Mengapa Maroko Merayakan Hari “Raja dan Rakyat” Setiap Tahun?
https://www.belajarsampaimati.com/2019/10/maroko-merayakan-hari-raja-dan-rakyat.html
Ilustrasi/alif.id |
Ketika Eropa memulai abad industrialisasi, negara-negara di Eropa melihat Maroko—sebagaimana wilayah Afrika—sebagai kawasan yang sangat berharga sekaligus penting untuk dikuasai. Pada tahun 1830, Prancis mulai memperlihatkan keinginan untuk menaklukkan Maroko, yang belakangan benar-benar terwujud.
Kekuasaan Prancis di Maroko diakui Inggris pada 1904, dan hal itu memancing reaksi keras dari Jerman. Tapi krisis yang terjadi pada 1905 kemudian menghasilkan Konferensi Algeciras di Spanyol, setahun kemudian, dan konferensi itu mengukuhkan kekuasaan Prancis di Maroko.
Krisis politik di Eropa, yang dipicu perebutan pengaruh terhadap Maroko di Eropa, kembali terjadi pada 1912, setelah Maroko dan Prancis menandatangani Perjanjian Fez, yang menjelaskan bahwa posisi Maroko berada di bawah perlindungan Prancis.
Di dalam Perjanjian Fez juga disebutkan bahwa Spanyol memperoleh hak menguasai kawasan selatan Maroko yang dikenal.
Meski berstatus sebagai negara yang berada di bawah perlindungan Prancis, namun kehidupan politik di Maroko waktu itu sungguh berwarna. Politisi-politisi Maroko memanfaatkan Atlantik Charter, yang ditandatangani oleh pemimpin AS dan Inggris, yang isinya antara lain memberikan hak bagi setiap orang untuk menentukan kedaulatan.
Manifesto yang disampaikan Partai Istiqlal pada 1944, merupakan salah satu permintaan yang disampaikan partai politik Maroko secara terbuka di masa itu.
Pada Agustus 1953, Ahmed Belbachir Haskouri, orang yang menjadi tangan kanan Sultan Muhammad V, memproklamirkan Sultan Muhammad V sebagai penguasa Maroko yang sah.
Pada Oktober 1955, kelompok Jaish al-Tahrir, atau Pasukan Pembebasan yang dibentuk oleh Komite Pembebasan Arab Maghrib, melancarkan serangan ke jantung pertahanan dan pemukiman Prancis di kota-kota besar di Maroko.
Semua peristiwa di atas, bersama peristiwa lain di masa itu, telah meningkatkan solidaritas di kalangan orang-orang Maroko. Mereka mengenang masa itu sebagai masa revolusi yang digerakkan oleh Raja dan Rakyat, atau Taourat al-Malik wa Shaab, yang kini dirayakan setiap 20 Agustus.
Hmm... ada yang mau menambahkan?