Negara Mana yang Warganya Doyan Selingkuh?
https://www.belajarsampaimati.com/2014/07/negara-negara-dengan-perselingkuhan.html
Ilustrasi/suaraaisyiyah.id |
Seiring majunya peradaban, kehidupan manusia tampaknya mengalami ironi. Di masa lampau, ketika peradaban belum semodern sekarang, perselingkuhan dipandang sebagai sesuatu yang memalukan atau aib, dan jumlah peselingkuhan yang terjadi di masa lalu dipercaya jauh lebih kecil dibanding masa sekarang. Kini, ketika zaman telah modern dan peradaban manusia semakin maju, perselingkuhan mengalami pergeseran nilai, dan tampaknya sebagian orang mulai “memakluminya”.
Kenyataan itu bisa dilihat cukup mudah dari berita-berita yang sering menghiasi layar televisi atau koran-koran. Dulu, orang-orang sangat terkejut ketika mendengar seseorang berselingkuh atau terlibat kasus perselingkuhan. Sekarang, sebagian orang tampaknya “biasa saja” saat mengetahui artis A berselingkuh dengan artis B. Diakui atau tidak, sebagian kalangan tampaknya mulai menganggap perselingkuhan sebagai bagian dari gaya hidup.
Umumnya, orang mempercayai bahwa pihak yang paling banyak berselingkuh adalah kaum pria. Namun, bukan berarti kaum wanita tidak berselingkuh. Perusahaan alat kontrasepsi terkenal, Durex, melakukan penelitian yang melibatkan 29.000 orang di 36 negara untuk mengetahui sebanyak apa wanita yang melakukan perselingkuhan. Selama melakukan wawancara dengan para responden penelitian, mereka menemukan bahwa sebanyak 40-55 persen istri (yang tentunya kaum wanita) pernah selingkuh sebelum mereka berusia 40 tahun.
Dari studi yang dilakukan tersebut, Durex kemudian memeringkat negara-negara tertentu yang kaum wanitanya paling banyak berselingkuh. Negara-negara yang dianggap paling banyak memiliki kasus perselingkuhan (di atas 30 persen) adalah Nigeria, Thailand, Inggris, Rusia, dan Malaysia. Berikut ini uraiannya.
Nigeria
Dari hasil survei yang dilakukan Durex, diketahui sebanyak 62 persen wanita Nigeria melakukan perselingkuhan. Kenyataannya, masalah perselingkuhan memang menjadi isu umum di negara itu.
Di antara banyak kasus istri selingkuh, yang dianggap paling menghebohkan adalah kasus perselingkuhan yang dilakukan seorang istri tentara nasional Nigeria, Major Chitsiko. Ketika mengetahui istrinya telah berselingkuh, Major Chitsiko bunuh diri, dan beritanya sempat menghiasi media-media utama di Nigeria. Kasus lain yang sama hebohnya melibatkan seorang sosialita terkenal di Kota Abuja, bernama Erelu Tola Solomon. Ia memilih mengakhiri pernikahannya yang telah terjalin selama 25 tahun, setelah berselingkuh dengan seorang pengusaha dari Kota Lagos.
Thailand
Sebanyak 59 persen wanita Thailand mengaku telah berselingkuh dari suaminya. Berdasarkan penelitian Durex, tingginya angka perselingkuhan di sana merupakan ekses dari adanya pergeseran nilai dan norma budaya setempat. Banyaknya turis atau wisatawan asing yang datang ke Thailand telah membawa pengaruh budaya barat yang kemudian diserap oleh warga lokal. Salah satunya adalah sikap permisif terhadap perselingkuhan.
Karena latar belakang itu pula, bahkan para suami di Thailand terkesan tidak terlalu mempermasalahkan istrinya ketika diketahui berselingkuh. Artinya, seorang suami di Thailand kadang-kadang dapat “memaklumi” perselingkuhan yang dilakukan istrinya.
Inggris
Sebelumnya, media-media di Inggris telah mewartakan bahwa wanita-wanita di Inggris tergoda melakukan perselingkuhan setelah mereka menikah. Hal itu kemudian ditegaskan oleh penelitian Durex yang mengungkapkan bahwa sebanyak 42 persen wanita di Inggris (yang telah menikah) berselingkuh. Hasil survei itu pun menempatkan Inggris sebagai negara Eropa dengan kasus perselingkuhan terbanyak.
Malaysia
Dalam penelitian Durex, sebanyak 39 wanita di Malaysia melakukan perselingkuhan. Kenyataan ini cukup mengejutkan, khususnya karena Malaysia terkenal sebagai negara berbudaya timur, bahkan terkesan agamis.
Tingginya angka perselingkuhan di Malaysia, diperkirakan, merupakan ekses dari pertumbuhan ekonomi di sana. Sebagai salah satu negara di Asia Tenggara, Malaysia memiliki pertumbuhan ekonomi yang maju pesat, sehingga rata-rata warganya hidup makmur. Kemewahan itu bisa jadi melenakan sebagian orang hingga terjerumus ke dalam perselingkuhan.
Rusia
Di Rusia, ada tradisi unik yang membebaskan wanita berusia 100 tahun atau lebih untuk berselingkuh dari pasangan prianya. Tetapi, tentu saja, hal itu tidak berlaku pada wanita yang usianya kurang dari 100 tahun.
Entah karena terpengaruh tradisi itu atau karena hal lain, yang jelas tingkat perselingkuhan wanita di Rusia tergolong tinggi. Penelitian Durex menyebutkan bahwa sebanyak 33 persen wanita di Rusia berselingkuh.
