Negara-negara dengan Tingkat Prostitusi Tertinggi di Dunia
https://www.belajarsampaimati.com/2014/06/negara-negara-dengan-tingkat-prostitusi.html
Ilustrasi/haibunda.com |
Prostitusi telah menjadi hal umum sejak zaman Yunani kuno. Di kota-kota penting masa itu, terutama di banyak pelabuhan, banyak orang bekerja di bisnis prostitusi, bahkan waktu itu merupakan bagian penting dalam kegiatan ekonomi. Prostitusi di Yunani kuno sama sekali bukan hal yang dianggap buruk atau rahasia. Kota-kota di sana waktu itu tidak melarang rumah bordil, namun hanya meregulasinya.
Solon, seorang anggota parlemen legendaris di Athena, bahkan dikenang karena telah mendirikan rumah-rumah pelacuran milik negara, dengan harga yang diatur secara resmi. Karenanya, seperti yang sering dinyatakan orang, prostitusi adalah bisnis yang sangat tua (jika tidak mau disebut tertua) di dunia.
Berbagai pandangan mengenai prostitusi pun beragam, umumnya mendukung dan menolak. Augustinus dari Hippo (354-430), misalnya, mengatakan bahwa pelacuran ibarat “selokan yang menyalurkan air busuk dari kota, demi menjaga kesehatan warga kotanya.” Sementara pihak yang menolak atau memandang negatif terhadap prostitusi umumnya bersandar pada nilai moral dan agama yang melarang hal itu.
Meski prostitusi di berbagai negara dilarang atau tidak dilegalkan, namun bisnis ini dipercaya menjadi salah satu bisnis dengan omset yang luar biasa besar, karena keberadaannya yang luas dan tingkat permintaan yang bisa dibilang tak pernah mati. Secara global, prostitusi juga menjadi bisnis yang bisa dibilang ada di mana pun, terlepas apakah suatu negara melegalkannya atau tidak.
Di banyak negara, umumnya prostitusi meningkat seiring meningkatnya bisnis pariwisata. Karenanya, dalam cara pandang berbeda, kadang suatu negara sengaja melegalkan prostitusi demi mendongkrak bisnis pariwisata di negaranya. Terlepas dari hal itu, ada beberapa negara yang dianggap sebagai negara-negara dengan tingkat prostitusi terbesar di dunia. Berdasarkan data Open Society Foundations, berikut ini sepuluh negara teratas yang memiliki tingkat prostitusi tertinggi, dihitung per 10.000 warganya.
Venezuela
Dari tahun ke tahun, bisa dibilang bisnis prostitusi di Venezuela terus meningkat. Kondisi itu disebabkan karena perekonomian negara tersebut yang memburuk. Karenanya, pemerintah Venezuela pun tampaknya tidak terlalu mempermasalahkan hal itu, sehingga banyak pendatang (umumnya wanita) yang datang ke negara tersebut untuk kemudian terjun di bisnis prostitusi. Dengan 119 pekerja seks per 10.000 warganya, Venezuela berada di posisi teratas sebagai negara dengan bisnis prostitusi terbesar di dunia.
Korea Selatan
Sebenarnya, pemerintah Korea Selatan sangat tegas dalam mengatur bisnis prostitusi di negaranya. Pelaku yang terlibat dalam bisnis tersebut diancam hukuman berat, dan bisa dibilang Korea Selatan melarang pelacuran. Meski begitu, prostitusi bukannya surut tapi malah terus berkembang di sana. Hal itu terbukti dengan fakta bahwa terdapat 110 pekerja seks per 10.000 warganya, sehingga menempatkan Korea Selatan sebagai salah satu negara dengan tingkat prostitusi tertinggi di dunia.
Peru
Berbeda dengan umumnya negara lain, Peru melegalkan prostitusi, dan mengizinkan warganya untuk menjadi pekerja seks komersial, dengan syarat telah berusia di atas 18 tahun. Setiap orang yang ingin bekerja dalam bisnis prostitusi diwajibkan mendaftar ke pemerintah dengan membawa hasil cek kesehatan. Pemerintah setempat kemudian memberikan semacam kartu yang menjelaskan bahwa orang bersangkutan adalah pekerja seks yang telah terdata. Berdasarkan kenyataan itu, Peru memiliki 102 pekerja seks per 10.000 warganya.
