Negara-negara dengan Harga Bensin Termahal di Dunia
https://www.belajarsampaimati.com/2014/06/negara-negara-dengan-harga-bensin.html
Ilustrasi/kompas.com |
Kita yang tinggal di Indonesia patut bersyukur, karena pemerintah masih memberikan subsidi terhadap BBM (bahan bakar minyak), sehingga harga bensin di Indonesia relatif masih terjangkau. Meski beberapa tahun terakhir subsidi BBM di sini cenderung dikurangi, namun setidaknya harga bensin yang kita beli masih lebih murah dibanding beberapa negara lain.
Turki, misalnya, sama sekali tidak memberikan subsidi untuk penjualan BBM di negaranya. Alih-alih memberikan subsidi, pemerintah Turki justru mengenakan pajak penjualan bensin. Akibatnya, harga bensin di sana pun sangat tinggi. Selain Turki, Norwegia dan Belanda juga menjadi negara-negara yang harga bensinnya dianggap paling mahal di dunia. Berikut ini uraian selengkapnya.
Turki
Turki menjadi negara dengan harga bensin paling mahal di dunia, dengan harga per galon US$ 9,89 atau sekitar Rp. 26.000 per liter. Rata-rata pendapatan harian orang Turki sebesar US$ 30, dan itu artinya sepertiga dari penghasilan mereka habis untuk membeli satu galon bensin.
Sebenarnya, Turki adalah negara ekonomi terbesar di Eropa Timur dengan pendapatan mencapai US$ 800 miliar. Yang menjadi masalah, negara itu mengalami masalah pajak yang sangat berat. Sekitar 40 persen penduduk di sana bekerja di sektor informal, dan tidak membayar pajak. Hanya sekitar 4 persen dari total populasinya yang membayar pajak penghasilan.
Menghadapi kenyataan itu, pemerintah Turki kemudian berupaya meningkatkan basis pendapatan pajak konsumsi, semisal pajak bahan bakar, yang relatif mudah untuk diterapkan. Karenanya, harga bensin di sana pun sangat tinggi, bahkan yang paling tinggi di dunia, sehingga menyumbang lebih dari setengah dari biaya untuk bahan bakar.
Norwegia
Norwegia adalah negara penghasil minyak, tapi harga bahan bakar minyak atau BBM di sana tetap mahal. Dalam hal ini, pemerintah Norwegia memang tidak memberikan subsidi pada penjualan bensin di negaranya, tapi menjual bensin dengan harga pasaran dunia yang berlaku. Di Norwegia, harga bensin per galon US$ 9,63 atau sekitar Rp. 25.450 per liter. Sementara pendapatan rata-rata harian penduduk Norwegia sebesar US$ 280.
Karena penjualan BBM tidak disubsidi, penjualannya pun menghasilkan keuntungan yang tinggi. Keuntungan itu kemudian digunakan pemerintah untuk berbagai layanan, seperti pendidikan tinggi gratis, tabungan untuk perbaikan infrastruktur, dan lain-lain, yang juga ditujukan untuk kesejahteraan rakyat.
Belanda
Harga bensin di Belanda sebesar US$ 9,09 per galon, atau sekitar Rp. 24.000 per liter. Sementara pendapatan harian rata-rata penduduknya sebesar US$ 125.
Mungkin karena tingginya harga bensin di sana, atau karena memang kebudayaan, orang-orang Belanda lebih banyak yang menggunakan sepeda kayuh untuk keperluan sehari-hari. Belanda bahkan memiliki pengguna sepeda paling banyak di dunia. Di negara itu, kita bisa mudah menyaksikan parkir sepeda berderetan di stasiun kereta api, museum, atau taman nasional. Infrastruktur besar jalur sepeda dan jalur terowongan yang lancar di sana juga menjadikan akses bersepeda lebih mudah.
Italia
Pada November 2011, Mario Monti naik ke tampuk kepemimpinan Italia sebagai Perdana Menteri. Sejak itulah harga bensin di Italia seketika melonjak, karena pemerintah Italia menaikkan pajak BBM sekitar 25 persen. Itu pajak tertinggi kedua terhadap BBM di Eropa setelah Belanda, dan Italia mengenakan kebijakan itu sebagai bagian dari upaya penghematan untuk mengendalikan anggaran negara.
