Negara Mana yang Memiliki Kondisi Alam dengan Tingkat Ekstrem Tinggi?

 Negara Mana yang Memiliki Kondisi Alam dengan Tingkat Ekstrem Tinggi?
Ilustrasi/tribunnews.com
Letak suatu kawasan negara kadang kurang menguntungkan, karena bertepatan dengan lokasi yang sering terjadi bencana. Indonesia, misalnya, termasuk negara dengan tingkat ekstrem tinggi, karena rentan mengalami bencana gempa Bumi. Ancaman bencana yang bisa datang sewaktu-waktu tidak hanya berpotensi bahaya bagi penduduknya, tapi juga bagi negara secara keseluruhan.

Dalam bisnis, misalnya, investor tentu akan memperhitungkan keselamatan bisnisnya di negara tempat mereka menanam investasi, serta ingin memastikan kelangsungan usahanya relatif aman dan terjaga. Ketika bisnis dibangun di kawasan yang rentan bencana, maka bisnis bisa hancur sewaktu-waktu bersama bencana yang terjadi, dan itu artinya kerugian ekonomi.

Maplecroft, sebuah firma konsultan risiko global dari Inggris, melakukan penelitian di berbagai negara, yang hasilnya dirilis dalam Indeks Risiko Bencana Alam atau Natural Disasters Risk Index (NDRI). Indeks itu diukur dengan menganalisis dampak bencana terhadap manusia, jumlah kematian per bencana dan per sejuta populasi, serta frekuensi bencana selama 30 tahun terakhir.

NDRI adalah indeks utama Maplecroft’s Natural Disasters Series, yang juga memasukkan Indeks Bencana Geografis, Indeks Bencana Hidrometeorologis, dan Indeks Kerugian Ekonomis Bencana Alam. Sumber data NDRI termasuk di antaranya dari EM-DAT: The International Disaster Database, Centre for Research on the Epidemiology of Disasters, USAID’s Office of Foreign Disaster Assistance, Bank Dunia, dan IMF.

Metodologi ditentukan berdasarkan kejadian seperti gempa Bumi, letusan gunung, tsunami, badai, banjir, kekeringan, longsor, cuaca ekstrem, dan epidemi. Dari studi yang dilakukan Maplecroft, terdapat 229 negara yang dianggap memiliki tingkat ekstrem tinggi, dan berikut ini 12 negara yang menempati peringkat paling atas:
  1. Bangladesh
  2. Indonesia
  3. Iran
  4. Pakistan
  5. Ethiopia
  6. Sudan
  7. Mozambik
  8. Haiti
  9. Filipina
  10. Kolombia
  11. India
  12. Cina

Dr. Anna Moss, Analis Lingkungan dari Maplecroft, menyatakan, “Kemiskinan adalah faktor penting di suatu negara, yang frekuensi atau dampak bencana alamnya luar biasa. Infrastruktur yang minim, kepadatan di kawasan berisiko tinggi seperti kawasan banjir, pinggir sungai, dan tanah reklamasi, juga menghasilkan angka korban yang besar.”

Dalam 30 tahun terakhir, berdasarkan data Maplecroft, Bangladesh mengalami 191.637 kematian akibat bencana alam. Sementara Indonesia kehilangan 191.105 nyawa dalam periode yang sama, dengan 165.708 dari korban tersebut disebabkan tsunami pada Desember 2004.

Di Iran, gempa Bumi menjadi faktor kelemahan paling utama, tempat 74 ribu orang di sana telah tewas akibat gempa. Begitu pula India, yang telah kehilangan 141.961 orang sejak 1980 akibat tewas dalam bencana yang sama. Cina memiliki korban lebih sedikit, namun memiliki konsentrasi jumlah korban terbesar pada gempa Sichuan, yang menelan 87.476 jiwa.

Bercermin pada hal-hal itu, Maplecroft pun mengingatkan investor mengenai risiko tersebut. “Risiko bisnis termasuk kerusakan aset, terputusnya operasi mulai dari kelumpuhan infrastruktur seperti transportasi dan listrik, sampai dampak pada pekerja lokal,” ujar Dr. Anna Moss.

Pesan itu penting, karena beberapa negara yang tergolong memiliki risiko ekstrem justru negara-negara yang menonjol dalam pertumbuhan ekonomi. Bangladesh, misalnya, mengalami pertumbuhan hingga 5,49 persen berdasarkan data IMF pada 2009.

Sementara Indonesia mengalami pertumbuhan 4,54 persen, Iran 1,82 persen, Cina 8,73 persen, dan India 5,66 persen. Negara-negara itu juga penting, karena merupakan bagian dari rantai pasokan bahan bagi banyak perusahaan.

Hmm… ada yang mau menambahkan?

Related

Umum 2483280660752044877

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item