswald Theodore Avery, Colin McLeod, dan Maclyn McCarty, mengisolasi DNA sebagai bahan genetik (mereka menyebutnya prinsip transformasi).

Pada 1950, Erwin Chargaff menunjukkan adanya aturan umum yang berlaku untuk empat nukleotida pada asam nukleat, misalnya adenin cenderung sama banyak dengan timin.

Pada 1950, Barbara McClintock menemukan transposon pada jagung.

Pada 1952, Hershey dan Chase membuktikan kalau informasi genetik bakteriofag (dan semua organisme lain) adalah DNA.

Pada 1953, teka-teki struktur DNA dijawab oleh James D. Watson dan Francis Crick dengan menggunakan pilin ganda (double helix), berdasarkan gambar-gambar difraksi sinar X DNA dari Rosalind Franklin. Temuan ini menjadi awal genetika molekular.

Pada 1956, Jo Hin Tjio dan Albert Levan memastikan bahwa kromosom manusia berjumlah 46.

Pada 1958, eksperimen Meselson-Stahl menunjukkan bahwa DNA digandakan (direplikasi) secara semikonservatif.

Pada 1961, kode genetik tersusun secara triplet.

Pada 1964, Howard Temin menunjukkan, dengan virus RNA, bahwa dogma pokok genetika tidak selalu berlaku.

Pada 1970, enzim restriksi ditemukan pada bakteri Haemophilus influenzae, yang memungkinan dilakukannya pemotongan dan penyambungan DNA oleh peneliti. Moment ini menjadi awal bioteknologi modern.

Pada 1977, sekuensing DNA pertama kali dilakukan oleh Fred Sanger, Walter Gilbert, dan Allan Maxam, yang bekerja secara terpisah. Tim Sanger berhasil melakukan sekuensing seluruh genom Bacteriofag F-X174; suatu virus. Moment ini menjadi awal genomika.

Pada 1983, perbanyakan (amplifikasi) DNA dapat dilakukan dengan mudah, setelah Kary Banks Mullis menemukan Reaksi Berantai Polymerase (PCR).

Pada 1985, Alec Jeffreys menemukan teknik sidik jari genetik.

Pada 1989, sekuensing pertama kali terhadap gen manusia pengkode protein CFTR penyebab cystic fibrosis dilakukan.

Pada 1989, peletakan landasan statistika yang kuat bagi analisis lokus sifat kuantitatif (analisis QTL) dilakukan.

Pada 1995, sekuensing genom Haemophilus influenzae, yang menjadi sekuensing genom pertama terhadap organisme yang hidup bebas, dilakukan.

Pada 1996, sekuensing pertama terhadap eukariota (khamir Saccharomyces cerevisiae), dilakukan.

Pada 1998, hasil sekuensing pertama terhadap eukariota multiselular, nematoda Caenorhabditis elegans, diumumkan.

Pada 2001, draf awal urutan genom manusia dirilis, bersamaan dengan mulainya Human Genome Project.

Pada 2003, Proyek Genom Manusia (Human Genome Project) menyelesaikan 99% pekerjaannya pada 14 April, dengan akurasi 99,99%.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Sains 7271237325620014140

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item