Sejak Kapan Orang Mengenakan High Heels?
https://www.belajarsampaimati.com/2014/10/sejak-kapan-orang-mengenakan-high-heels.html
Ilustrasi/tribunnews.com |
Pada masa itu, para penjagal hewan di Mesir kuno biasa mengenakan sepatu dengan hak tinggi, agar kaki mereka tidak kotor oleh darah hewan sembelihan.
Memasuki tahun 1400-an sampai 1600-an, sepatu hak tinggi mulai menjadi tren internasional, khususnya di Turki, Italia, dan Spanyol. Pada masa itu, sepatu tersebut dinamai Chopines, dan memiliki tinggi 5-36 inci.
Chopines dipakai wanita dengan tujuan agar gaun yang mereka kenakan tidak terkena lumpur, sekaligus untuk menunjukkan status—semakin tinggi Chopines, semakin mewah hidup seseorang.
Penggunaan Chopines juga ditujukan untuk suatu alasan aneh dan kuno, yaitu untuk mengontrol wanita. Alas kaki yang tinggi menjadikan wanita sulit untuk lari dari rumah, atau melakukan tindakan tercela secara moral, seperti menari.
Pada tahun 1701, Raja Louis XIV dari Prancis terkenal suka mengenakan high heels warna merah. Di era pemerintahannya, hanya kaum bangsawan yang diizinkan memakai heels merah sebagai simbol kekuasaan dan kekayaan.
Memasuki tahun 1954, high heels mulai banyak dipakai masyarakat umum. Sepatu jenis itu bahkan mulai dianggap mode berkelas, setelah Roger Vivier merancang stiletto setinggi 3 inci untuk Christian Dior di pertengahan 1950-an. Sepatu itu berdesain mewah, dihiasi permata, dan sangat glamor.
Pada 1993, stiletto platform nyentrik buatan Vivienne Westwood terkenal di dunia setelah dikenakan supermodel Naomi Campbell yang sampai jatuh-bangun di atas catwalk. Sepatu yang dinamai Super Elevated Gillie itu memiliki tinggi tumit 9 inci dan platform 4 inci.
Kini, high heels semakin populer dan makin banyak dikenakan, setelah Christian Louboutin merancang stiletto dengan sol merah. Sepatu model itu bahkan menjadi simbol status, sebagaimana yang terjadi pada zaman dulu.
Hmm… ada yang mau menambahkan?