Komputer, Benda Paling Menakjubkan di Zaman Modern

Komputer, Benda Paling Menakjubkan di Zaman Modern
Ilustrasi/pixabay.com
Jika ditanya, benda apa yang paling menakjubkan di zaman modern, saya tidak akan ragu menunjuk komputer. Bagi saya, komputer adalah benda menakjubkan—khususnya karena hampir semua pekerjaan saya difasilitasi oleh komputer.

Bagaimana mengoperasikan komputer? Sangat mudah! Setelah komputer tersambung daya listrik, kita tinggal menekan tombol power di CPU, dan komputer pun akan membuka. Setelah itu, kita bisa mengerjakan banyak hal di dalamnya—dari menulis, menggambar, mendesain, berinternet, bermain games, sebut lainnya.

Karena pekerjaan saya terkait dengan aktivitas tulis menulis, fungsi terbesar komputer bagi saya pun berkutat di seputar itu. Dan terpujilah Microsoft Word yang memungkinkan saya menulis dengan sangat mudah.

Microsoft Word, sebagaimana yang kita kenal sekarang, adalah mesin canggih yang memungkinkan kita menulis sambil merem, karena memang sangat mudah. Selain untuk menulis, Microsoft Word juga dilengkapi aneka font, sehingga kita bisa memilih huruf model apa pun yang ingin kita gunakan. Ukuran tulisan juga bisa diperbesar atau diperkecil sangat mudah, tinggal klik.

Orang-orang yang lahir setelah tahun 2000 mungkin sudah langsung melihat komputer di rumahnya—sebentuk benda canggih yang bisa ia gunakan untuk apa pun dengan mudah. Namun, orang-orang yang lahir pada era ’90-an menyaksikan bagaimana komputer berevolusi, dari barang mewah yang absurd menjadi benda hebat yang bisa digunakan (dan dimiliki) siapa pun.

Saya masih ingat, di zaman SMA dulu, ada pelajaran komputer. Isinya pengenalan tentang komputer. Mula-mula, guru kami menjelaskan teori mengenai komputer dan cara penggunaannya, di dalam kelas. Lalu pelajaran teori dilanjutkan dengan pelajaran praktik komputer, di laboratorium. Dua murid menghadapi satu komputer, dan kami masih bingung menghadapi benda aneh yang tampak absurd itu.

Jangan bayangkan komputer di masa itu dengan komputer yang kita kenal sekarang. Di zaman dulu, setidaknya waktu saya SMA, komputer benar-benar tampak absurd. Selain masih menggunakan monitor tabung, layar monitor juga masih hitam—hanya hitam, tanpa ada gambar atau hiasan wallpaper unyu seperti komputer sekarang.

Di layar hitam legam itu, ada sesuatu yang berkedip-kedip, dan dengan “kedip-kedip-entah-apa” itulah, kami mulai menulis!

Tentu saja kami menulis menggunakan keyboard. Tapi layar yang kami hadapi waktu itu sangat membingungkan. Pengoperasiannya tidak semudah Microsoft Word, dan intinya sangat ribet sekaligus membingungkan. Mau memperbesar huruf? Ribet. Mau memperkecil huruf? Ribet. Mau meratakan bagian kanan-kiri? Ribet. Mau menempatkan tulisan di bagian tengah? Ribet.

Pengalaman berkomputer di masa itu benar-benar mampu menciptakan mimpi buruk bagi kami—anak-anak SMA yang baru kenal komputer.

Tapi benda absurd itu—maksud saya komputer—rupanya mengalami evolusi, perubahan, dari waktu ke waktu. Setelah Microsoft Word mulai masuk ke komputer-komputer sedunia, aktivitas menulis jadi lebih mudah, meski Microsoft Word di masa itu juga jauh berbeda dengan Microsoft Word zaman sekarang.

Di masa itu, pilihan font di Microsoft Word masih sangat terbatas. Begitu pula fitur-fitur yang melengkapinya. Lebih rumit lagi, di masa itu komputer juga masih barang mahal yang hanya bisa dimiliki kalangan terbatas.

Yang menjengkelkan, sejak komputer mulai dikenal masyarakat, tugas-tugas sekolah harus ditulis memakai komputer. Ini benar-benar masalah bagi orang-orang yang tidak punya komputer di rumah, yang waktu itu jumlahnya jelas mayoritas. Karena latar belakang itu pula, muncul jasa pengetikan komputer yang menjawab keresahan murid-murid sekolah.

Sejak itu, kalau ada tugas sekolah, kami mula-mula menulisnya di buku tulis. Setelah selesai, kami bawa tulisan itu ke tempat yang menyediakan jasa pengetikan komputer, dan mereka memindahkan tulisan kami di buku tulis ke komputer. Lalu hasilnya dicetak menggunakan mesin printer... yang waktu itu masih menggunakan pita!

