Negara-negara yang Memakai Bahasa Jawa

Ilustrasi/okezone.com
Bahasa Jawa dipergunakan oleh sebagian besar penduduk di pulau Jawa bagian tengah dan timur, yang mencakup provinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa timur, yang kesemuanya merupakan bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Di luar beberapa provinsi tersebut, ada beberapa daerah lain yang juga menggunakan bahasa Jawa, namun tidak menggunakan dialek Jawa secara keseluruhan atau telah bercampur dengan bahasa/dialek lokal serta bahasa Indonesia. Misalnya di pesisir utara Jawa Barat dan Lampung yang sebagian penduduknya merupakan transmigran dari Jawa.

Meski bahasa Jawa identik dengan Indonesia, namun ternyata ada negara-negara lain yang juga memakai bahasa Jawa. Di negara-negara itu, mereka yang menggunakan bahasa Jawa bisa karena sebagai bahasa ibu, atau menggunakannya sebagai bahasa lokal. Berikut ini beberapa negara selain Indonesia yang juga memakai bahasa Jawa.

Republik Suriname

Republik Suriname adalah negara di Amerika Selatan, dan merupakan bekas jajahan Belanda. Semula bernama Guyana Belanda atau Guiana Belanda. 

Negara itu berbatasan dengan Guyana Prancis di timur, dan Guyana di barat. Di selatan, Republik Suriname berbatasan dengan Brazil, dan di utara dengan Samudera Atlantik. Ada sekitar 75.000 orang Jawa di Suriname, yang dulu dibawa ke sana dari Hindia-Belanda antara tahun 1890-1939. Mereka, seperti umumnya sebagian orang Indonesia, juga biasa memakai bahasa Jawa untuk berkomunikasi sehari-hari.

Singapura

Pada tahun 1825, sejumlah orang Jawa pergi ke Singapura, dan menetap di sana. Mereka berasal dari Jawa Tengah, dan tujuan semula ke Singapura untuk bekerja sebagai buruh di perkebunan karet, di jawatan kereta api, atau di perusahaan konstruksi jalan raya. Selama bertahun-tahun, mereka menetap di Kampong Jawa, yang terletak di tepi sungai Rochor, dan tempat itu kemudian menjadi pemukiman pertama orang Jawa di Singapura.

Selain Kampong Jawa, Kallang Airport Estate juga dikenal sebagai tempat pemukiman orang Jawa di Singapura. Di tempat itu, mereka hidup berdampingan dengan orang Melayu dan Cina.

Malaysia

Ada banyak orang Indonesia—khususnya dari Jawa—yang telah menjadi warga negara Malaysia, dan berketurunan di sana. Yang masih hidup saat ini umumnya generasi ketiga atau keempat. Umumnya, leluhur mereka datang ke Malaysia sekitar tahun 1900 karena tekanan ekonomi. Anak-anak keturunan mereka sekarang telah dianggap Melayu pribumi yang sah sesuai Undang-undang Malaysia, meski di antara mereka masih ada yang tetap membawa kebudayaan Jawa dalam kehidupannya.

Orang Indonesia yang menjadi warga Malaysia terbanyak tinggal di Negeri Selangor, terutama di kawasan Tanjung Karang, Sabak Bernam, Kuala Selangor, Kelang, Banting, dan Sepang. Mereka masih membudayakan warisan leluhur mereka yang orang Jawa, meski tidak total, selain ada pula yang sudah tidak bisa berbahasa Jawa. Beberapa dari mereka bahkan ada yang membuat organisasi untuk keturunan orang Jawa, dan berkegiatan kesenian khas orang Jawa.

Belanda

Pada waktu Belanda menjajah Indonesia, mereka mengirim banyak orang Jawa ke Belanda sebagai budak. Orang-orang itulah yang kemudian biasa berbahasa Jawa di negeri kincir angin itu, hingga anak-anak keturunan mereka mengikuti kebiasaan tersebut. Ketika era penjajahan berakhir dan Indonesia menjadi negara merdeka, Belanda kemudian menjadi pihak yang paling berminat terhadap kebudayaan dan kesusastraan Jawa.

Universiteit Leiden, yang merupakan universitas tertua di Belanda karena telah berdiri sejak tahun 1575, bisa dibilang sebagai gudang tempat para pakar mempelajari bahasa dan kebudayaan Jawa. Di perguruan tinggi yang didirikan Pangeran Willem van Oranje itu terdapat sekitar 17 ribu mahasiswa yang belajar di sana, dan bisa melihat naskah-naskah kuno berhuruf Jawa atau sastra Jawa kontemporer yang masih terawat.

Kaledonia Baru

Kaledonia Baru (bahasa Perancis: Nouvelle-Calédonie) adalah negeri seberang laut milik Prancis, dan terletak di Samudera Pasifik bagian selatan. Suku asli negara kepulauan itu bernama Kanaki, sementara ibukotanya bernama Noumea. Daerah itu sebagian dihuni oleh suku Jawa. Dalam sensus yang tercatat pada tanggal 1 September 2006, jumlah orang Jawa di Kaledonia Baru sejumlah 237.765 jiwa.

Di zaman dulu, orang-orang Jawa pergi ke Kaledonia Baru untuk menjadi kuli kontrak atau mencari penghidupan yang lebih baik. Perpindahan orang Jawa ke sana bisa dibilang tak jauh beda dengan kepindahan orang Jawa ke Suriname, namun telah terhenti sejak 1949. Orang-orang Jawa itulah yang kemudian menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari, meski anak-anak mereka umumnya lebih sering berbahasa Prancis.

Hmm… ada yang mau menambahkan?

Related

Geografi 5075059484991812457

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item