Negara-negara dengan Tingkat Bunuh Diri Tertinggi di Dunia

Negara-negara dengan Tingkat Bunuh Diri Tertinggi di Dunia
Ilustrasi/istimewa
WHO memperkirakan angka bunuh diri global sekitar 16 per 10.000 orang, atau hampir satu juta orang setiap tahun. Kedengarannya mengerikan, dan angka satu juta itu merupakan peningkatan sebanyak 45 persen dalam 45 tahun terakhir.

WHO menyatakan bahwa faktor risiko utama yang menjadi penyebab bunuh diri adalah sakit jiwa, khususnya depresi, ketagihan minuman beralkohol, serta tekanan sosial dan budaya. Dalam hal ini, India termasuk negara dengan tingkat bunuh diri sangat tinggi.

Para ilmuwan dari unit London School of Hygiene and Tropical Medicine (Penyakit Tropis dan Higienis) melakukan penelitian menyangkut bunuh diri di India, yang hasilnya dipublikasikan dalam jurnal medis The Lancet. Dalam penelitian itu terungkap, angka bunuh diri di India terdiri dari 3 persen dari angka semua kematian.

Para peneliti memperkirakan, angka bunuh diri di India sekitar 187.000 pada 2010. Angka tertinggi orang yang bunuh diri terjadi pada mereka yang berusia 15-29 tahun, dan hal itu menunjukkan bahwa kemiskinan bukan faktor pemicu.

Dalam survei nasional yang dilakukan terhadap kasus itu, sekitar 56 persen pelaku bunuh diri adalah wanita, dan 40 persen pria. Jumlah wanita yang meninggal karena bunuh diri tersebut hampir sama dengan jumlah kematian akibat komplikasi karena kehamilan atau saat melahirkan. Penelitian itu juga menyebutkan, bahwa angka bunuh diri di India bisa dibilang dua kali lipat dibandingkan kematian akibat HIV dan AIDS.

Umumnya, cara bunuh diri yang dilakukan di India adalah dengan menggantung diri atau menenggak racun pestisida. Vikram Patel, profesor penyakit jiwa yang memimpin penelitian, mengatakan, “Walaupun angka bunuh diri tinggi, masalah ini tidak mendapat perhatian seperti halnya kematian akibat AIDS, atau kematian ibu yang melahirkan.”

Karenanya, Vikram Patel berharap, penelitian itu akan membantu meyakinkan pemerintah India untuk meningkatkan fasilitas kejiwaan di negara itu, demi menangani masalah terkait depresi. “Saat ini India tengah menyusun program Kesehatan Jiwa Nasional,” ujar Vikram Patel, “dan kami berharap studi ini dapat menjadi bukti bahwa masalah ini serius, dan fasilitas kejiwaan di India perlu ditingkatkan.”

Sebenarnya, tidak hanya India yang mengalami masalah dalam tingginya tingkat bunuh diri warganya, karena ada beberapa negara lain yang juga mengalami masalah serupa. Kasus-kasus bunuh diri itu berlatar belakang macam-macam, dari masalah ekonomi, depresi, dan lainnya. Berikut ini negara-negara yang dianggap memiliki kasus bunuh diri tertinggi di dunia.

Jepang

Sebenarnya, Jepang sudah terkenal sejak lama sebagai negara yang memiliki “budaya” bunuh diri. Harakiri, bunuh diri ala Jepang, biasa dilakukan para prajurit di medan perang di masa lalu.

Di masa sekarang, sebagian warga Jepang juga menjadikan bunuh diri sebagai jalan keluar bagi masalah-masalah yang mereka hadapi. Sebagai negara dengan tingkat bunuh diri sangat tinggi, Jepang memiliki 50 kasus bunuh diri per 100.000 orang.

Kasus-kasus bunuh diri itu, ironisnya, banyak dilakukan oleh kaum remaja, dan tiga perempat di antaranya adalah kaum pria. Berdasarkan data kepolisian Jepang pada 2012, sedikitnya ada 76 orang yang bunuh diri di Jepang, setiap hari. Diperkirakan, sebanyak 25 persen motif bunuh diri itu karena tanggung jawab di bidang keuangan, misalnya terbelit utang dalam jumlah besar.

Guyana

Pada awal 1980-an, ada kasus bunuh diri massal yang sempat menghebohkan Guyana, bahkan dunia internasional. Bunuh diri massal itu melibatkan 914 orang yang tewas karena meracuni dirinya, akibat mengikuti sekte yang dibawa oleh mantan pendeta bernama Jim Jones.

Di masa sekarang, meski sekte yang berbahaya semacam itu sudah tidak ada, namun tingkat bunuh diri di Guyana bisa dibilang masih mengkhawatirkan. Tidak jauh beda dengan Jepang, tingkat bunuh diri di Guyana mencapai 45 kasus per 100.000 orang, dengan jumlah pelaku pria mencapai tiga perempat, sementara sisanya wanita. Di antara negara-negara Karibia, Guyana memiliki kasus bunuh diri paling tinggi.

Menghadapi masalah itu, pemerintah pun telah berupaya melakukan langkah-langkah demi mengontrol serta menekan angka bunuh diri, termasuk memperbaiki sistem komunikasi dan pengaduan khusus bagi kasus ini. Polisi di Guyana juga memiliki divisi khusus untuk anak muda depresi, agar mereka mengurungkan niat bunuh diri.

