Mengapa Pesawat Terbang Punya Sayap?
https://www.belajarsampaimati.com/2014/06/mengapa-pesawat-terbang-punya-sayap.html
Ilustrasi/beritatrans.com |
Sayap merupakan elemen pesawat terbang, bahkan sayap menjadi faktor penting yang memungkinkan pesawat dapat terbang di udara. Tanpa sayap, pesawat akan kesulitan terbang.
Dengan bentuknya yang lebar di kiri kanan pesawat, ditambah adanya momentum dari dorongan horizontal mesin pesawat yang terdapat di kedua sayap, maka saat pesawat mulai bergerak maju akan menyebabkan perbedaan kecepatan aliran udara di bagian atas dan bawah sayap. Kecepatan udara di atas sayap akan lebih besar daripada di bawah sayap, dan hal itu disebabkan jarak tempuh lapisan udara yang mengalir di atas sayap lebih besar daripada jarak tempuh di bawah sayap.
Berdasarkan Hukum Bernoully, kecepatan udara yang besar menimbulkan tekanan udara yang kecil. Karenanya, ketika udara di atas sayap mengalir lebih cepat, maka tekanan di atas sayap menjadi kecil. Sebaliknya, udara yang mengalir di bawah sayap lebih kecil, sehingga tekanan di bagian bawah sayap menjadi lebih besar, dan hal itu akan menimbulkan gaya angkat pada pesawat dan menjadikannya terbang.
Gaya angkat dihasilkan karena aliran udara dibelokkan ketika mengalir melewati sayap. Ketika aliran udara dibelokkan, terjadi aksi-reaksi antara aliran udara dan sayap yang membelokkan udara tersebut. Dengan kata lain, ada suatu gaya yang dilakukan objek tersebut terhadap aliran udara.
Hukum Newton III menyatakan, untuk setiap aksi akan ada reaksi yang sama besar pada arah yang berlawanan dari aksi tersebut. Sayap pesawat telah melakukan suatu aksi pada aliran udara, maka aliran udara juga akan melakukan reaksi yang sama besar pada sayap tersebut.
Tetapi, tentu saja, terbangnya pesawat ke udara tidak semata karena sayap. Agar pesawat dapat terbang dengan sempurna, ada bagian-bagian lain yang ikut menunjang, di antaranya ruang kemudi atau kokpit, ekor sayap, mesin pesawat, hingga roda pesawat yang berfungsi untuk landing atau tinggal landas, sekaligus untuk mendarat.
Hmm… ada yang mau menambahkan?
Dengan bentuknya yang lebar di kiri kanan pesawat, ditambah adanya momentum dari dorongan horizontal mesin pesawat yang terdapat di kedua sayap, maka saat pesawat mulai bergerak maju akan menyebabkan perbedaan kecepatan aliran udara di bagian atas dan bawah sayap. Kecepatan udara di atas sayap akan lebih besar daripada di bawah sayap, dan hal itu disebabkan jarak tempuh lapisan udara yang mengalir di atas sayap lebih besar daripada jarak tempuh di bawah sayap.
Berdasarkan Hukum Bernoully, kecepatan udara yang besar menimbulkan tekanan udara yang kecil. Karenanya, ketika udara di atas sayap mengalir lebih cepat, maka tekanan di atas sayap menjadi kecil. Sebaliknya, udara yang mengalir di bawah sayap lebih kecil, sehingga tekanan di bagian bawah sayap menjadi lebih besar, dan hal itu akan menimbulkan gaya angkat pada pesawat dan menjadikannya terbang.
Gaya angkat dihasilkan karena aliran udara dibelokkan ketika mengalir melewati sayap. Ketika aliran udara dibelokkan, terjadi aksi-reaksi antara aliran udara dan sayap yang membelokkan udara tersebut. Dengan kata lain, ada suatu gaya yang dilakukan objek tersebut terhadap aliran udara.
Hukum Newton III menyatakan, untuk setiap aksi akan ada reaksi yang sama besar pada arah yang berlawanan dari aksi tersebut. Sayap pesawat telah melakukan suatu aksi pada aliran udara, maka aliran udara juga akan melakukan reaksi yang sama besar pada sayap tersebut.
Tetapi, tentu saja, terbangnya pesawat ke udara tidak semata karena sayap. Agar pesawat dapat terbang dengan sempurna, ada bagian-bagian lain yang ikut menunjang, di antaranya ruang kemudi atau kokpit, ekor sayap, mesin pesawat, hingga roda pesawat yang berfungsi untuk landing atau tinggal landas, sekaligus untuk mendarat.
Hmm… ada yang mau menambahkan?