Di Italia, harga bensin per galon mencapai US$ 8,87 atau sekitar Rp. 23.400 per liter. Sementara penghasilan rata-rata orang di Italia sebesar US$ 88. Berdasarkan catatan Coldirettu, organisasi perdagangan di sana, kenaikan biaya tangki 60 liter (16 galon) mobil sekitar US$ 142, dan itu kira-kira sama dengan rata-rata anggaran satu rumah tangga Italia untuk kebutuhan makan.
Portugal
Portugal mengenakan pajak untuk BBM hingga 64 persen. Harga bensin di sana mencapai US$ 8,82 per galon, atau sekitar Rp. 23.300 per liter. Harga itu jauh lebih tinggi dibanding negara tetangganya, Spanyol. Karena itu pula, banyak masyarakat di perbatasan yang lebih suka menyeberangi perbatasan untuk membeli bensin di Spanyol, yang harganya lebih murah.
Tingginya angka pajak BBM di Portugal dimulai sejak tahun 2001, dan hal itu dilatarbelakangi kebijakan pemerintah di sana yang mulai lebih peduli pada lingkungan.
Pajak kendaraan di sana dikenakan dengan memperhitungkan emisi karbon dan kapasitas silinder, dengan maksud agar kendaraan yang digunakan di jalan raya lebih efisien. Kendaraan-kendaraan yang dianggap ramah lingkungan dikenai pajak cukup rendah, namun kendaraan-kendaraan yang dianggap tidak ramah lingkungan dikenai pajak tinggi.
Yunani
Akibat krisis ekonomi yang terjadi, rakyat Yunani mengalami penurunan upah. Sementara itu, sejak 2009, pajak BBM dinaikkan cukup tinggi, hingga tertinggi ketiga di Eropa.
Harga bensin per galon di Yunani mencapai US$ 8,62 atau sekitar Rp. 22.750 per liter. Sementara rata-rata penghasilan harian orang Yunani sebesar US$ 58. Itu artinya upah sehari yang dibutuhkan untuk membeli satu galon bahan bakar mencapai 15 persen.
Swedia
Swedia menetapkan pajak untuk pembelian bensin. Bukan hanya bahan bakarnya yang dikenai pajak, pemerintah Swedia juga mengenakan pajak untuk polusi knalpot, termasuk karbondioksida, yang dianggap gas rumah kaca yang paling berbahaya.
Harga bensin di Swedia mencapai US$ 8,50 per galon, atau sekitar Rp. 22.450 per liter. Sementara rata-rata pendapatan harian masyarakat Swedia sebesar US$ 153. Meski pemerintah di sana telah menetapkan harga bensin yang mahal dan pajak kendaraan yang tinggi, namun rakyat Swedia termasuk pengguna terbesar BBM, hingga masuk sepuluh besar sebagai konsumen bensin terbesar di dunia.
Belgia
Berbeda dengan masyarakat Swedia yang boros bahan bakar, rakyat Swedia dianggap cukup irit dalam penggunaan bahan bakar. Secara rata-rata, tiap orang di sana hanya menghabiskan 0,15 galon bensin per hari, atau kurang dari rata-rata 60 negara lain yang mengonsumsi 0,25 galon per hari.
Harga bensin di Belgia sebesar US$ 8,41 per galon atau Rp. 22.200 rupiah, sementara rata-rata pendapatan harian masyarakat di sana sebesar US$ 117.
Prancis
Harga bensin di Prancis relatif tinggi, sehingga menjadikan negara itu masuk dalam daftar sepuluh besar negara dengan harga bensin paling mahal di dunia. Karenanya, pada tahun 2012, para politisi di sana meminta pemerintah untuk memotong pajak demi mengurangi harga bensin eceran. Sayangnya, permintaan itu tidak terkabul.
Meski begitu, rata-rata pendapatan harian orang Prancis cukup besar, yaitu US$ 110. Sementara harga bensin per galon di sana sebesar US$ 8,38 atau Rp. 22.150 per liter. Artinya, masyarakat Prancis hanya perlu menggunakan 7,6 persen penghasilan harian mereka untuk membeli satu galon bensin.
Denmark
Denmark menduduki peringkat paling bawah dalam daftar sepuluh besar negara yang mengenakan harga bensin termahal di dunia, namun menempati peringkat ketujuh negara Eropa dalam hal pajak BBM tertinggi.