Filipina
Banyak bar di Filipina, dan banyak pelayan bar tersebut yang juga menjadi pekerja seks komersial. Di Filipina, terdapat 85 pekerja seks per 10.000 warganya, sehingga menempatkan negara tersebut sebagai salah satu negara dengan tingkat prostitusi tertinggi di dunia.
Nigeria
Bisnis pariwisata sangat berkembang di Nigeria, dan hal itu berdampak pada tingginya tingkat prostitusi di sana. Di negara tersebut ada 63 pekerja seks per 10.000 warganya. Yang merisaukan, tingginya tingkat prostitusi itu juga diiringi dengan tingginya tingkat perceraian yang terjadi di sana.
Cina
Pemerintah Cina semula melarang prostitusi, namun status hukumnya kemudian diubah atau diturunkan menjadi kejahatan ringan. Tampaknya, pemerintah di sana memberikan toleransi-toleransi dalam batas tertentu, karena bisnis tersebut berkontribusi sebesar 5 persen terhadap pendapatan tahunan Cina. Meski dilarang, kenyataannya di Cina ada 60 pekerja seks per 10.000 warganya.
Brazil
Pemerintah Brazil memiliki aturan unik menyangkut prostitusi. Warga Brazil diizinkan mendapatkan uang dengan cara menjual diri, tetapi dilarang membuka rumah bordil atau mempekerjakan orang lain dalam bisnis prostitusi. Dengan kata lain, siapa pun boleh menjadi pekerja seks komersial, tapi tidak boleh membuat usaha pelacuran. Di Brazil, terdapat 53 pekerja seks per 10.000 warganya.
Malaysia
Mungkin terdengar mengejutkan kalau Malaysia termasuk negara yang memiliki tingkat prostitusi tinggi. Kenyataannya, meski dilakukan secara tersembunyi, bisnis prostitusi sangat berkembang di negara tersebut. Di Malaysia, terdapat 52 pekerja seks per 10.000 warganya.
Jerman
Tidak seperti umumnya negara-negara Uni Eropa, bisnis prostitusi bisa dibilang tersebar di berbagai jalan di Jerman, dan terorganisir secara rapi. Kenyataannya, pemerintah Jerman memang melegalkan bisnis prostitusi di negaranya. Di negara tersebut, ada 49 pekerja seks per 10.000 warganya.
Thailand
Sama seperti Jerman dan Peru, Thailand juga melegalkan prostitusi. Dalam survei yang dilakukan, di negeri itu terdapat 45 pekerja seks per 10.000 warganya.
Hmm… ada yang mau menambahkan?
Solon, seorang anggota parlemen legendaris di Athena, bahkan dikenang karena telah mendirikan rumah-rumah pelacuran milik negara, dengan harga yang diatur secara resmi. Karenanya, seperti yang sering dinyatakan orang, prostitusi adalah bisnis yang sangat tua (jika tidak mau disebut tertua) di dunia.
Berbagai pandangan mengenai prostitusi pun beragam, umumnya mendukung dan menolak. Augustinus dari Hippo (354-430), misalnya, mengatakan bahwa pelacuran ibarat “selokan yang menyalurkan air busuk dari kota, demi menjaga kesehatan warga kotanya.” Sementara pihak yang menolak atau memandang negatif terhadap prostitusi umumnya bersandar pada nilai moral dan agama yang melarang hal itu.
Meski prostitusi di berbagai negara dilarang atau tidak dilegalkan, namun bisnis ini dipercaya menjadi salah satu bisnis dengan omset yang luar biasa besar, karena keberadaannya yang luas dan tingkat permintaan yang bisa dibilang tak pernah mati. Secara global, prostitusi juga menjadi bisnis yang bisa dibilang ada di mana pun, terlepas apakah suatu negara melegalkannya atau tidak.
Di banyak negara, umumnya prostitusi meningkat seiring meningkatnya bisnis pariwisata. Karenanya, dalam cara pandang berbeda, kadang suatu negara sengaja melegalkan prostitusi demi mendongkrak bisnis pariwisata di negaranya. Terlepas dari hal itu, ada beberapa negara yang dianggap sebagai negara-negara dengan tingkat prostitusi terbesar di dunia. Berdasarkan data Open Society Foundations, berikut ini sepuluh negara teratas yang memiliki tingkat prostitusi tertinggi, dihitung per 10.000 warganya.
