Siapa Penemu Mie Instan?
https://www.belajarsampaimati.com/2014/10/siapa-penemu-mie-instan.html
Ilustrasi/warungpintar.co.id |
Mamofuku Ando telah ditinggal mati orangtuanya pada usia 3 tahun, dan sejak itu ia tinggal bersama neneknya. Sedari kecil, ia telah membantu mengurus toko, mengurus rumah, mencuci pakaian, dan memasak. Kebiasaan memasak sejak kecil itu kelak membantunya menciptakan mie instan.
Ketika beranjak dewasa, Mamofuku Ando bermaksud menjadi pedagang. Menggunakan harta peninggalan orangtuanya, dia berdagang pakaian rajutan di Taiwan dan Osaka, Jepang. Pada 1934, ia lulus program magister ekonomi dari kampusnya, Universitas Ritsumeikan.
Pada 1954, akibat tuduhan terlibat korupsi dalam perdagangan onderdil pesawat, Mamofuku Ando dijebloskan ke penjara. Dua tahun kemudian, pada 1956, ia dibebaskan, dan satu-satunya hal yang masih ia miliki hanya rumah. Pada masa itu, Amerika Serikat sedang gencar menyumbangkan gandum ke Jepang yang sedang paceklik pangan. Harga terigu menjadi murah. Pemerintah Jepang pun menganjurkan rakyatnya mengonsumsi roti dan terigu sebagai pengganti nasi.
Melihat banyak orang memakan mie di Osaka, Mamofuku Ando berpikir untuk membuat mie dari terigu. Dia tahu orang Jepang sangat menyukai mie. Namun ia ingin membuat mie yang berbeda, tidak seperti yang beredar di pasaran. Ia ingin membuat mie dalam bentuk lain yang enak, lebih cepat dan mudah diolah, serta gampang didapat di mana-mana.
Pada 1958, Mamofuku Ando mulai mewujudkan impiannya dengan membeli mesin pembuat mie, dan bereksperimen membuat mie instan di halaman belakang rumahnya. Mula-mula mie digoreng agar lebih awet, gurih, dan cepat diolah. Lalu ia menimbang-nimbang rasa yang pas untuk kuahnya. Dipilihnya kuah ayam karena netral. Ia lalu membawa contoh mie instannya ke sebuah toko serba ada. Dalam waktu singkat semuanya ludes hari itu juga.
Setelah rumahnya tidak mampu lagi menampung banyaknya pesanan, Mamofuku Ando memindahkan usahanya ke sebuah gudang kosong di Osaka. Di sana ia membuat mie instan dibantu keluarganya. Sejak itu, perusahaan-perusahaan besar ingin menjadi penyalur mie instannya.
Desember 1958, Mamofuku Ando menamai perusahaannya Nissin Foods. Chicken Ramen dan Cup Noodles adalah di antara produk-produk ciptaannya. Beberapa bulan kemudian ia pindah ke sebuah pabrik seluas 20.000 meter persegi. Tahun 1960, ia membuka pabrik kedua, dan tahun berikutnya lahir pabrik baru lagi.
Meski mie instan laris manis, ia tak bosan bereksperimen untuk terus memperbaiki kualitas, bahkan berkeinginan memperkenalkan dan menjualnya ke luar negeri.
Pada 1966, ia berkeliling Eropa dan Amerika, dan melihat orang makan mie dengan garpu, tanpa kuah, dan memakai piring. Ia juga mengamati ada kaldu yang bisa dilarutkan dengan air panas tanpa harus dimasak.
Ada pula gelas kertas sekali pakai dan kertas almunium sebagai wadah kedap udara. Ia pun mendapat ide untuk membuat mie instan dalam wadah berbahan stereofoam, yang lalu ditutup rapat lembaran aluminium. Mie gelas itu tidak perlu dimasak, cukup diseduh. Supaya tidak hancur terkocok-kocok, mie dibuat lebih tebal. Disediakan pula garpu untuk memakannya.
Pada 1988, dalam usia 77 tahun, Mamofuku Ando mencapai puncak keberhasilannya, saat mie instan telah populer di banyak belahan dunia. Ia membangun Foodeum di Shinjuku, Tokyo, sebuah gedung yang sering disebut Istana Mie, karena di dalamnya terdapat beberapa restoran mie, museum mie, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan mie.
Mamofuku Ando meninggal di Osaka, 5 Januari 2007 pada umur 96 tahun. Ia menerima penghargaan Ordo Matahari Terbit Kelas II dari Pemerintah Jepang. Peringatan 100 tahun kelahiran Momofuku Ando dirayakan pada 5 Maret 2010.
Hmm… ada yang mau menambahkan?
suka sekali blog ini, mohon ijin untuk share isinya di fb saya...
BalasHapusSilakan di-share, namun mohon cantumkan link/sumbernya dengan jelas. Terima kasih.
Hapus