Negara-negara dengan Kultur Bisnis Terbaik dan Terburuk

 Negara-negara dengan Kultur Bisnis Terbaik dan Terburuk
Ilustrasi/istimewa
Sebagian pihak percaya, bahwa semakin banyak jumlah wirausahawan di suatu negara, maka tingkat ekonomi di negara bersangkutan akan semakin baik. Hal itu tentu logis, karena semakin banyak wirausahawan artinya semakin banyak terbuka lapangan kerja.

Semakin banyak lapangan kerja, tingkat produksi akan meningkat naik, sementara tingkat pengangguran akan menurun, dan perekonimian akan semakin lancar.

Yang menjadi masalah, mencetak wirausahawan bukan urusan mudah. Untuk bisa melahirkan banyak usahawan, suatu negara harus mampu memberikan kultur usaha yang kondusif, birokrasi yang mudah dalam hal mengurus izin usaha, serta berbagai hal lain yang mendukung aktivitas usaha atau pendirian usaha di negaranya.

Di banyak negara, hal-hal semacam itu masih menjadi masalah, sehingga kultur usaha di negara-negara tersebut belum bisa dibilang kondusif.

BBC World Service melakukan studi internasional terhadap 24.537 orang dewasa di 24 negara, untuk menjajaki hal tersebut. Studi itu dibantu GlobeScan bersama Program on International Policy Attitude (PIPA), Universitas Maryland, Amerika Serikat.

Berdasarkan studi yang mereka lakukan, diperoleh kesimpulan bahwa Indonesia, Amerika Serikat, Kanada, India, dan Australia, termasuk di antara negara-negara yang memiliki kultur terbaik di dunia bagi orang-orang yang ingin memulai suatu bisnis baru.

Sebaliknya, Kolombia, Mesir, Turki, Italia, dan Rusia, memiliki kultur yang kurang baik dalam inovasi dan kewirausahaan, sehingga orang-orang merasa segan jika ingin membuka suatu usaha di negara-negara tersebut.

Dalam survei yang dilakukan, para responden diberi pertanyaan mengenai perasaan mereka jika ingin memulai suatu bisnis di negara tempat mereka tinggal. Beberapa hal yang ditanyakan termasuk apakah negara mereka menghargai kreativitas, inovasi, kewirausahaan, dan apakah ide-ide bagus bisa mudah diterapkan.

Berdasarkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu, Indonesia menempati urutan teratas sebagai negara yang paling ramah wirausaha di dunia. Kenyataan itu cukup menyenangkan, meski mungkin juga mengejutkan, karena Indonesia dinilai sebagai negara yang memiliki kultur bisnis yang kondusif.

Survei itu juga mendapati bahwa Indonesia dianggap sangat menghargai inovasi dan kreativitas—sama dengan Amerika dan Cina.

Di sisi lain, jajak pendapat itu juga menemukan bahwa mayoritas orang di 23 dari 24 negara yang disurvei merasa bahwa mereka akan menghadapi masalah berat untuk memulai bisnis. Dalam hal ini, Brazil muncul sebagai negara yang paling rendah skornya. Di negara itu, sebanyak 84 persen responden menyatakan bahwa memulai bisnis sangat berat di sana.

Dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia, yaitu Amerika Serikat dan Cina, disebut sebagai negara yang paling disukai dalam hal inovasi dan kreativitas. Di kedua negara itu, sebanyak 75 persen responden menyatakan bahwa negara mereka menghargai inovasi dan kreativitas. Dalam hal ini, Indonesia kembali berada di posisi teratas, dengan angka 85 persen.

Di posisi bawah, 65 persen orang Turki dan 61 persen orang Rusia merasa inovasi dan kreativitas tidak dihargai di negara mereka.

Doug Miller, Direktur GlobeScan, mengatakan bahwa jawaban-jawaban responden dalam jajak pendapat tersebut bisa dibilang mencerminkan kinerja ekonomi negara mereka masing-masing. Ia juga menyatakan, perbedaan besar dalam kultur kewirausahaan di antara negara-negara yang sedang tumbuh akan berdampak terhadap kinerja perekonomian mereka dalam rentang waktu ke depan.

“Sebagai contoh,” ujarnya, “sangat menarik melihat apakah pikiran positif orang Indonesia akan membuat mereka lebih maju dari Brazil yang relatif merasa kurang bersemangat.”

Hasil-hasil jajak pendapat itu menunjukkan bahwa meskipun banyak orang mengatakan berat memulai bisnis, namun mayoritas (52 persen) merasa orang-orang yang memiliki ide bagus di negara mereka umumnya dapat mempraktikkannya.

Dalam hal ini, Indonesia kembali masuk di antara negara yang positif, dengan 79 persen atau hampir empat di antara lima orang berpikir seperti itu. Sebagai perbandingan, di Turki hanya ada 19 persen, dan di Rusia hanya ada 23 persen yang merasa bisa mewujudkan gagasan mereka di negaranya.

Kemudian, dalam menjawab pertanyaan apakah mereka memiliki ide untuk memulai bisnis sendiri, rata-rata responden di negara-negara berkembang lebih mungkin menjawab positif dibandingkan orang-orang di negara-negara maju.

Soal ide memulai bisnis, lebih dari 70 persen orang di Nigeria, Kenya, Ekuador, dan Ghana, mengatakan mereka mempunyai gagasan, sementara orang di Eropa (Jerman, Inggris, Italia, dan Prancis) hanya berkisar antara 29 persen sampai 42 persen yang memiliki hal sama.

Hmm… ada yang mau menambahkan?

Related

Umum 6604730900919306140

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item