Venezuela
Dari tahun ke tahun, bisa dibilang bisnis prostitusi di Venezuela terus meningkat. Kondisi itu disebabkan karena perekonomian negara tersebut yang memburuk. Karenanya, pemerintah Venezuela pun tampaknya tidak terlalu mempermasalahkan hal itu, sehingga banyak pendatang (umumnya wanita) yang datang ke negara tersebut untuk kemudian terjun di bisnis prostitusi. Dengan 119 pekerja seks per 10.000 warganya, Venezuela berada di posisi teratas sebagai negara dengan bisnis prostitusi terbesar di dunia.
Korea Selatan
Sebenarnya, pemerintah Korea Selatan sangat tegas dalam mengatur bisnis prostitusi di negaranya. Pelaku yang terlibat dalam bisnis tersebut diancam hukuman berat, dan bisa dibilang Korea Selatan melarang pelacuran. Meski begitu, prostitusi bukannya surut tapi malah terus berkembang di sana. Hal itu terbukti dengan fakta bahwa terdapat 110 pekerja seks per 10.000 warganya, sehingga menempatkan Korea Selatan sebagai salah satu negara dengan tingkat prostitusi tertinggi di dunia.
Peru
Berbeda dengan umumnya negara lain, Peru melegalkan prostitusi, dan mengizinkan warganya untuk menjadi pekerja seks komersial, dengan syarat telah berusia di atas 18 tahun. Setiap orang yang ingin bekerja dalam bisnis prostitusi diwajibkan mendaftar ke pemerintah dengan membawa hasil cek kesehatan. Pemerintah setempat kemudian memberikan semacam kartu yang menjelaskan bahwa orang bersangkutan adalah pekerja seks yang telah terdata. Berdasarkan kenyataan itu, Peru memiliki 102 pekerja seks per 10.000 warganya.
Filipina
Banyak bar di Filipina, dan banyak pelayan bar tersebut yang juga menjadi pekerja seks komersial. Di Filipina, terdapat 85 pekerja seks per 10.000 warganya, sehingga menempatkan negara tersebut sebagai salah satu negara dengan tingkat prostitusi tertinggi di dunia.
Nigeria
Bisnis pariwisata sangat berkembang di Nigeria, dan hal itu berdampak pada tingginya tingkat prostitusi di sana. Di negara tersebut ada 63 pekerja seks per 10.000 warganya. Yang merisaukan, tingginya tingkat prostitusi itu juga diiringi dengan tingginya tingkat perceraian yang terjadi di sana.
Cina
Pemerintah Cina semula melarang prostitusi, namun status hukumnya kemudian diubah atau diturunkan menjadi kejahatan ringan. Tampaknya, pemerintah di sana memberikan toleransi-toleransi dalam batas tertentu, karena bisnis tersebut berkontribusi sebesar 5 persen terhadap pendapatan tahunan Cina. Meski dilarang, kenyataannya di Cina ada 60 pekerja seks per 10.000 warganya.
Brazil
Pemerintah Brazil memiliki aturan unik menyangkut prostitusi. Warga Brazil diizinkan mendapatkan uang dengan cara menjual diri, tetapi dilarang membuka rumah bordil atau mempekerjakan orang lain dalam bisnis prostitusi. Dengan kata lain, siapa pun boleh menjadi pekerja seks komersial, tapi tidak boleh membuat usaha pelacuran. Di Brazil, terdapat 53 pekerja seks per 10.000 warganya.
Malaysia
Mungkin terdengar mengejutkan kalau Malaysia termasuk negara yang memiliki tingkat prostitusi tinggi. Kenyataannya, meski dilakukan secara tersembunyi, bisnis prostitusi sangat berkembang di negara tersebut. Di Malaysia, terdapat 52 pekerja seks per 10.000 warganya.
Jerman
Tidak seperti umumnya negara-negara Uni Eropa, bisnis prostitusi bisa dibilang tersebar di berbagai jalan di Jerman, dan terorganisir secara rapi. Kenyataannya, pemerintah Jerman memang melegalkan bisnis prostitusi di negaranya. Di negara tersebut, ada 49 pekerja seks per 10.000 warganya.
Thailand
Sama seperti Jerman dan Peru, Thailand juga melegalkan prostitusi. Dalam survei yang dilakukan, di negeri itu terdapat 45 pekerja seks per 10.000 warganya.
Hmm… ada yang mau menambahkan?