Bagaimana Jonas Salk Menemukan Vaksin Polio?
https://www.belajarsampaimati.com/2019/10/bagaimana-jonas-salk-menemukan-vaksin.html
Ilustrasi/history.com |
Dalam penelitian-penelitiannya yang intens, Jonas Salk mempelajari cara kerja vaksin dalam memberikan kekebalan tubuh pada manusia penerimanya. Salk menyadari bahwa jika suatu virus mempunyai kemampuan untuk menginfeksi seseorang, maka pada saat yang sama virus tersebut memberikan kekebalan terhadap penyakit yang disebabkannya.
Salk menyimpulkan, jika tubuh seseorang terekspos sejumlah kecil virus penyebab penyakit, hal itu akan memicu pembentukan antibodi. Jika virus yang sama kembali menyerang tubuh, antibodi yang terbentuk telah siap membantu menyingkirkannya, hingga orang tersebut terhindar dari suatu penyakit yang menyerang.
Pola pikir inilah yang belakangan membantu menuntun Jonas Salk untuk menemukan vaksin polio.
Pada 1947, Salk menempati jabatan Kepala Laboratorium Penelitian Virus di Universitas Pittsburgh. Berbekal dasar pengetahuan dari penelitian sebelumnya, Salk mulai menyelidiki virus polio penyebab poliomyelitis. Penyakit ini cukup mengerikan. Kondisi paling parah yang dapat terjadi bisa menyebabkan penderita mengalami kelumpuhan permanen, atau bahkan kematian.
Virus penyerang sel-sel saraf itu dapat menjangkiti orang dewasa, meski paling banyak menyerang anak-anak yang belum memiliki kekebalan terhadap serangan penyakit.
Poliomyelitis sebenarnya telah ada sejak zaman dahulu, dan hingga waktu itu belum ada obatnya. Pada awal abad ke-20, kasus polio di Amerika menjadi epidemi yang makin lama makin mengkhawatirkan, dan berpotensi menjadi bencana besar.
Menghadapi kenyataan itu, Jonas Salk bekerja sama dengan National Foundation of Infantile Paralysis (yayasan nasional untuk anak-anak penderita paralisis atau kelumpuhan), berupaya mencari cara pencegahan, dengan membuat vaksin polio.
Salk menginaktifkan virus polio dengan menggunakan formaldehida, dan tetap membuat virus tersebut mampu memicu tubuh memberikan respons yang diinginkan, yaitu memicu pembentukan antibodi. Pada 1952, Salk mulai mencoba memberikan vaksin buatannya pada dua kelompok sukarelawan.
Kelompok pertama terdiri dari anak-anak penderita polio, sementara kelompok kedua terdiri dari sukarelawan yang tidak terkena polio, termasuk Salk sendiri, istrinya, dan anak-anaknya.
Pada kelompok pertama, hasil menunjukkan adanya peningkatan antibodi dalam tubuh. Sedangkan pada kelompok kedua, seluruh sukarelawan yang terlibat juga menunjukkan adanya pembentukan antibodi dalam tubuh. Tidak ada seorang pun yang sakit karena pemberian vaksin ini, karena virus yang diinjeksikan ke dalam tubuh sudah mati.
Keberhasilan itu dilaporkan Salk pada 1953, dalam The Journal of the American Medical Association. Setelah itu, sekitar 1,8 juta anak ikut serta dalam program nasional vaksinasi massal di Amerika, dengan hasil yang memuaskan. Pada 1955, vaksin polio temuan Salk dinilai efektif melindungi tubuh dari serangan virus polio.
Penemuan itu sempat terlihat gagal, ketika muncul 200 kasus polio justru sesudah pemberian vaksin. Belakangan diketahui, hal itu terjadi karena ada proses pembuatan vaksin yang kurang sempurna di salah satu perusahaan obat pembuatnya. Keadaan tersebut segera diperbaiki, dan akhirnya pada 1959 sebanyak 90 negara di dunia menggunakan vaksin temuan Salk.
Hmm... ada yang mau menambahkan?