Harga bensin per galon di Denmark sebesar US$ 8,22 per galon atau sekitar Rp. 21.700 per liter. Sementara pendapatan rata-rata harian masyarakat di sana sebesar US$ 151. Pendapatan harian mereka yang dibutuhkan untuk membeli satu galon bahan bakar mencapai 5,4 persen.
Hmm… bagaimana menurutmu?
Turki, misalnya, sama sekali tidak memberikan subsidi untuk penjualan BBM di negaranya. Alih-alih memberikan subsidi, pemerintah Turki justru mengenakan pajak penjualan bensin. Akibatnya, harga bensin di sana pun sangat tinggi. Selain Turki, Norwegia dan Belanda juga menjadi negara-negara yang harga bensinnya dianggap paling mahal di dunia. Berikut ini uraian selengkapnya.
Turki
Turki menjadi negara dengan harga bensin paling mahal di dunia, dengan harga per galon US$ 9,89 atau sekitar Rp. 26.000 per liter. Rata-rata pendapatan harian orang Turki sebesar US$ 30, dan itu artinya sepertiga dari penghasilan mereka habis untuk membeli satu galon bensin.
Sebenarnya, Turki adalah negara ekonomi terbesar di Eropa Timur dengan pendapatan mencapai US$ 800 miliar. Yang menjadi masalah, negara itu mengalami masalah pajak yang sangat berat. Sekitar 40 persen penduduk di sana bekerja di sektor informal, dan tidak membayar pajak. Hanya sekitar 4 persen dari total populasinya yang membayar pajak penghasilan.
Menghadapi kenyataan itu, pemerintah Turki kemudian berupaya meningkatkan basis pendapatan pajak konsumsi, semisal pajak bahan bakar, yang relatif mudah untuk diterapkan. Karenanya, harga bensin di sana pun sangat tinggi, bahkan yang paling tinggi di dunia, sehingga menyumbang lebih dari setengah dari biaya untuk bahan bakar.
Norwegia
Norwegia adalah negara penghasil minyak, tapi harga bahan bakar minyak atau BBM di sana tetap mahal. Dalam hal ini, pemerintah Norwegia memang tidak memberikan subsidi pada penjualan bensin di negaranya, tapi menjual bensin dengan harga pasaran dunia yang berlaku. Di Norwegia, harga bensin per galon US$ 9,63 atau sekitar Rp. 25.450 per liter. Sementara pendapatan rata-rata harian penduduk Norwegia sebesar US$ 280.
Karena penjualan BBM tidak disubsidi, penjualannya pun menghasilkan keuntungan yang tinggi. Keuntungan itu kemudian digunakan pemerintah untuk berbagai layanan, seperti pendidikan tinggi gratis, tabungan untuk perbaikan infrastruktur, dan lain-lain, yang juga ditujukan untuk kesejahteraan rakyat.
Belanda
Harga bensin di Belanda sebesar US$ 9,09 per galon, atau sekitar Rp. 24.000 per liter. Sementara pendapatan harian rata-rata penduduknya sebesar US$ 125.
Mungkin karena tingginya harga bensin di sana, atau karena memang kebudayaan, orang-orang Belanda lebih banyak yang menggunakan sepeda kayuh untuk keperluan sehari-hari. Belanda bahkan memiliki pengguna sepeda paling banyak di dunia. Di negara itu, kita bisa mudah menyaksikan parkir sepeda berderetan di stasiun kereta api, museum, atau taman nasional. Infrastruktur besar jalur sepeda dan jalur terowongan yang lancar di sana juga menjadikan akses bersepeda lebih mudah.
Italia
Pada November 2011, Mario Monti naik ke tampuk kepemimpinan Italia sebagai Perdana Menteri. Sejak itulah harga bensin di Italia seketika melonjak, karena pemerintah Italia menaikkan pajak BBM sekitar 25 persen. Itu pajak tertinggi kedua terhadap BBM di Eropa setelah Belanda, dan Italia mengenakan kebijakan itu sebagai bagian dari upaya penghematan untuk mengendalikan anggaran negara.
Di Italia, harga bensin per galon mencapai US$ 8,87 atau sekitar Rp. 23.400 per liter. Sementara penghasilan rata-rata orang di Italia sebesar US$ 88. Berdasarkan catatan Coldirettu, organisasi perdagangan di sana, kenaikan biaya tangki 60 liter (16 galon) mobil sekitar US$ 142, dan itu kira-kira sama dengan rata-rata anggaran satu rumah tangga Italia untuk kebutuhan makan.