Uniknya, Rusia memiliki cara pandang yang tidak umum terhadap perselingkuhan. Ketika terjadi perselingkuhan, mereka tidak terlalu menyalahkan pihak yang berselingkuh, tetapi lebih mempersoalkan penyebab perselingkuhan itu. Dengan kata lain, pelaku perselingkuhan tidak terlalu dipermasalahkan di Rusia.
Hmm… ada yang mau menambahkan?
Kenyataan itu bisa dilihat cukup mudah dari berita-berita yang sering menghiasi layar televisi atau koran-koran. Dulu, orang-orang sangat terkejut ketika mendengar seseorang berselingkuh atau terlibat kasus perselingkuhan. Sekarang, sebagian orang tampaknya “biasa saja” saat mengetahui artis A berselingkuh dengan artis B. Diakui atau tidak, sebagian kalangan tampaknya mulai menganggap perselingkuhan sebagai bagian dari gaya hidup.
Umumnya, orang mempercayai bahwa pihak yang paling banyak berselingkuh adalah kaum pria. Namun, bukan berarti kaum wanita tidak berselingkuh. Perusahaan alat kontrasepsi terkenal, Durex, melakukan penelitian yang melibatkan 29.000 orang di 36 negara untuk mengetahui sebanyak apa wanita yang melakukan perselingkuhan. Selama melakukan wawancara dengan para responden penelitian, mereka menemukan bahwa sebanyak 40-55 persen istri (yang tentunya kaum wanita) pernah selingkuh sebelum mereka berusia 40 tahun.
Dari studi yang dilakukan tersebut, Durex kemudian memeringkat negara-negara tertentu yang kaum wanitanya paling banyak berselingkuh. Negara-negara yang dianggap paling banyak memiliki kasus perselingkuhan (di atas 30 persen) adalah Nigeria, Thailand, Inggris, Rusia, dan Malaysia. Berikut ini uraiannya.
Nigeria
Dari hasil survei yang dilakukan Durex, diketahui sebanyak 62 persen wanita Nigeria melakukan perselingkuhan. Kenyataannya, masalah perselingkuhan memang menjadi isu umum di negara itu.
Di antara banyak kasus istri selingkuh, yang dianggap paling menghebohkan adalah kasus perselingkuhan yang dilakukan seorang istri tentara nasional Nigeria, Major Chitsiko. Ketika mengetahui istrinya telah berselingkuh, Major Chitsiko bunuh diri, dan beritanya sempat menghiasi media-media utama di Nigeria. Kasus lain yang sama hebohnya melibatkan seorang sosialita terkenal di Kota Abuja, bernama Erelu Tola Solomon. Ia memilih mengakhiri pernikahannya yang telah terjalin selama 25 tahun, setelah berselingkuh dengan seorang pengusaha dari Kota Lagos.
Thailand
Sebanyak 59 persen wanita Thailand mengaku telah berselingkuh dari suaminya. Berdasarkan penelitian Durex, tingginya angka perselingkuhan di sana merupakan ekses dari adanya pergeseran nilai dan norma budaya setempat. Banyaknya turis atau wisatawan asing yang datang ke Thailand telah membawa pengaruh budaya barat yang kemudian diserap oleh warga lokal. Salah satunya adalah sikap permisif terhadap perselingkuhan.
Karena latar belakang itu pula, bahkan para suami di Thailand terkesan tidak terlalu mempermasalahkan istrinya ketika diketahui berselingkuh. Artinya, seorang suami di Thailand kadang-kadang dapat “memaklumi” perselingkuhan yang dilakukan istrinya.
Inggris
Sebelumnya, media-media di Inggris telah mewartakan bahwa wanita-wanita di Inggris tergoda melakukan perselingkuhan setelah mereka menikah. Hal itu kemudian ditegaskan oleh penelitian Durex yang mengungkapkan bahwa sebanyak 42 persen wanita di Inggris (yang telah menikah) berselingkuh. Hasil survei itu pun menempatkan Inggris sebagai negara Eropa dengan kasus perselingkuhan terbanyak.
Malaysia
Dalam penelitian Durex, sebanyak 39 wanita di Malaysia melakukan perselingkuhan. Kenyataan ini cukup mengejutkan, khususnya karena Malaysia terkenal sebagai negara berbudaya timur, bahkan terkesan agamis.
Tingginya angka perselingkuhan di Malaysia, diperkirakan, merupakan ekses dari pertumbuhan ekonomi di sana. Sebagai salah satu negara di Asia Tenggara, Malaysia memiliki pertumbuhan ekonomi yang maju pesat, sehingga rata-rata warganya hidup makmur. Kemewahan itu bisa jadi melenakan sebagian orang hingga terjerumus ke dalam perselingkuhan.
Rusia
Di Rusia, ada tradisi unik yang membebaskan wanita berusia 100 tahun atau lebih untuk berselingkuh dari pasangan prianya. Tetapi, tentu saja, hal itu tidak berlaku pada wanita yang usianya kurang dari 100 tahun.
Entah karena terpengaruh tradisi itu atau karena hal lain, yang jelas tingkat perselingkuhan wanita di Rusia tergolong tinggi. Penelitian Durex menyebutkan bahwa sebanyak 33 persen wanita di Rusia berselingkuh.
Uniknya, Rusia memiliki cara pandang yang tidak umum terhadap perselingkuhan. Ketika terjadi perselingkuhan, mereka tidak terlalu menyalahkan pihak yang berselingkuh, tetapi lebih mempersoalkan penyebab perselingkuhan itu. Dengan kata lain, pelaku perselingkuhan tidak terlalu dipermasalahkan di Rusia.
Hmm… ada yang mau menambahkan?