Negara-negara dengan Perekonomian Paling Tertutup
https://www.belajarsampaimati.com/2014/06/negara-negara-dengan-perekonomian.html
Ilustrasi/energycapitalpower.com |
Sebagian negara menganut sistem perkonomian terbuka atau liberal, sebagian yang lain menganut sistem ekonomi tertutup. Perbedaan antara perekonomian terbuka dan tertutup terletak pada kebijakan suatu negara dalam hal perdagangan internasional dan pasar keuangan. Ekonomi terbuka memungkinkan perusahaan dan individu untuk berdagang di negara lain dan berpartisipasi dalam pasar modal asing. Sementara ekonomi tertutup mencegah bisnis dan individu dari berinteraksi dengan ekonomi asing, dalam upaya untuk tetap terisolasi dan mandiri.
Interaksi dengan negara-negara asing adalah dasar dari perdagangan internasional. Perdagangan antarnegara terjadi melalui ekspor, impor, dan lain-lain. Sekilas, kemampuan untuk melakukan perdagangan secara internasional mungkin tampak sebagai kemewahan daripada kebutuhan, tetapi kemampuan itu sangat penting bagi kesehatan ekonomi suatu negara. Perdagangan internasional memperluas pasar untuk barang dan jasa, yang memungkinkan perusahaan bisa mempekerjakan lebih banyak orang untuk membuat jumlah barang yang melebihi permintaan di negara asal mereka.
Ekonomi tertutup mencegah impor dan ekspor. Sebagai gantinya, mereka hanya mengandalkan barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri untuk memenuhi permintaan domestik. Selain itu, sistem ekonomi tertutup juga mencegah bisnis dan individu menggunakan uang negara untuk melakukan pembelian di luar perbatasannya.
Dalam hal sistem ekonomi yang dianut negara-negara di dunia, Fraser Institute, Kanada, dan Economic Freedom Network melakukan penelitian terhadap lebih dari 100 negara di dunia untuk menentukan negara mana saja yang paling terbuka atau liberal dalam hal ekonomi, dan negara mana saja yang dianggap paling tertutup dalam kebijakan sistem ekonominya.
Hasilnya mereka rilis dalam sebuah indeks yang berisi ukuran-ukuran kebebasan ekonomi yang meliputi lima komponen utama, yakni ukuran pemerintah, struktur hukum dan keamanan hak milik, akses kredit, kebebasan berdagang, serta aturan-aturan kredit, usaha, dan perburuhan. Berdasarkan survei terhadap 141 negara di dunia, berikut ini sepuluh besar negara yang dianggap paling tertutup dalam hal kebijakan ekonomi.
Berdasarkan daftar di atas, Zimbabwe menempati peringkat 141 alias paling bawah, dengan skor hanya 3,57, yang artinya menjadi negara dengan sistem perekonomian paling tertutup. Sementara Myanmar dan Angola menempati peringkat 140 dan 139, dan dianggap sebagai negara yang tidak cukup terbuka terhadap investasi asing.
Menurut survei itu, keluwesan perdagangan internasional dan regulasi yang diterapkan sepuluh negara di atas tidak cukup memberikan peluang kemudahan untuk akses kredit dan masalah ketenagakerjaan, sehingga menjadikan mereka tertutup dari akses ekonomi dan tenaga kerja dari luar.
Hmm… ada yang mau menambahkan?
Interaksi dengan negara-negara asing adalah dasar dari perdagangan internasional. Perdagangan antarnegara terjadi melalui ekspor, impor, dan lain-lain. Sekilas, kemampuan untuk melakukan perdagangan secara internasional mungkin tampak sebagai kemewahan daripada kebutuhan, tetapi kemampuan itu sangat penting bagi kesehatan ekonomi suatu negara. Perdagangan internasional memperluas pasar untuk barang dan jasa, yang memungkinkan perusahaan bisa mempekerjakan lebih banyak orang untuk membuat jumlah barang yang melebihi permintaan di negara asal mereka.
Ekonomi tertutup mencegah impor dan ekspor. Sebagai gantinya, mereka hanya mengandalkan barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri untuk memenuhi permintaan domestik. Selain itu, sistem ekonomi tertutup juga mencegah bisnis dan individu menggunakan uang negara untuk melakukan pembelian di luar perbatasannya.
Dalam hal sistem ekonomi yang dianut negara-negara di dunia, Fraser Institute, Kanada, dan Economic Freedom Network melakukan penelitian terhadap lebih dari 100 negara di dunia untuk menentukan negara mana saja yang paling terbuka atau liberal dalam hal ekonomi, dan negara mana saja yang dianggap paling tertutup dalam kebijakan sistem ekonominya.
Hasilnya mereka rilis dalam sebuah indeks yang berisi ukuran-ukuran kebebasan ekonomi yang meliputi lima komponen utama, yakni ukuran pemerintah, struktur hukum dan keamanan hak milik, akses kredit, kebebasan berdagang, serta aturan-aturan kredit, usaha, dan perburuhan. Berdasarkan survei terhadap 141 negara di dunia, berikut ini sepuluh besar negara yang dianggap paling tertutup dalam hal kebijakan ekonomi.
- Zimbabwe (peringkat 141, skor 3,57)
- Myanmar (peringkat 140, skor 3,81)
- Angola (peringkat 139, skor 3,89)
- Venezuela (peringkat 138, skor 4,33)
- Republik Kongo (peringkat 137, skor 4,75)
- Republik Afrika Tengah (peringkat 136, skor 4,77)
- Guinea-Bissau (peringkat 135, skor 4,82)
- Burundi (peringkat 134, skor 4,91)
- Republik Demokratik Kongo (peringkat 133, skor 4,93)
- Algeria (peringkat 132, skor 5,00)
Berdasarkan daftar di atas, Zimbabwe menempati peringkat 141 alias paling bawah, dengan skor hanya 3,57, yang artinya menjadi negara dengan sistem perekonomian paling tertutup. Sementara Myanmar dan Angola menempati peringkat 140 dan 139, dan dianggap sebagai negara yang tidak cukup terbuka terhadap investasi asing.
Menurut survei itu, keluwesan perdagangan internasional dan regulasi yang diterapkan sepuluh negara di atas tidak cukup memberikan peluang kemudahan untuk akses kredit dan masalah ketenagakerjaan, sehingga menjadikan mereka tertutup dari akses ekonomi dan tenaga kerja dari luar.
Hmm… ada yang mau menambahkan?