Portugal
Portugal mengenakan pajak untuk BBM hingga 64 persen. Harga bensin di sana mencapai US$ 8,82 per galon, atau sekitar Rp. 23.300 per liter. Harga itu jauh lebih tinggi dibanding negara tetangganya, Spanyol. Karena itu pula, banyak masyarakat di perbatasan yang lebih suka menyeberangi perbatasan untuk membeli bensin di Spanyol, yang harganya lebih murah.
Tingginya angka pajak BBM di Portugal dimulai sejak tahun 2001, dan hal itu dilatarbelakangi kebijakan pemerintah di sana yang mulai lebih peduli pada lingkungan.
Pajak kendaraan di sana dikenakan dengan memperhitungkan emisi karbon dan kapasitas silinder, dengan maksud agar kendaraan yang digunakan di jalan raya lebih efisien. Kendaraan-kendaraan yang dianggap ramah lingkungan dikenai pajak cukup rendah, namun kendaraan-kendaraan yang dianggap tidak ramah lingkungan dikenai pajak tinggi.
Yunani
Akibat krisis ekonomi yang terjadi, rakyat Yunani mengalami penurunan upah. Sementara itu, sejak 2009, pajak BBM dinaikkan cukup tinggi, hingga tertinggi ketiga di Eropa.
Harga bensin per galon di Yunani mencapai US$ 8,62 atau sekitar Rp. 22.750 per liter. Sementara rata-rata penghasilan harian orang Yunani sebesar US$ 58. Itu artinya upah sehari yang dibutuhkan untuk membeli satu galon bahan bakar mencapai 15 persen.
Swedia
Swedia menetapkan pajak untuk pembelian bensin. Bukan hanya bahan bakarnya yang dikenai pajak, pemerintah Swedia juga mengenakan pajak untuk polusi knalpot, termasuk karbondioksida, yang dianggap gas rumah kaca yang paling berbahaya.
Harga bensin di Swedia mencapai US$ 8,50 per galon, atau sekitar Rp. 22.450 per liter. Sementara rata-rata pendapatan harian masyarakat Swedia sebesar US$ 153. Meski pemerintah di sana telah menetapkan harga bensin yang mahal dan pajak kendaraan yang tinggi, namun rakyat Swedia termasuk pengguna terbesar BBM, hingga masuk sepuluh besar sebagai konsumen bensin terbesar di dunia.
Belgia
Berbeda dengan masyarakat Swedia yang boros bahan bakar, rakyat Swedia dianggap cukup irit dalam penggunaan bahan bakar. Secara rata-rata, tiap orang di sana hanya menghabiskan 0,15 galon bensin per hari, atau kurang dari rata-rata 60 negara lain yang mengonsumsi 0,25 galon per hari.
Harga bensin di Belgia sebesar US$ 8,41 per galon atau Rp. 22.200 rupiah, sementara rata-rata pendapatan harian masyarakat di sana sebesar US$ 117.
Prancis
Harga bensin di Prancis relatif tinggi, sehingga menjadikan negara itu masuk dalam daftar sepuluh besar negara dengan harga bensin paling mahal di dunia. Karenanya, pada tahun 2012, para politisi di sana meminta pemerintah untuk memotong pajak demi mengurangi harga bensin eceran. Sayangnya, permintaan itu tidak terkabul.
Meski begitu, rata-rata pendapatan harian orang Prancis cukup besar, yaitu US$ 110. Sementara harga bensin per galon di sana sebesar US$ 8,38 atau Rp. 22.150 per liter. Artinya, masyarakat Prancis hanya perlu menggunakan 7,6 persen penghasilan harian mereka untuk membeli satu galon bensin.
Denmark
Denmark menduduki peringkat paling bawah dalam daftar sepuluh besar negara yang mengenakan harga bensin termahal di dunia, namun menempati peringkat ketujuh negara Eropa dalam hal pajak BBM tertinggi.
Harga bensin per galon di Denmark sebesar US$ 8,22 per galon atau sekitar Rp. 21.700 per liter. Sementara pendapatan rata-rata harian masyarakat di sana sebesar US$ 151. Pendapatan harian mereka yang dibutuhkan untuk membeli satu galon bahan bakar mencapai 5,4 persen.
Hmm… bagaimana menurutmu?