Negara Mana yang Tingkat Polusinya Paling Parah di Dunia?
https://www.belajarsampaimati.com/2014/08/negara-mana-yang-tingkat-polusinya.html
Polusi di cina/grid.id |
Ketika era industri mulai memasuki peradaban manusia, kehidupan pun mulai terkontaminasi oleh polusi, makin lama makin banyak, dan masalah kehidupan semakin kompleks. Aktivitas industri bisa menyebabkan polusi suara hingga polusi udara, sementara limbah industri yang dibuang sembarangan menciptakan polusi air.
Polusi air dipercaya sebagai faktor utama penyebab kematian dan penyakit di dunia, yang menewaskan sekitar 14.000 orang setiap hari. Diperkirakan 700 juta orang India tidak memiliki akses ke air bersih, dan 1.000 anak-anak India meninggal karena penyakit diare setiap hari. Sementara itu, 90 persen kota-kota di Cina mengalami polusi air hingga tingkatan tertentu, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman.
Kenyataan itu baru gambaran kecil dari besarnya masalah yang diakibatkan oleh tingginya polusi yang saat ini menjadi salah satu masalah utama dunia. Karenanya, berbagai upaya penyadaran mengenai hal itu pun digalakkan di mana-mana, untuk memberitahu bahaya yang sewaktu-waktu mengancam dari tingkat polusi yang terus terkumpul setiap hari karena aktivitas manusia.
Bagaimana pun, manusia menjadi penanggung jawab utama tingginya polusi dunia, karena semua industri, sarana transportasi, dan hal lain pencetus polusi digerakkan oleh manusia dan ditujukan untuk manusia.
Karena itu pula, negara-negara yang memiliki populasi besar umumnya juga memiliki tingkat polusi yang tinggi. Seperti Cina, Amerika Serikat, atau Rusia. Berikut ini negara-negara yang dianggap memiliki tingkat polusi paling tinggi di dunia.
Cina
Dengan wilayah sangat luas, Cina memiliki berbagai industri yang berkembang, sekaligus dihuni oleh paling banyak penduduk di dunia. Negara ini terus berkembang lebih maju dan lebih modern, hingga diperkirakan pada 2020 nanti akan menjadi saingan terkuat Amerika Serikat dalam hal keuangan. Yang menjadi masalah di Cina, negara ini mengalami polusi sangat parah.
Dengan jumlah penduduk di atas 1 milyar, Cina menjadi negara yang paling banyak mengonsumsi bahan bakar untuk kebutuhan transportasi, infrastruktur perkotaan, perkantoran, industri, hingga produksi makanan. Hasilnya, tingkat polusi gas di Cina mencapai 8,2 miliar ton setiap tahun, menempatkan Cina di peringkat teratas sebagai negara paling tinggi polusinya.
Amerika Serikat
Amerika memiliki banyak industri yang menopang perekonomiannya, dan berbagai industri yang ada di sana tidak hanya membantu roda pemerintahan Amerika terus berputar, namun juga menghasilkan polusi yang tinggi. Setiap tahun, Amerika Serikat menghasilkan 5,4 miliar ton karbondioksida, menjadikannya sebagai negara dengan tingkat polusi paling tinggi.
Sebenarnya, pemerintah Amerika telah menetapkan aturan khusus bagi para pelaku industri agar menekan jumlah polusi yang dihasilkan. Denda US$ 25.000 dollar dikenakan pada industri yang melanggar. Tetapi, tampaknya, hukuman denda itu tidak terlalu berpengaruh, dan jumlah polusi masih terus sangat tinggi.
India
India dihuni banyak penduduk, seperti Cina. Selain itu, dengan wilayahnya yang luas, India juga memiliki banyak industri yang beroperasi, yang menjadikan India sebagai negara berkembang. Aktivitas industri itu bahkan digerakkan anak-anak yang bekerja di pabrik-pabrik dengan upah sekadarnya.
Tapi masalah terbesar di India tidak hanya tuduhan eksploitasi anak-anak yang dijadikan tenaga kerja. Mereka juga menghadapi masalah polusi yang dihasilkan dari semua industri, yang mencapai 2 miliar ton per tahun. Kenyataan itu menempatkan India sebagai salah satu negara dengan polusi sangat tinggi.
