Negara-negara Berkembang dengan Kualitas Hidup Terburuk
https://www.belajarsampaimati.com/2014/08/negara-negara-berkembang-dengan.html
Ilustrasi/tribunnews |
Tujuan organisasi tersebut adalah untuk merekonstruksi Eropa setelah Perang Dunia II. Kemudian, keanggotaannya merambah negara-negara di luar Eropa, dan pada 1961 dibentuk kembali menjadi OECD melalui Konvensi Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi.
Dalam fungsinya tersebut, OECD melakukan analisis terhadap negara-negara anggotanya untuk mengetahui tingkat kualitas hidup di negara-negara bersangkutan.
Analisis dilakukan melalui 11 kategori yang meliputi pendapatan per kapita, tempat tinggal, pekerjaan, pergaulan, pendidikan, lingkungan, kehidupan sosial, kesehatan, kepuasan hidup, kenyamanan, dan keseimbangan hidup. Hasilnya, dalam studi OECD, berikut ini sepuluh negara berkembang yang dianggap memiliki kualitas hidup terburuk.
Turki
Dalam catatan OECD, rata-rata pendapatan per kapita di Turki US$ 23.047. Dalam hal pendidikan, sebanyak 31 persen penduduknya memiliki pendidikan setara dengan tingkat sekolah menengah, dan dari jumlah itu hanya ada 48 persen yang memiliki pekerjaan.
Yang agak mengkhawatirkan, hanya ada 68 persen warga Turki yang menyatakan bahwa mereka melakukan hal-hal positif, sementara sisanya lebih berkecenderungan melakukan hal-hal negatif.
Meksiko
Meksiko sebenarnya telah mengalami cukup banyak kemajuan dalam beberapa dekade terakhir. Sayangnya, kenyataan itu belum bisa mengeluarkan negara ini dari kualitas hidup yang buruk.
Rata-rata pendapatan per kapita di Meksiko sebesar US$ 12.732. Hanya 60 persen dari orang berusia 15-64 tahun yang memiliki pekerjaan, dan banyak di antara mereka yang bekerja selama 2.250 jam per tahun. Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata jam kerja negara OECD lain, yang rata-rata 1.776 jam.
Meski di sana telah ada peningkatan dalam hal pendidikan, namun hanya 36 persen penduduk Meksiko yang mendapatkan pendidikan setara tingkat sekolah menengah.
Chili
Chili menghadapi masalah cukup pelik dalam dua hal. Pertama, rata-rata pendapatan per kapita di sana hanya sebesar US$ 11.039. Yang menjadi masalah, tingkat kesenjangan ekonomi di Chili sangat mencolok. Sebanyak 20 persen penduduknya mendapatkan penghasilan 13 kali lipat lebih banyak dari rata-rata penduduk lainnya. Akibatnya, perbedaan antara yang kaya dan miskin sangat kentara.
Masalah kedua, Chili memiliki tingkat polutan udara yang sangat tinggi, yaitu 53 mikrogram per meter kubik. Angka itu lebih tinggi dari rata-rata negara OECD yang hanya 30 mikrogram per meter kubik. Akibatnya, kesehatan menjadi masalah penting di Chili, karena tingginya angka polusi tersebut menyebabkan kerusakan paru-paru.
Brazil
Dengan rata-rata pendapatan per kapita sebesar US$ 23.047, sebagian besar warga Brazil memiliki tingkat kepuasan hidup yang relatif tinggi. Namun, meski begitu, OECD tetap memasukkan Brazil sebagai salah satu negara yang memiliki kualitas hidup rendah.
Di Brazil, Namun hanya ada 41 persen penduduk yang mendapatkan pendidikan setara tingkat sekolah menengah. Sebanyak 68 persen dari orang berusia antara 15-64 memiliki pekerjaan, namun 12 persen dari mereka memiliki jam kerja yang sangat panjang.
Rusia
Rusia dimasukkan ke dalam daftar ini karena dua faktor. Pertama karena angka harapan hidup, dan kedua karena tingkat jumlah pemilih dalam pemilihan umum.
Harapan hidup rata-rata pada saat lahir di Rusia hanya 70 tahun. Angka itu jauh di bawah rata-rata negara OECD yang mencapai 80 tahun. Sementara jumlah pemilih yang tercatat terakhir di Rusia hanya 65 persen, atau di bawah rata-rata negara OECD yang mencapai 72 persen. Sementara rata-rata pendapatan per kapita di sana sebesar US$ 15.286.
Estonia
Estonia termasuk salah satu negara yang terendah dalam daftar rata-rata pendapatan rumahtangga. Rata-rata pendapatan per kapita di sana sebesar US$ 12.800. Dalam beberapa dekade terakhir, Estonia telah membuat kemajuan dalam hal meningkatkan kualitas hidup bagi warga negara mereka, khususnya dengan memperkuat sistem pendidikan.
Namun hal itu belum menjadikan Estonia cukup baik. Di sana, jumlah pemilih dalam pemilu masih di bawah rata-rata negara OECD yang sebesar 64 persen. Sementara itu, hanya 69 persen masyarakat Estonia yang mengatakan melakukan hal positif dalam sehari, dibanding yang melakukan hal-hal negatif.
Yunani
Rata-rata pendapatan per kapita di Yunani sebesar US$ 20.440. Di sana, 65 persen orang dewasa berusia 25-64 tahun telah mendapatkan pendidikan setara sekolah tinggi, namun rata-rata siswa mencetak skor 473 untuk pengujian International Student Assessment. Angka itu jauh di bawah rata-rata negara OECD yang mencapai skor 497.
Kemudian, meski harapan hidup di Yunani di atas rata-rata negara OECD yang lain, namun negara itu memiliki polutan tingkat tinggi di atmosfer, yaitu 31 mikrogram per meter kubik.
Hungaria
Sebanyak 58 persen penduduk Hungaria yang berusia 15-64 tahun telah memiliki pekerjaan. Dari jumlah itu, sebanyak 81 persen di antaranya telah mendapatkan pendidikan setara sekolah menengah. Sementara rata-rata pendapatan per kapita di sana sebesar US$ 13.858.
Angka harapan hidup di Hungaria saat lahir mencapai 75 tahun. Meski tergolong tinggi, namun masih lebih rendah 5 tahun dari rata-rata negara OECD. Selain itu, hanya ada 69 persen masyarakat Hungaria yang menyatakan biasa melakukan hal positif setiap satu hari, dibanding tindakan negatif.
Portugal
Rata-rata pendapatan per kapita di Portugal sebesar US$ 19.366. Namun, sebanyak 20 persen orang kaya di negara itu memiliki pendapatan enam kali lebih banyak dibandingkan warga lain. Akibatnya, tingkat kesenjangan sosial di negara itu pun sangat mencolok.
Dalam hal pendidikan, sebanyak 32 persen penduduk yang berusia 25-64 tahun telah memperoleh pendidikan setara kelas menengah. Dalam hal politik, jumlah pemilih yang mengikuti pemilu hanya ada 58 persen.
Korea Selatan
Rata-rata penduduk Korea Selatan tergolong pekerja keras. Banyak dari mereka yang bekerja hingga 2.090 jam per tahun. Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara OECD yang sekitar 1.776 jam per tahun. Sementara rata-rata pendapatan per kapita di sana sebesar US$ 17.337.
Yang cukup mengkhawatirkan di Korea Selatan adalah partikel polusi udara yang mencapai 33 mikrogram per meter kubik. Angka itu jauh lebih tinggi dari rata-rata negara OECD yang hanya 21 mikrogram.
Hmm… ada yang mau menambahkan?