Korea Selatan

Pada 2009, mantan presiden Korea Selatan, Roh Moo-Hyun, melakukan bunuh diri dengan cara terjun ke jurang. Aksi bunuh dirinya diduga kuat lantaran kasus korupsi/suap yang tengah melilit diri dan keluarganya. Kasus itu sedang ditangani pengadilan, ketika Moo-Hyun mengakhiri hidupnya secara tragis.

Selain Roh Moo-Hyun, banyak pejabat lain di Korea Selatan yang juga bunuh diri, dengan penyebab masing-masing. Pada 2004, Gubernur provinsi Jeola Selatan bunuh diri dengan melompat ke sungai. Di tahun yang sama, Walikota Pusan juga mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di penjara. Keduanya terlibat kasus korupsi atau suap. Bunuh diri merupakan penyebab kematian keempat terbanyak di Korea Selatan.

Banyak orang terkenal yang bunuh diri di negara itu, termasuk artis, penyanyi, pengusaha, sampai pemain bola. Padahal, Korea Selatan termasuk negara yang relatif kaya dibandingkan negara Asia lain. Namun tingkat bunuh diri di sana mencapai 44 kasus per 100.000 orang.

Dari banyak kasus itu, sebanyak 14 orang di antaranya wanita. Itu angka tertinggi berdasarkan standar dunia. Sedangkan pria yang bunuh diri di sana mencapai 30 per 100.000. Kebanyakan yang melakukan bunuh diri di Korea Selatang berusia di bawah umur 40 tahun.

Lithuania

Lithuania mendeklarasikan kemerdekaannya pada awal 1990 setelah lepas dari Uni Soviet. Mereka pun berjuang mengubah sistem pemerintahan dan masyarakat dari komunisme menjadi kapitalisme. Kondisi itu, diperkirakan, membuat banyak pihak putus asa dan stres menghadapi perubahan, yang berujung pada bunuh diri. Di Lithuania, tingkat bunuh diri mencapai 64 kasus per 100.000 orang.

Pada 2008, Lithuania mengalami krisis ekonomi yang parah akibat krisis global. Hal itu menjadikan perekonomian di sana carut marut, hingga berbagai fasilitas publik dan infrastruktur negara tidak bisa dijalankan secara maksimal.

Dalam menghadapi kasus bunuh diri yang marak di sana, misalnya, pemerintah Lithuania terkesan membiarkannya. Banyak warga masuk rumah sakit, akibat gagal bunuh diri, namun kemudian diizinkan keluar dengan mudah. Tidak sedikit yang telah keluar dari rumah sakit itu kembali melakukan upaya bunuh diri di hari selanjutnya. Kenyataannya, kondisi dan fasilitas rumah sakit di negara itu memang sangat buruk.

Belarusia

Belarusia telah mendeklarasikan kemerdekaannya setelah lepas dari Uni Soviet pada 1990. Seperti negara lain yang sama-sama bekas pecahan Uni Soviet, Belarusia juga menghadapi fenomena yang sama, yaitu berusaha melepaskan bayang-bayang komunisme dan mulai menjalankan sistem pemerintahan sendiri.

Tampaknya, hal itu bukan hal yang mudah diterapkan, dan bunuh diri yang tinggi menjadi salah satu dampaknya.

Di Belarusia, tingkat bunuh diri mencapai 73 kasus per 100.000 orang. Sebanyak 90 persen dari para pelaku bunuh diri itu berjenis kelamin pria.

Hungaria

Hungaria berbatasan langsung dengan Austria di sebelah barat, Slowakia di sebelah utara, Ukraina di sebelah timur, dan Kroasia serta Serbia di sebelah selatan. Negara itu mengalami masalah dalam hal pendidikan, yang memicu terhambatnya produktivitas di negara tersebut.

Namun, yang tak kalah mengkhawatirkan, Hungaria juga menghadapi masalah tingginya bunuh diri. Tingkat bunuh diri di sana mencapai 54 orang per 100.000 jiwa.

Kazakhstan

Kazakhstan adalah negara dengan mayoritas Muslim. Sejak melepaskan diri dari Uni Soviet, negara itu terus berusaha melepaskan bayang-bayang komunis yang semula menjadi sistem pemerintahan Uni Soviet. Terlepas dari hal itu, Kazakhstan menghadapi masalah menyangkut bunuh diri di negaranya yang sangat tinggi. Di negara itu, ada 55 kasus bunuh diri per 100.000 orang.

Ukrania

Seperti negara-negara lain yang merupakan pecahan Uni Soviet, Ukrania juga memiliki masalah kasus bunuh diri serta alkoholisme tinggi di dunia. Di Ukraina, tingkat bunuh diri mencapai 48 kasus per 100.000 orang, dengan 41-48 orang di antaranya adalah kaum pria.

Sri Lanka

Tingginya angka bunuh diri di negara yang berada di selatan Asia ini diperkirakan karena kondisi perang saudara yang lama antara kelompok Tamil dan Sinhalese. Di Sri Lanka, tingkat bunuh diri mencapai 61 kasus per 100.000 orang.

Rusia

Ada berbagai masalah yang mengkhawatirkan di Rusia, dari tingginya pecandu alkohol, gangguan mental, juga tingginya angka bunuh diri. Di Rusia, tingkat bunuh diri mencapai 63 kasus per 100.000 orang, dengan mayoritas pelaku berjenis kelamin pria.

Hmm… ada yang mau menambahkan?

Related

Umum 5181240389053648462

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item