Seperti komputer yang mengalami evolusi, mesin pencetak yang disebut printer juga mengalami evolusi—tidak ujug-ujug canggih seperti yang kita kenal sekarang.

Di masa saya SMA dulu, kebanyakan printer masih menggunakan pita, dan hasil cetakannya mirip rekening koran yang kita cetak di bank! Malah lebih jelek lagi—tidak ada seni-seninya sama sekali, karena waktu itu pilihan font di Microsoft Word masih sangat terbatas.

Munculnya jasa pengetikan komputer memang membantu kami—murid-murid sekolah yang butuh mengerjakan tugas sekolah tapi tak punya komputer di rumah. Tapi ada satu masalah khas yang timbul dari situ. Yaitu seringnya typo alias salah ketik! Mungkin karena si pengetik tidak bisa membaca tulisan tangan kami, dia mengetiknya sesuai pemahamannya. Karenanya, typo pernah menjadi wabah di masa itu.

Lalu muncul rental komputer, dan kami—khususnya saya—melihat keberadaan rental komputer sebagai solusi untuk menurunkan kemungkinan salah ketik, karena kami yang mengetik tulisan kami sendiri.

Rental komputer ini mirip warnet, tapi hanya ditujukan untuk mengetik di Microsoft Word. Untuk bisa menggunakannya tentu harus bisa mengoperasikan komputer lebih dulu. Biayanya juga dihitung per jam. Keberadaan rental komputer tidak hanya memungkinkan saya mengerjakan tugas-tugas sekolah, tapi juga membuat saya makin mahir menggunakan komputer, khususnya untuk mengetik.

Sementara zaman terus berubah, dan komputer yang semula barang mewah mulai bisa didapatkan dengan harga lebih terjangkau (meski sebenarnya tetap mahal jika diukur dengan harga komputer zaman sekarang).

Sekadar catatan, komputer pertama yang saya miliki harganya Rp13 juta, padahal speknya biasa-biasa saja (Pentium 3, yang disebut komputer “paling hebat” di zamannya). Bandingkan itu dengan komputer zaman sekarang, yang tentu jauh lebih canggih, dengan harga yang juga lebih murah.

Kini, komputer telah menjadi teman saya sehari-hari, khususnya untuk menulis dan bekerja. Di luar sana tentu ada jutaan orang lain seperti saya, yang setiap hari berdekatan dengan komputer, khususnya untuk urusan kerja.

Komputer sekarang pun tidak hanya berfungsi untuk menulis—sebagaimana komputer zaman saya SMA—tapi juga untuk berbagai keperluan. Dari berinternet, mengirim surat atau e-mail, sampai menghibur diri dengan aneka games, mendengarkan musik, atau memutar film.

Meski telah akrab dengan komputer, hingga benda itu jadi “sangat biasa”, bagaimana pun saya tetap menganggap komputer sebagai benda menakjubkan. Sebegitu takjub, saya pernah membongkar CPU dan juga monitor, untuk menyaksikan langsung “apa sebenarnya yang terjadi” di balik benda hebat itu, hingga bisa melakukan banyak hal dengan mudah.

Ketika menyaksikan “daleman” CPU, saya berpikir dengan penuh ketakjuban, “Bagaimana benda-benda ini, dan rangkaian kabel ini, bisa menghasilkan kerja luar biasa?”

Benda-benda dalam CPU itu benda-benda mati, dalam arti mereka tidak bernyawa. Tapi benda-benda mati itu, entah dengan mantra apa, bisa berubah menjadi “benda hidup” yang mampu membantu berbagai keperluan saya. Itu menakjubkan—maksud saya, sangat menakjubkan!

Belum lagi saat memikirkan mesin printer bisa mencetak hasil tulisan saya dengan tepat, tanpa kesalahan sedikit pun! Bagaimana sebuah benda mati—bernama printer—yang disambungkan ke komputer, bisa mencetak banyak tulisan atau gambar yang saya buat, dan ia bisa mencetaknya dengan sama persis? Sekali lagi, itu menakjubkan, khususnya bagi saya.

Apakah di dalam printer sebenarnya ada orang-orang yang bekerja mencetak tulisan saya? Didorong penasaran yang mungkin tak masuk akal, saya juga pernah membongkar printer yang saya gunakan, untuk memastikan di dalamnya tidak ada orang yang bekerja!

Tentu saja di dalam printer tidak ada orang yang bekerja. Yang saya lihat di dalam printer hanyalah benda-benda mati—besi melintang, tabung tinta, kabel-kabel—dan benda-benda mati itu, entah bagaimana, bisa melakukan sesuatu yang bahkan tidak bisa dilakukan manusia! Sangat menakjubkan!

Karenanya, jika ditanya benda apa yang paling menakjubkan di zaman modern, saya tidak akan ragu menunjuk komputer. Bagaimana denganmu?

Related

Iptek 3691110792775678452

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item