Rusia
Sumber polusi terbesar di Rusia tidak berasal dari para penduduknya, karena kenyataannya jumlah penduduk di Rusia tidak sebanyak penduduk Cina, India, atau Amerika Serikat. Sumber polusi terbesar di Rusia ada pada industri, khususnya industri tembaga dan nikel. Setiap tahun, Rusia menghasilkan polusi sebanyak 1,7 miliar ton karbondioksida.
Setiap tahun, secara rata-rata industri Rusia menghasilkan 500 ton tembaga dan nikel. Jumlah produksi itu juga menghasilkan 2 juta sulfur oksida yang dilepaskan ke udara. Itu polusi yang mengerikan, hingga para pekerja yang bekerja di pabrik-pabrik tersebut diketahui mengalami penurunan angka harapan hidup sampai 10 tahun, dibandingkan para pekerja yang bekerja di bidang lain di Rusia.
Jepang
Pemerintah Jepang telah berupaya untuk terus menekan tingkat polusi yang terjadi di negaranya. Tapi tampaknya upaya itu masih belum terlalu memberi hasil. Buktinya, setiap tahun Jepang masih menghasilkan polusi dalam jumlah tinggi, sekitar 1,2 miliar ton karbondioksida.
Tingginya tingkat polusi di Jepang tidak hanya berasal dari aktivitas industri yang bisa dibilang tak pernah berhenti, tapi juga dari besarnya transportasi.
Jerman
Penggunaan batu bara menjadi penyumbang terbesar polusi di Jerman, sehingga setiap tahun negara itu menghasilkan polusi sebanyak 762 juta ton. Meski begitu, Jerman telah menyadari kenyataan tersebut, dan mati-matian berusaha menguranginya.
Salah satu upaya Jerman dalam mengurangi jumlah polusi di negaranya adalah dengan membuat taman-taman yang mampu mengurung dan mendaur polusi udara dari batu bara atau sejenisnya. Melalui upaya itu, setiap tahun jumlah polusi di Jerman berkurang sebesar 3 persen.
Tidak terlalu banyak, tapi bisa diharapkan. Jerman bahkan berambisi mengurangi konsumsi listrik negaranya hingga 13 persen pada 2020.
Iran
Ahvaz, salah satu kota di Iran, menghasilkan sepertiga dari total polusi yang ada di Iran. Kenyataannya, tingginya polusi di Iran berasal dari kota-kotanya yang terus sibuk dengan industri dan transportasi. Setiap tahun, negara ini menghasilkan sekitar 574 juta ton polusi, dan dari tahun ke tahun punya kecenderungan untuk terus meningkat.
Iran juga menghadapi masalah rusaknya ekologi, yang menyebabkan Laut Kaspia tercemar. Limbah pabrik dan rumahtangga menjadi pencemar utama di lautan Kaspia. Peningkatan polusi itu berbanding lurus dengan jumlah pasien di rumah sakit yang mengalami masalah pernapasan. Artinya, Iran telah mengalami dampak langsung dari tingginya angka polusi di negaranya.
Korea Selatan
Korea Selatan menghasilkan 536 ton polusi setiap tahun. Tingginya polusi itu berasal dari limbah minyak industri yang mengontaminasi lingkungan, emisi kendaraan, dan asap industri. Pemerintah Korea Selatan telah berusaha mengatasi masalah tersebut, tapi tampaknya mereka harus berusaha lebih keras.
Kanada
Kanada terkenal sebagai negara yang relatif baik dengan lingkungan yang indah. Tapi ternyata negara ini juga mengalami masalah dalam hal polusi. Setiap tahun, Kanada diketahui menghasilkan sekitar 614 juta ton karbondioksida. Para ahli menyatakan bahwa tingginya polusi itu berasal dari industri dan transportasi.
Yang jelas, polusi di Kanada tidak hanya membawa dampak pada manusia, tetapi juga pada hewan yang ada di sana. Kematian paus beluga, misalnya, sering dipersepsikan dengan tingginya tingkat polusi di Kanada, yang menyebabkan paus-paus tersebut menderita kanker. Kanker itu juga dikatakan terlihat pada hewan-hewan mamalia lainnya.
Saudi Arabia
Sebagai penghasil minyak terbesar dunia, sepertinya tidak mengherankan kalau Saudi Arabia termasuk sebagai negara yang memiliki tingkat polusi sangat tinggi. Setiap tahun, Saudi Arabia menghasilkan sekitar 490 juta ton karbondioksida.
Di samping industri, tingginya polusi di sana juga disebabkan oleh emisi kendaraan, serta pengaruh lingkungannya yang kering.
Hmm… ada yang mau menambahkan?