Mengapa Manusia Memiliki Golongan Darah Berbeda?
https://www.belajarsampaimati.com/2014/10/mengapa-manusia-memiliki-golongan-darah.html
Ilustrasi/trubus.id |
Golongan darah A merupakan golongan darah paling kuno, telah ada lebih dulu sebelum golongan darah lain muncul. Golongan darah B diduga kuat berasal dari 3,5 juta tahun silam, dari mutasi genetik yang memodifikasi salah satu gula yang berada di permukaan sel darah merah.
Kemudian, sejak 2,5 juta tahun lalu, mutasi terjadi dan membuat gen gula menjadi lamban. Hasilnya, tercipta golongan darah O yang tidak memiliki versi gula dari golongan darah A atau B.
Setelah itu, ada golongan darah AB yang memiliki gula golongan darah A dan B. Gula itulah yang membuat beberapa jenis golongan darah tak cocok. Jika darah dari donor bergolongan darah A diberikan pada orang dengan golongan darah B, sistem kekebalan tubuh penerima akan mengenali gula asing itu sebagai penyerbu dan isyarat serangan.
Reaksi kekebalan yang terjadi bisa sangat mematikan. Golongan darah O negatif dikenal sebagai “donor universal” karena tidak memiliki molekul yang akan memprovokasi reaksi tersebut.
Namun, ketidakcocokan bukanlah alasan atau penyebab manusia memiliki golongan darah berbeda. Harvey Klein, kepala pengobatan transfusi di National Institute of Health Clinical Center, menyatakan, “Transfusi darah merupakan fenomena baru (ratusan tahun, bukan jutaan tahun lalu), dan karenanya hal ini tidak memiliki hubungan dengan evolusi golongan darah.”
Penyebab golongan darah adalah evolusi, atau setidaknya salah satu di antaranya adalah penyakit. Misalnya, menurut ahli hematologi Christine Cserti-Gazdewich dari Toronto General Hospital, malaria tampaknya menjadi penyebab utama di balik selektifitas golongan darah O.
Golongan darah O lebih umum dijumpai di Afrika dan bagian lain dunia yang memiliki beban tinggi malaria. Hal itu menunjukkan golongan darah membawa semacam keuntungan evolusi.
“Dalam kasus ini, keuntungannya adalah sel-sel yang terinfeksi malaria tidak menempel dengan baik pada sel darah golongan darah O atau B,” kata Cserti-Gazdewich. Sel darah yang terinfeksi malaria cenderung menempel pada sel dengan gula golongan darah A. Setelah itu, gumpalan akan terbentuk, dan bisa sangat mematikan ketika terbentuk di organ vital, seperti otak.
Akibat dari semua itu, menurut hasil yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, orang bergolongan darah O tidak akan merasakan sakit yang terlalu parah saat terinfeksi malaria.
Di sisi lain, orang bergolongan darah O lebih rentan penyakit lainnya. Namun, sayangnya, hasil riset belum bisa menunjukkan apakah hal tersebut atau beberapa penyakit lain yang menyebabkan manusia masih memiliki golongan darah.
Hmm… ada yang mau menambahkan?