Kota-Kota Terapung Paling Unik dan Terindah di Dunia

Kota-Kota Terapung Paling Unik dan Terindah di Dunia
Wuzhen, Cina/pixabay.com
Umumnya, kota berdiri di atas permukaan tanah. Karenanya, di kota ada jalan raya tempat berbagai kendaraan berlalu-lalang, taman-taman berisi aneka tumbuhan, sawah dan ladang, gedung-gedung dan bangunan, alun-alun, sampai pasar atau pusat perbelanjaan.

Tetapi, ternyata, tidak semua kota memiliki ciri semacam itu. Lebih spesifik, tidak semua kota berdiri di atas permukaan tanah, karena ada pula kota yang berdiri di atas air.

Karena berada di permukaan air, kota-kota itu pun terapung, dan berbagai infrastruktur serta aktivitas warga di kota-kota terapung itu dilakukan di atas air. Kendaraan yang digunakan untuk pergi ke sana kemari bukan sepeda motor atau mobil, tapi perahu, kapal, rakit, atau gondola. Di kota-kota terapung juga ada pasar, sekolah, dan lain-lain. Tapi semuanya juga terapung di atas air.

Salah satu kota terapung yang paling terkenal di dunia adalah Venesia. Bahkan, setiap kali mendengar istilah kota terapung, benak kebanyakan orang akan membayangkan Venesia. Kota indah yang ada di Italia itu memang terkenal sebagai kota romantis yang ada di atas air, atau terkenal pula sebagai kota kanal.

Tetapi kota terapung semacam itu bukan hanya Venesia. Bahkan, pada zaman kuno, kota dengan konsep di atas air juga sudah ada, satu di antaranya adalah Nan Madol yang dibangun di atas lautan pasifik, dan mendapat julukan “Venesia dari Pasifik”.

Di masa sekarang, kota-kota terapung juga masih ada, dan tersebar di beberapa tempat di belahan dunia. Berikut ini adalah kota-kota terapung paling unik di dunia, selain Venesia.

Pemukiman Suku Uro, Peru

Pemukiman Suku Uro adalah tempat hunian yang ada di perairan antara Peru dan Bolivia. Bahan yang digunakan untuk membangun kota ini bisa dibilang menakjubkan, yaitu jerami kering. Meski dibangun menggunakan jerami kering, kota ini benar-benar kuat dan mampu menopang banyak orang yang tinggal di atasnya.

Bahkan, kota terapung ini memiliki fasilitas yang lengkap, meliputi rumah-rumah untuk keluarga, bangunan sekolah, tempat olah raga, hingga stasiun radio. Orang-orang di sana juga membuat perahu dengan bahan jerami kering, yang digunakan sebagai sarana transportasi.

Pemukiman yang unik itu merupakan bagian dari warisan budaya prasejarah Suku Uro. Di masa lalu, Suku Uro membangun pemukiman di tengah Danau Titicaca. Pemukiman di atas air itu difungsikan sebagai tempat tinggal sekaligus benteng pertahanan yang mudah dipindah-pindahkan.

Jika ada serangan dari suku lain, mereka tinggal melarikan diri bersama rumah dan harta mereka. Sampai sekarang, warisan budaya itu masih lestari dan diteruskan orang-orang Suku Uro di masa kini.

Naarden, Belanda

Wilayah Belanda memiliki permukaan tanah yang lebih rendah dibanding laut. Kenyataan itu menjadikan Belanda rentan terkena sapuan air laut ketika air pasang. Pemerintah Belanda pun menyadari kemungkinan itu.

Bahwa jika kelak sewaktu-waktu air laut terus naik, dampaknya bisa membayakan negara mereka. Kesadaran itu pula yang menjadikan Belanda mengembangkan teknologi untuk melindungi daratan mereka dari sapuan air laut.

Teknologi modern yang dikembangkan Belanda mengadopsi teknologi zaman dulu yang telah terbukti kehebatannya selama berabad-abad, yaitu membangun kota di atas permukaan air. Dari situ pulalah, Belanda lalu membangun Naarden, sebuah kota yang sepenuhnya mengapung di atas permukaan air.

Naarden terletak tidak jauh dari Amsterdam, ibu kota negara kincir angin tersebut. Pemukiman terapung itu dikelilingi dua lapis parit yang berfungsi sebagai danau. Sementara itu, agar wilayah daratannya terlindung dari air, di sekitar Naarden dibangun tembok-tembok tebal.

Jika dilihat dari atas, Naarden tampak seperti kelopak bunga teratai berwarna hijau yang terapung di atas air. Tentu saja dalam ukuran raksasa.

Wuzhen, Cina

Wuzhen adalah kota kuno yang telah ada di Cina, setidaknya sejak 7.000 tahun yang lalu. Masyarakat Cina menyebutnya Kota Air Wuzhen, karena kenyataannya kota ini memang terapung di atas permukaan air. Kota ini terletak di tengah-tengah enam kota kuno lain—yang ada di daratan—yang dialiri Sungai Yangtze.

Wuzhen memiliki konsep mirip Venesia, namun dihiasi bangunan-bangunan yang bergaya arsitektur Cina. Sama seperti Venesia, Wuzhen dikelilingi kanal-kanal yang dikendalikan dengan sistem persis seperti di Venesia.

Karena keunikannya, Wuzhen dipelihara selama berabad-abad, dan nuansa tradisional di kota terapung ini tetap dipertahankan sampai sekarang. Karena keindahannya, Wuzhen juga menjadi salah satu kota wisata terkenal di Cina.

Lindau, Jerman

Jerman juga memiliki kota terapung, bernama Lindau, yang juga berfungsi sebagai kota pelabuhan. Kota yang ada di permukaan air ini terletak di bagian timur Danau Konstanz, dikelilingi danau air tawar Bodensee. Lindau terpisah dari pulau utama, dan hanya dihubungkan oleh jembatan serta dam yang mengarah ke Stasiun Lindau.

Lindau termasuk kota tua yang memiliki sejarah panjang. Karenanya pula, di kota terapung ini terdapat jejak-jejak kekaisaran Romawi kuno, yang sempat menguasai pemukiman tersebut pada abad pertama. Kemudian, pada abad ke-13, Lindau menjadi pemukiman para biarawan. Sekarang, Lindau menjadi objek wisata populer, dengan bangunan-bangunan eksotis bergaya arsitektur Bavaria.

Kay Lar Ywa, Myanmar

Kay Lar Ywa terletak di permukaan air Danau Inle, Myanmar, yang airnya menjadi sumber kehidupan 70.000 warga dari empat kota di sekitarnya. Seluruh kehidupan warga Kay Lar Ywa praktis berhubungan dengan perairan Danau Inle. Sebagian besar warga di sana tinggal di rumah panggung, yang terbuat dari bambu.

Dalam aktivitas sehari-hari, penduduk Kay Lar Ywa menggunakan perahu dayung sebagai sarana transportasi. Perahu itu pula yang memungkinkan mereka mengunjungi tempat-tempat lain di sekitar Kay Lar Ywa.

Meski hidup terapung di atas air, para penduduk Kay Lar Ywa bekerja sebagai petani, dan bercocok tanam menjadi mata pencaharian hampir semua penduduk di sana.

Yang menakjubkan, mereka mampu mengembangkan metode bertani unik, yaitu dengan membuat ladang serta kebun yang juga terapung di atas air. Di kebung-kebun itu pula, mereka menanam berbagai bahan makanan yang dibutuhkan sehari-hari.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Umum 7872938329750761537

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item